TEMPO.CO, Jakarta - Bali memiliki banyak pilihan destinasi wisata yang menarik untuk wisatawan, termasuk para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20. Salah satu destinasi yang tak hanya indah, tapi juga penuh nilai budaya adalah desa wisata Penglipuran di Kecamatan Kubu, Bangli. Ini adalah desa wisata yang sempat dinobatkan sebagai desa wisata terbersih di dunia.
Kepala Desa Desa Adat Penglipuran I Wayan Budiarta memastikan desanya siap menyambut pengunjung peserta KTT G20. Selain mempersiapkan infrastruktur, Dewan Adat desa telah membentuk pengelola wisata yang terlatih.
“Mereka staf terlatih, mulai dari petugas kebersihan jalan, petugas ticketing, hingga petugas keamanan, semuanya warga sekitar,” kata Budiarta dalam keterangannya.
Sebelumnya, desa ini telah dikunjungi oleh delegasi G20 pada September lalu saat diadakan pertemuan para menteri energi. Selain itu, desa ini selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan asing yang ingin merasakan suasana Bali yang kental.
Tentang desa adat Penglipuran
Desa Penglipuran merupakan warisan nenek moyang dari abad ke-13. Sampai saat ini, penduduk tetap melestarikan tradisi nenek moyang itu.
Tata ruang desa terdiri dari tiga bagian yang berdiri sejajar dari utara ke selatan, yang disebut sebagai Tri Mandala, yaitu Utama Mandala (bidang utama), Madya Mandala (bidang tengah) dan Nista Mandala (bidang bawah). Utama Mandala yang merupakan tempat suci terletak di puncak utara dan memiliki dua pura (kuil), yaitu Pura Penataran dan Pura Puseh yang berdiri berdampingan. Kawasan ini juga merupakan rumah bagi hutan bambu yang bersih dan rapi.
Sejumlah umat Hindu mengusung sesaji usai melaksanakan sembahyang saat Hari Raya Galungan di Desa Penglipuran, Bangli, Bali, 5 April 2017. Hari Raya Galungan yang digelar setiap 210 hari itu merupakaan perayaan kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan) dengan bersembahyang dan menghaturkan sesaji sebagai wujud rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. TEMPO/Johannes P. Christo
Madya Mandala merupakan permukiman warga yang terdiri dari 78 angkul (pintu) yang masing-masing dihuni oleh satu marga. Setiap angkul memiliki jumlah kepala keluarga yang bervariasi. Secara keseluruhan, ada 245 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 1.100 jiwa. Sedangkan Nista Mandala terletak di daerah selatan dan menjadi pemakaman bagi penduduk setempat.
Saat datang ke sini, selain merasakan suasana adat yang kental, wisatawan bisa menikmati pemandangan hijau dan udara yang sejuk. Lingkungan desa banyak ditumbuhi pepohonan rindang ditambah tidak adanya kendaraan bermotor. Wisatawan pun bisa santai berjalan kaki di sana.
Setelah lelah mengelilingi desa, tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi jajanan khas Desa Penglipuran. Salah satu yang wajib dicoba adalah klepon ketela yang terbuat dari ketela ungu. Untuk melegakan dahaga, ada loloh cemcem. Minuman yang dapat menjaga stamina tubuh ini berbahan dasar kunyit dan temulawak serta menggunakan daun cemcem atau yang biasa disebut kedondong hutan.
Desa Penglipuran ini juga mudah dijangkau. Dari kawasan Nusa Dua yang menjadi lokasi pelaksanaan KTT G20, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.
Baca juga: KTT G20, Ini Pilihan Destinasi Wisata Unggulan di Badung Bali
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.