Saat ini pulau Udo dihuni lebih dari 1.500 orang di sekitar 730 rumah. Sebagian penduduk hidup dari pertanian dan perikanan. Produk utama pertanian adalah ubi jalar, bawang putih, kacang tanah dan ternak serta unggas. Beragam makanan laut pun dapat ditemukan di tempat ini, seperti ikan makarael, kerang, dan abalon, sejenis kerang-kerangan.
Untuk berkeliling Udo ada beberapa cara, seperti berjalan kaki atau naik sepeda. Jika memilih cara ini pertimbangkanlah waktu dan cuacanya. Bila menyewa sepeda, begitu keluar dermaga akan terlihat penyewaan sepeda di sebelah kiri. Jika and a punya waktu seharian di sana, maka mengambil pilihan ini sangatlah menyenangkan. Bersepeda mengelilingi Udo bisa memakan waktu 2-3 jam. Biayanya 5000 won per jam.
Anda bisa pula memakai kendaraaan segala medan (ATV) dengan sewa 20 ribu won per jam atau menyewa skuter 15 ribu won per jam. Untuk menyewa skuter, peraturannya berbeda-beda di setiap penyedia. Ada pengelola yang akan menanyakan Surat Izin Mengemudi, ada juga yang tidak.
Yang paling efisien untuk kunjungan singkat adalah dengan bus turis. Kita akan dibawa berkeliling pulau Udo dengan berhenti di empat tujuan utama, yaitu Udo-bong, pantai Geommeolle, Gua Dongangyeonggul, Sebin White Sand Beach atau Seobin Baeksa Beach. Ongkosnya hanya lima ribu won untuk perjalanan seharian. Penumpang bisa turun dan naik di tempat-tempat tersebut sesukanya asal jangan sampai di tujuan akhir, karena kalau sudah tiba di tujuan akhir supir bus akan mengambil tiket kita dan kita harus beli kembali bila akan mengunjungi tempat lain. Cara lain adalah dengan menyewa kendaraan di Jeju dan membawanya berkeliling di Udo. Ini tentunya membuat kita lebih leluasa dalam menentukan sendiri tempat-tempat yang akan dikunjungi.
Karena keterbatasan waktu kami memilih naik bus. Selain mengemudikan bus, sang sopir juga merangkap sebagai pemandu. Di setiap pemberhentian dia akan bercerita sedikit mengenai tempat tersebut dalam bahasa Korea. Sayang, saya yang tidak tahu sepatah pun kalimat Korea selain “kamsahamnida” (“terima kasih”).