Bus pun perlahan meninggalkan pelabuhan. Dari balik kaca saya mulai menikmati perjalanan menikmati Udo yang cantik, tertata rapi, dan bersih. Pulau ini sangat kecil, sekitar 6 kilometer persegi, dan hanya keheningan dan sesekali deburan ombak yang terdengar sepanjang perjalanan. Beberapa perempuan tampak sibuk di lahan pertanian mereka. Jalur sepeda tertata rapi di sepanjang tepi jalan. Di Udo banyak hal yang bisa dilakukan selain menikmati kecantikannya, seperti memancing, menikmati pemandangan bawah laut dan bahkan berwisata dengan kapal pesiar pun tersedia.
Jalan menuju Udo-bong berkelok, sempit dan menanjak. Udo bong merupakan titik tertinggi di pulau Udo. Ketinggiannya sekitar 132,5 meter dari permukaan laut. Dari tempat parkir bus kami harus berjalan kaki ke puncak. Di kiri-kanan jalan berdiri beberapa kios cinderamata khas Udo. Karena merasa sedikit kelaparan saya membeli sosis goreng dengan harga 1.500 won dan melahapnya sambil berjalan.
Memasuki gerbang Udo-bong pemandangan mercusuar di puncak sudah terlihat. Warna hijau segar terlihat di seluruh penjuru. Saya tersenyum menikmati pemandangan ini dan terus melangkahkan kaki menyusuri jalanan yang berliku, yang terkadang harus menapaki anak tangga dan sesekali berhenti di bibir tebing untuk memotret deburan ombak yang pecah ketika bertemu tebing. Sungguh saya menikmati suara deburan ombak yang entah sudah berapa lama tidak pernah saya dengar. Cuaca tidak terlalu panas dan tidak juga terlalu dingin. Angin bertiup sepoi-sepoi. Jika malas untuk berjalan kaki kita juga bisa menyewa kuda dengan harga 10 ribu won.
Hampir setengah jam kami habiskan di tempat ini. Setelah itu segera kami kembali ke bus. Tapi, sebelumnya saya menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh khas Udo berupa cokelat rasa jeruk dan cokelat perpaduan kaktus dengan membayar 10 ribu won untuk lima kotak cokelat.
Tujuan berikutnya adalah pantai Geommeolle. Pantai ini tersembunyi di lembah, persis di bawah Udo-bong. Dalam dialek Jeju, “geommeolle” berarti “pasir hitam” dan memang benar pantai yang tidak terlalu besar ini berpasir dan penuh dengan karang-karang hitam. Menurut beberapa informasi, pantai ini sangat indah jika dikunjungi di pagi hari saat matahari terbit, karena kita dapat melihat matahari dari dekat seolah-olah dapat menangkapnya. Ah, sayang, saya tiba di sana tepat saat matahari sedang panas-panasnya. Berenang dan mengunjungi gua, yang diyakini menjadi rumah ikan paus, menjadi atraksi utama di pantai ini.