Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Kota bernuansa pink di Rajasthan, Jaipur, India. Unsplash.com/Dexter Fernandes
Kota bernuansa pink di Rajasthan, Jaipur, India. Unsplash.com/Dexter Fernandes
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - India memiliki dua kota yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, yaitu Ahmedabad dan Jaipur. Pemerintah setempat saat ini sedang mengembangkan upaya konservasi Walled City atau Kota Bertembok Jaipur, untuk melestarikan warisan budaya dan arsitekturnya. Sebab itu, menarik untuk melihat apa saja yang ada di balik situs warisan tersebut.  

Sebagai pusat sejarah dan budaya yang berkembang, Walled City, menghadapi tantangan terkait modernisasi dan konservasi. Pertumbuhan perkotaan yang pesat dan peningkatan lalu lintas telah memberikan tekanan pada infrastruktur kota.  Proyek konservasi tersebut akan fokus pada peningkatan infrastruktur. Selain itu, Danau Man Sagar yang berusia 400 tahun akan dibangun kembali, termasuk fasilitas perahu baru.

Dengan upaya konservasi itu, pengalaman menjelajahi Walled City di Jaipur ini akan menjadi lebih baik lagi dalam waktu dekat. Kawasan ini lebih dari sekedar distrik bersejarah. Tapi juga mewujudkan budaya, inovasi arsitektur, dan perencanaan kota selama berabad-abad.

Mengenal Jaipur

Seperti dilansir dari laman Times of India, selain disebut Kota Bertembok, Jaipur juga dikenal dengan sebutan Pink City. Kota ini salah satu kota terencana paling awal di India. Pusat kota dirancang oleh  Maharaja Sawai Jai Singh II dan kepala arsiteknya Vidyadhar Bhattacharya pada tahun 1727. 

Berbeda dengan wilayah metropolitan Jaipur yang lebih luas, Walled City adalah bagian bersejarah dan berbeda yang menonjol. Ini karena tata letaknya yang unik, bangunan berwarna merah jambu, dan warisan budaya yang kaya.  

Walled City dicirikan oleh tembok batunya yang tinggi, yang awalnya dibangun untuk melindungi kota dari invasi luar. Tembok-tembok ini membentang di area yang luas, menutupi kota dalam bentuk hampir persegi panjang.

Jaipur kota tua yang dipenuhi situs bersejarah. Kota ini menjanjikan pemandangan matahari tenggelam terbaik di dunia. Foto: GettyImages/india.com

Ada tujuh gerbang berbenteng untuk masuk ke Walled City. Setiap gerbang diberi nama berdasarkan landmark atau tujuan penting, yaitu Gerbang Surajpole, Gerbang Chandpole, Gerbang Zorawar Singh, Gerbang Ajmeri, Gerbang Baru, Gerbang Sanganeri, dan Gerbang Ghat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kota ini dibagi menjadi sembilan sektor persegi panjang yang disebut chowkris. Dua sektor ini diperuntukkan bagi bangunan kerajaan dan kuil, sedangkan sisanya diperuntukkan bagi tempat tinggal, pasar, dan ruang publik. Setiap chowkri merupakan area yang terdefinisi dengan baik, menawarkan pengalaman berbeda kepada pengunjung.  

Misalnya, Chowkri Modikhana terkenal dengan pasar perhiasannya yang ramai, sedangkan Chowkri Vishveshwarji memiliki beberapa kuil penting. Terdapat jalan-jalan lebar yang berpotongan dan jalur-jalur yang jelas sehingga memudahkan navigasi di dalam kota.

Di dalam kota itu juga  terdapat jantung budaya dan komersial Jaipur, yaitu Johari Bazaar dan Tripolia Bazaar. Kedua pasar itu terkenal dengan kerajinan tradisional Rajasthani, termasuk perhiasan, tekstil, dan kerajinan tangan.  

Ciri khas Walled City

Salah satu ciri khas Walled City adalah warna merah jambu yang seragam pada bangunannya. Sebab itu disebut Pink City. Warna merah jambu pertama kali diterapkan pada tahun 1876 ketika Maharaja Ram Singh memerintahkan kota tersebut dicat dengan warna ini untuk menyambut Pangeran Albert dari Inggris.

Seiring waktu, warna ini menjadi simbol keramahtamahan dan warisan Jaipur. Semua bangunan di Walled City, termasuk bangunan tempat tinggal, pasar, dan monumen bersejarah, menggunakan warna pink. 

Pilihan editor: Hawa Mahal Istana Angin yang Aristekturnya Ikonik di Jaipur

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswa di Kerala India Meninggal karena Virus Nipah

5 jam lalu

Anggota tim medis dari Kozhikode Medical College membawa sampel buah pinang dan jambu biji untuk melakukan tes virus Nipah di desa Maruthonkara di distrik Kozhikode, Kerala, India, 13 September 2023. REUTERS/Stringer
Mahasiswa di Kerala India Meninggal karena Virus Nipah

Belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi akibat virus Nipah dan pengobatan untuk mengatasinya.


Daya Tarik Extramadura yang Menawarkan Insentif Besar untuk Digital Nomad

12 jam lalu

Caceres, Extramadura, Spanyol. Unsplash.com/David Gil de la Canal
Daya Tarik Extramadura yang Menawarkan Insentif Besar untuk Digital Nomad

Di tengah arus besar pariwisata di Spanyol, Extramadura justru menarik digital nomad untuk pindah, apa daya tariknya?


Pendorong Pariwisata dan Budaya Nias Selatan

15 jam lalu

Bupati Nias Selatan, Hilarius Duha (kiri) menerima penghargaan Apresiasi Tokoh Indonesia 2024 dari Direktur PT Tempo Inti Media Tbk., Meiky Sofyansyah di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 10 September 2024. Penghargaan diberikan untuk kategori Pariwisata dan Pelestarian Budaya. Dok. Tempo
Pendorong Pariwisata dan Budaya Nias Selatan

Dikenal dengan wisata pantai yang memukau, Nias Selatan menjadi tujuan para peselancar dunia. Sektor pariwisata berpeluang menjadi pendongkrak ekonomi daerah.


Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

1 hari lalu

Ketua DPR Puan Maharani (kiri) bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung menemui Menteri Pertananan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto di sela acara kunjungan Paus Fransiskus di Istana Negara, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

Penambahan kementerian di Kabinet Prabowo menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah kementerian terbanyak di dunia.


5 Tempat Wisata di India yang Mirip Venesia, Swiss, hingga Kastil Unik di Eropa Timur

3 hari lalu

Jal Mahal, Jaipur, India. Unsplash.com/Jayanth Muppaneni
5 Tempat Wisata di India yang Mirip Venesia, Swiss, hingga Kastil Unik di Eropa Timur

Kalau belum ada kesempatan mengunjungi Eropa, bisa mengganti pilihan destinasi sementara ke India.


5 Rekomendasi Kuliner di Riyadh, dari Kuliner Tradisional hingga Mewah

3 hari lalu

Hidangan khas Saudi di Najd Village. (dok. Saudi Tourism Authority)
5 Rekomendasi Kuliner di Riyadh, dari Kuliner Tradisional hingga Mewah

Riyadh menawarkan wisata kuliner yang menarik untuk wisatawan global dan bersaing dengan kota-kota gastronomi di dunia


Vivo T3 Ultra Hadir Bawa Smart-Aura Light yang Eksklusif, Harga sampai Rp 6 Jutaan

4 hari lalu

Vivo T3 Ultra. Dok.VIVO
Vivo T3 Ultra Hadir Bawa Smart-Aura Light yang Eksklusif, Harga sampai Rp 6 Jutaan

Vivo meluncurkan anggota terbaru dalam seri vivo T3, yakni T3 Ultra.


Rekomendasi Situs Warisan Dunia yang Wajib Dikunjungi di Eropa

5 hari lalu

Dubrovnik, Kroasia. Flickr/dronepicr
Rekomendasi Situs Warisan Dunia yang Wajib Dikunjungi di Eropa

Kalau traveling ke Eropa, jangan lupa mengunjungi Situs Warisan Dunia UNESCO di destinasi yang dituju


Australia Diplomasi Lewat Sepak Bola

5 hari lalu

Atlet sepak bola asal Australia Gema Simon dan Joshua Kennedy, kunjungan ke Jakarta pada 9 hingga 11 September 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Diplomasi Lewat Sepak Bola

Sepak bola lebih dari sekadar permainan, tetapi menjadi jembatan yang menghubungkan komunitas, budaya, dan bangsa.


Belajar dari Korea, Indonesian-Wave Perlu Andalkan Ekonomi Kreatif

5 hari lalu

Lee Ha-yeon, seorang ahli kimchi ternama dan murid-muridnya menyiapkan kimchi di Institut Budaya Kimchi di Namyangju, Korea Selatan, 21 Agustus 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Belajar dari Korea, Indonesian-Wave Perlu Andalkan Ekonomi Kreatif

Indonesia perlu mengandalkan ekonomi kreatif sebagai modal diplomasi lunak lewat Indonesian-Wave