TEMPO.CO, Jakarta - Bekas tambang emas di Pulau Sado, Jepang, masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada 27 Juli 2024. Tambang emas di pulau yang berada di lepas pantai Prefektur Niigata itu kontroversial karena pada masa perang karena kerja paksa.
Pulau ini masuk dalam daftar Warisan Dunia setelah Jepang setuju untuk menyertakan pameran tentang kisah kelam masa perang yang dialami para pekerja Korea di tambang tersebut. Tambang tersebut dinominasikan sejak 2022 sebagai kandidat Warisan Budaya Dunia di Jepang.
Sejarah Kelam Tambang Emas Sado di Masa Perang
Tambang emas Sado membiayai sebagian besar kebutuhan militer Jepang di masa perang. Mitsubishi yang saat itu menguasai tambang itu kewalahan memenuhi target produksi karena banyak pekerja yang merupakan veteran jatuh sakit, sementara para pemuda dipanggil untuk wajib militer.
Dilansir daro The Diplomat, Mitsubishi mengumpulkan pekerja paksa dari Korea pada awal 1939 setelah Undang-Undang Mobilisasi Tenaga Kerja Umum Nasional Jepang disahkan pada 1938. Jepang pernah menjajah Korea dari 1910 hingga 1945.
Diperkirakan jumlah pekerja paksa Korea di Pulau Sado berkisar antara 1.200 hingga 1.500 orang. Menurut catatan tenaga kerja dari cabang Sado Mitsubishi, 1.519 orang Korea dibawa ke pulau tersebut antara tahun 1940 dan 1945. Namun, Hirose Teizo dari Universitas Fukuoka memperkirakan bahwa jumlahnya bisa mencapai 2.300 orang.
Karena itulah, sebelum tambang Sado didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, Korea Selatan meminta Jepang untuk menyajikan informasi tentang orang-orang Korea ini agar pengunjung dapat memahami sejarah kelam tambang tersebut.
Jadi Tempat Wisata
Situs ini telah dikembangkan sebagai tempat wisata yang memungkinkan pengunjung mempelajari tentang metode penambangan dan produksi tradisional yang digunakan untuk menambang emas dan logam mulia lainnya. Para tamu juga dapat berfoto dengan koin koban raksasa di Fasilitas Pemandu Tambang Emas dan Perak Kirarium Sado.
Jepang juga menyelenggarakan upacara peringatan untuk semua pekerjanya setiap tahun. Langkah tersebut bertujuan untuk memperbaiki hubungan bilateral antara Korea Selatan dan Jepang.
Pulau Sado di Jepang mencakup sekitar 50 tambang yang berbeda, termasuk Tambang Emas dan Perak Aikawa-Tsurushi, Situs Terbuka Doyu-no-Warito, Tambang Emas Placer Nishimikawa, dan Tambang Perak Tsurushi. Tambang Emas dan Perak Aikawa, yang terbesar di pulau ini, mencakup wilayah seluas 400 kilometer. Beberapa area, terowongan, dan gua telah dibuka untuk umum sebagai bagian dari rute wisata Situs Bersejarah Tambang Emas Sado. Tambang emas Jepang tersebut pernah menjadi penghasil emas terbesar di dunia yang beroperasi selama 400 tahun sebelum ditutup pada 1989.
TRAVEL+LEISURE | THE DIPLOMAT
Pilihan Editor:3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura