Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sehat dengan Ramen  

image-gnews
Ebi Ramen dari Marutama Ramen (Tempo/Yosep Arkian)
Ebi Ramen dari Marutama Ramen (Tempo/Yosep Arkian)
Iklan

TEMPO Interaktif, Ramen adalah hidangan mi khas Jepang. Kebanyakan menggunakan kuah dari kaldu ikan, plus penambahan saus kacang khas Jepang atau miso--penyedap rasa Jepang. Di Jakarta, restoran masakan Jepang yang menyajikan ramen amat banyak. Kebanyakan rasanya sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

Sejak Mei tahun lalu, ada satu restoran yang benar-benar menyajikan ramen rasa otentik di Jepang lantaran pemiliknya memang berasal dari Negeri Matahari Terbit itu. Restoran bernama Marutama Ra-Men ini dibuka pertama di Sentral Senayan 1, Jakarta Selatan, dan beberapa bulan kemudian di eX Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.

Marutama Ra-Men baru hadir di tiga negara, yakni Jepang, Singapura, dan Indonesia. “Semua rasa menu di sini dengan yang di Jepang dan Singapura sama,” kata Juliwina, Marketing and Promotion Executive PT Gading Food, perusahaan yang menggandeng Marutama Ra-Men Jepang membuka cabang di Indonesia.

Semua menu ramen di Marutama menggunakan kuah kaldu ayam. “30 kilogram tulang ayam direbus selama lima jam (hanya) untuk seratus mangkuk ramen,” kata dia. Hasilnya, kuah kaldu ayam amat kental dan mengandung banyak kolagen, bagus untuk merawat kulit.

Porsi ramen di Marutama seharga Rp 52 ribu cukup besar. Di dalamnya menggunakan ausa (sejenis rumput yang diambil dari dasar Sungai Shimanto di Jepang), negi (daun bawang Jepang), dan potongan daging ayam, atau babi bagi yang tidak berpantang. Dagingnya amat lembut. “Kuahnya bikin ketagihan,” kata Gontha Ridho, pelanggan restoran itu.

Penggemar ramen ini mengatakan rasa ramen di Marutama lebih otentik Jepang dibanding yang ada di restoran Jepang lainnya. “Ini bisa dibilang ramen sebenarnya. Kalau di tempat lain, rasanya seperti mi instan,” ujar Gontha yang memberi skor delapan dari skala sepuluh untuk Marutama.

Ada menu khusus di Marutama Indonesia yang (untuk sementara) tidak ada di Jepang dan Singapura, yakni Ebi Ra-men. Tetsuya Kudo, pemilik dan chef Marutama Ra-Men, mencobanya saat awal-awal pembukaan Marutama Indonesia. Ia membuat menu Ebi Ra-men karena, “Kualitas ebi dan udang Indonesia lebih bagus,” kata Juliwina. Respons pelanggan terhadap Ebi Ra-men ini tinggi. Ia terpikir membawanya ke Jepang dan Singapura.

Ebi Ra-men tetap menggunakan kuah kaldu ayam dengan penambahan bubuk ebi dan dua ekor udang. Rasa dan baunya lebih tajam ketimbang Marutama Ra-men. Isinya boleh memilih antara potongan daging babi dan daging ayam. Menu ini menggunakan pemanis irisan daun ketumbar dan yellow lemon, sekaligus agar bau ebi dan udang tidak terlalu tajam. “Rasanya gurih banget, tapi enggak bikin haus,” kata Widia, pelanggan restoran itu.

Selain ramen, Marutama menyajikan makanan pembuka gyoza. Makanan ini mirip siomay dalam versi Jepang. “Di dalamnya berisi daging dan sayuran seperti daun kucai, bawang putih, kol, jahe, dan sawi putih,” kata Manajer Restoran Marutama, Pandu Eko. Pelanggan bisa memilih menu seharga Rp 30 ribu ini direbus atau dibakar. Cara menyantapnya dengan penambahan saus Jepang.

Pandu mengatakan, 80 persen bahan masakan di Marutama Ra-Men menggunakan bahan dari Jepang. Antara lain siodare, yaitu saus Jepang berupa bubuk yang diolah kembali, gula, garam (arazio), dan ausa. “Ada beda rasa kalau pakai gula dan garam lokal,” kata Juliwina menimpali. Adapun bahan lain yang bisa ditemukan di Indonesia tetap dipilih yang berkualitas utama.

Juliwina mengatakan, masakan di Marutama fresh daily. Ia mencontohkan, bahkan untuk kaldu ayam yang menjadi kuah semua ramen benar-benar diperhatikan waktu perebusannya. “Lama sedikit atau mengaduknya salah, kaldu enggak bisa dipakai.” Selain itu, restoran ini bebas monosodium glutamate. Sehingga, seperti yang dikatakan Widia tadi, selain alasan kesehatan, masakan tidak membuat haus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Juliwina, penggunaan nama Marutama mengacu kepada kesukaan Tetsuya Kudo dan istrinya kepada olahraga basket. Maru berarti bulat, dan tama bermakna bola. Istri Tetsuya bahkan dulu anggota tim nasional basket Jepang.

ISTIQOMATUL HAYATI

Marutama Ra-Men
Sentral Senayan 1 Basement Floor #10BC Jakarta Selatan
eX Plaza Indonesia, Lantai 2 Unit A-20 Jalan M.H. Thamrin Kav. 28-30, Jakarta
Buka: Tiap hari pukul 10.00-22.00 WIB

HARGA MENU
Marutama Ra-Men Rp 52.000
Gyoza Rp 30.000
Ebi Ra-Men Rp 69.000

KOMENTAR CHEF

Juliwina, pengelola:
“Lama sedikit atau ngaduknya salah, kaldu enggak bisa dipakai.”

KOMENTAR PELANGGAN

Gontha Ridho, karyawan:
“Ini bisa dibilang ramen sebenarnya. Kalau di tempat lain, rasanya seperti mi instan.”


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

2 hari lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

5 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

14 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

16 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

17 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

18 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

20 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

22 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

30 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

32 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.