Semua produk itu tersaji lengkap di hadapan saya: buah anggur segar ditemani wine. Terus terang, ini pertama kali saya minum wine seperti air putih, berlebih. Tapi, tak apa, karena Grape Rouge yang diproduksi di Fuefuki adalah wine tanpa alkohol. Maka jadilah saya menuangkan lagi dan lagi wine ke cangkir. Nikmat sekali.
Belum lagi musim anggur berakhir, buah-buah kesemek (Diospyros kaki) juga menanti untuk dipetik. Musim buah yang satu ini di Jepang juga jatuh pada akhir September ini hingga awal November. Di negeri ini, Fuyugaki adalah satu jenis kesemek unggulan. Buahnya besar dan rasanya manis. Saya sampai tak sabar, penasaran ingin segera memetiknya juga.
Adapun sebelum musim anggur, awal Juli hingga akhir Agustus, di Fuefuki merupakan musim memetik peach. Seperti anggur, saat musim peach juga biasa digelar pesta kebun peach. Tarif untuk bisa ikut pesta itu di kawasan Misakanoen adalah 880-1.200 yen. Pada akhir tahun, giliran pesta kebun stroberi tertanda di kalender masyarakat setempat.