Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asal-usul Gerabah Kasongan, Kerajinan Keramik Asal Bantul

image-gnews
Pengrajin gerabah di Kasongan, Yogyakarta. TEMPO/Arie Basuki
Pengrajin gerabah di Kasongan, Yogyakarta. TEMPO/Arie Basuki
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasongan, sebuah desa kecil yang terletak di Bantul, Yogyakarta, terkenal sebagai pusat kerajinan gerabah di Indonesia. Desa ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah panjang kerajinan tanah liat, tetapi juga terus berkembang menjadi ikon kebudayaan yang menggabungkan tradisi dengan inovasi modern. 

Gerabah Kasongan memiliki ciri khas yang unik dan menjadi salah satu produk seni kerajinan tangan yang diburu oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Seperti yang dikutip dari laman kemdikbud.go.id, gerabah yang terkenal umum dalam masyarakat berubah nama menjadi kasongon seiring dengan aktivitas masyarakat Kasongan yang aktif mengembangkan kerajinan ini di wilayah Yogyakarta. 

Keaktifan masyarakat Kasongan dalam memproduksi dan menjual gerabah membuat Desa Kasongan Bantul menjadi daya tarik pariwisata Yogyakarta dengan mengusung kerajinan gerabah sebagai komoditasnya. Gerabah-gerabah yang dijual berupa perkakas alat rumah tangga hingga aksesoris genting-genting untuk rumah joglo.

Sejarah gerabah Kasongan bermula pada masa kolonial Belanda. Konon, pada masa itu, seorang petani di desa Kasongan menemukan tanah liat yang sangat baik untuk dijadikan bahan dasar pembuatan gerabah. Penemuan ini segera menarik perhatian penduduk setempat yang kemudian mulai membuat berbagai peralatan rumah tangga dari tanah liat tersebut. Kerajinan ini terus berkembang, dan pada akhirnya menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar warga desa.

Seperti yang dilansir dari buku Globalisasi Seni Kerajinan Keramik Kasongan, perkembangan industri gerabah di Kasongan tidak lepas dari pengaruh budaya Jawa yang kaya. Seni dan kerajinan tangan merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Jawa, di mana setiap benda yang dibuat memiliki makna dan filosofi tersendiri. Kerajinan gerabah Kasongan juga mencerminkan hal ini melalui motif dan bentuk yang sarat dengan simbolisme budaya Jawa.

Pembuatan gerabah Kasongan melibatkan beberapa tahapan yang memerlukan keahlian dan ketelatenan. Proses ini dimulai dari pemilihan tanah liat yang berkualitas tinggi. Tanah liat ini kemudian diolah dengan cara diaduk dan diinjak-injak hingga mencapai kekentalan yang tepat. Setelah itu, tanah liat dibentuk sesuai dengan jenis gerabah yang akan dibuat.

Tahapan berikutnya adalah pengeringan. Gerabah yang telah dibentuk dibiarkan mengering secara alami di bawah sinar matahari selama beberapa hari. Proses pengeringan ini sangat penting untuk mengurangi kadar air dalam tanah liat sehingga gerabah tidak mudah retak saat dibakar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah kering, gerabah siap untuk dibakar dalam tungku dengan suhu tinggi. Proses pembakaran ini biasanya memakan waktu beberapa jam hingga gerabah menjadi keras dan kokoh. Setelah selesai dibakar, gerabah bisa dihias dengan berbagai motif atau dicat sesuai dengan keinginan.

Salah satu daya tarik utama gerabah Kasongan adalah ragam motif dan produk yang dihasilkan. Motif yang sering digunakan biasanya terinspirasi oleh alam, seperti tumbuhan, hewan, dan pemandangan sekitar. Selain itu, motif tradisional Jawa yang memiliki makna filosofis juga banyak diaplikasikan pada gerabah Kasongan.

Produk yang dihasilkan pun sangat beragam, mulai dari peralatan rumah tangga seperti kendi, guci, dan vas bunga, hingga hiasan dekoratif seperti patung, lampu hias, dan pot bunga. Inovasi terus dilakukan oleh para pengrajin untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin beragam. Tidak jarang, produk-produk gerabah Kasongan juga mendapat sentuhan modern tanpa menghilangkan unsur tradisionalnya.

Gerabah Kasongan tidak hanya berperan sebagai produk seni, tetapi juga memiliki kontribusi besar terhadap budaya dan ekonomi lokal. Keberadaan industri gerabah ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dari desa dan sekitarnya, sehingga menjadi sumber penghidupan utama bagi warga Kasongan.

Pilihan Editor: Gerabah Cantik dan Murah dari Kasongan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

27 menit lalu

Suasana peternakan sapi di Koperasi Samesta yang berada di Kecamatan Cangkringan, lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

Untuk menuju lokasi, wisatawan nantinya bisa memanfaatkan paket dalam jip wisata lava tour Lereng Merapi Yogyakarta.


Laguna Pengklik di Pesisir Selatan Yogyakarta Tawarkan Wisata Naik Kano Berlatar Mangrove

1 hari lalu

Laguna Pengklik Pantai Samas Bantul Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Laguna Pengklik di Pesisir Selatan Yogyakarta Tawarkan Wisata Naik Kano Berlatar Mangrove

Wisata Laguna Pengklik tercatat sebagai obyek wisata air dan konservasi pantai selatan Yogyakarta.


Polisi Periksa Saksi dan CCTV, Mahasiswa Yogya Tewas Kecelakaan Diduga Hindari Orang Bawa Senjata Tajam

1 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Polisi Periksa Saksi dan CCTV, Mahasiswa Yogya Tewas Kecelakaan Diduga Hindari Orang Bawa Senjata Tajam

Polisi mengungkap dugaan pemicu kecelakaan tunggal yang menyebabkan seorang mahasiswi tewas pada Sabtu dini hari di Jalan Kusumanegara.


Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

1 hari lalu

Kampung Alien di Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Dok. Istimewa
Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

Kampung Alien di Kembang Nanggulan Kulon Progo itu terinspirasi dari cerita warga turun-temurun yang pernah melihat fenomena langit di daerah itu.


Polres Kota Yogyakarta Selidiki Mahasiswa Tewas Kecelakaan karena Diduga Hindari Klitih

1 hari lalu

Ilustrasi kecelakaan motor. all-free-download.com
Polres Kota Yogyakarta Selidiki Mahasiswa Tewas Kecelakaan karena Diduga Hindari Klitih

Polres Kota Yogyakarta tengah menyelidiki viralnya kasus kecelakaan tunggal yang menyebabkan seorang mahasiswi tewas Sabtu dini hari 20 Juli 2024.


Cucu Pendiri Muhammadiyah Kantongi Surat Tugas Golkar Maju Calon Walikota Yogyakarta

1 hari lalu

Partai Golkar resmi memberikan surat tugas kepada Afnan Hadikusumo (kanan) sebagai calon Wali Kota Yogyakarta untuk berlaga di Pilkada Kota Yogyakarta 2024. Dok.istimewa
Cucu Pendiri Muhammadiyah Kantongi Surat Tugas Golkar Maju Calon Walikota Yogyakarta

Afnan, cucu pendiri Muhammadiyah, sebelumnya bersaing ketat dengan sejumlah kandidat dalam memperebutkan rekomendasi Golkar.


5 Hal Menarik di Jogja International Kite Festival di Pantai Parangkusumo Akhir Pekan Ini

1 hari lalu

Festival Layang-layang Internasional atau Jogja International Kite Festival di Pantai Parangkusumo Yogyakarta. Dok.istimewa
5 Hal Menarik di Jogja International Kite Festival di Pantai Parangkusumo Akhir Pekan Ini

Festival Layang Layang Internasional atau Jogja International Kite Festival (JIKF) 2024 bakal digelar Sabtu-Minggu, 27-28 Juli di Pantai Parangkusumo, Bantul Yogyakarta.


Jogja Planning Gallery yang Dibangun di Teras Malioboro Bakal Melengkapi Wahana Lain di Yogyakarta

2 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambangi Wahana Diorama Arsip Jogja untuk menyempurnakan konsep wahana baru Jogja Planning Gallery yang akan dibangun di Malioboro. Dok. Istimewa
Jogja Planning Gallery yang Dibangun di Teras Malioboro Bakal Melengkapi Wahana Lain di Yogyakarta

Jogja Planning Gallery disebut sebut bakal menjadi semacam museum modern, yang merekam jejak Yogyakarta dari masa lalu, masa kini, dan masa depan.


Pelaku Wisata Bertemu Sultan Hamengku Buwono X, Soroti Daya Dukung Pariwisata Yogyakarta

3 hari lalu

Kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta Jumat petang (29/12). Dok. Dishub Yogya
Pelaku Wisata Bertemu Sultan Hamengku Buwono X, Soroti Daya Dukung Pariwisata Yogyakarta

Sebagian besar wisatawan itu terkonsentrasi di area Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.


Sejarah Situs Gunung Gamping di Sleman yang Diusulkan sebagai Geopark Nasional

3 hari lalu

Situs Gunung Gamping di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dok. Istimewa
Sejarah Situs Gunung Gamping di Sleman yang Diusulkan sebagai Geopark Nasional

Hamengku Buwono I pernah bertakhta sementara di Pesanggrahan Ambarketawang yang terletak di barat Gunung Gamping.