TEMPO.CO, Jakarta - Mooncake festival atau festival kue bulan, yang dikenal juga sebagai Mid-Autumn Festival, salah satu perayaan penting dalam budaya Tiongkok. Pada tahun ini, festival tersebut jatuh pada 17 September 2024. Festival ini tidak hanya dirayakan di Tiongkok, tetapi juga di seluruh wilayah Asia Timur seperti Korea Selatan, Jepang, dan Vietnam, di mana masing-masing negara memiliki variasi kue bulan mereka sendiri.
Festival ini merupakan momen penting bagi keluarga untuk berkumpul, berdoa untuk kemakmuran, dan menikmati indahnya bulan purnama sambil memakan kue bulan atau yang disebut “yue bing”.
Asal usul di balik Mooncake Festival
Sejarah perayaan ini sudah berlangsung lebih dari 3.000 tahun dan awalnya dikaitkan dengan perayaan pasca panen musim gugur. Pada masa Dinasti Xia dan Shang, para petani melakukan ritual memohon berkah kepada Dewa Bumi agar diberikan musim yang baik dan panen yang melimpah. Tradisi tersebut kemudian berkembang dan mencapai popularitas pada masa Dinasti Tang, di mana kue bulan mulai menjadi simbol perayaan.
Selain latar belakang agraris, festival ini juga dipenuhi oleh mitos dan legenda. Salah satu kisah paling terkenal adalah legenda tentang Chang'e, istri dari pemanah legendaris Hou Yi. Dalam kisah tersebut, Hou Yi menyelamatkan bumi dengan memanah sembilan dari sepuluh matahari yang menyengat bumi. Sebagai balasan, para dewa memberinya ramuan keabadian.
Namun, karena takut suaminya yang telah berubah menjadi tiran akan menyalahgunakan ramuan itu, Chang'e meminumnya dan terbang ke bulan. Sejak saat itu, ia dihormati sebagai Dewi Bulan, dan kue bulan menjadi simbol persembahan untuk mengenangnya.
Makna simbolis dari kue bulan
Kue bulan memiliki banyak makna simbolis yang kaya. Salah satu makna utamanya adalah kebersamaan dan keharmonisan. Bentuk bulat dari kue ini melambangkan kesempurnaan, keutuhan, dan keberuntungan. Keluarga yang berkumpul bersama di bawah cahaya bulan purnama untuk menikmati kue bulan dianggap sebagai simbol reuni dan kebersamaan keluarga.
Selain itu, dalam sejarahnya, kue bulan pernah menjadi alat komunikasi rahasia. Pada masa Dinasti Yuan, ketika bangsa Han memberontak melawan kekuasaan Mongol, pesan-pesan rahasia tentang rencana pemberontakan disisipkan ke dalam kue bulan. Tindakan ini membantu menyatukan bangsa Han dan berhasil menggulingkan Dinasti Yuan, membuka jalan bagi berdirinya Dinasti Ming.
Keunikan dan variasi kue bulan
Kue bulan yang dikenal sekarang memiliki banyak variasi yang tersebar di berbagai wilayah. Meskipun bentuk dasarnya selalu bulat menyerupai bulan, isiannya sangat beragam tergantung pada daerahnya. Kue bulan gaya Kanton, yang dikenal luas, biasanya berisi pasta kacang merah atau melon lotus yang halus. Di Yunnan, kue bulan diisi dengan ham dan madu, sedangkan kue bulan dari Shanghai memiliki kulit renyah dengan isian kurma. Sementara itu, di Suzhou, kue bulan gurih berisi daging babi cincang dan udang menjadi favorit.
Selain variasi isian, kue bulan modern kini juga telah berevolusi dengan rasa dan bentuk yang lebih kreatif. Mulai dari isian tradisional seperti tausa (pasta kacang merah) hingga variasi baru seperti es krim, kacang hijau, hingga buah-buahan segar, kue bulan terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman dan selera konsumen.
Hal menarik dalam Mooncake Festival
Selain memakan kue bulan, festival ini juga diisi dengan berbagai tradisi menarik. Salah satu tradisi yang paling umum adalah menyalakan lentera dan mengagumi bulan purnama yang bersinar terang. Di berbagai kota besar, seperti Beijing dan Hong Kong, perayaan ini juga sering dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai, tari naga api, serta pertunjukan budaya lainnya.
Mooncake festival bukan hanya sekadar perayaan makanan, tetapi juga momen untuk refleksi, berkumpul bersama keluarga, dan menghargai tradisi yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Kue bulan, dengan segala simbolisme dan mitos yang melingkupinya, terus menjadi pengingat akan pentingnya kebersamaan, harmoni, dan rasa syukur atas berkah kehidupan. Seiring berjalannya waktu, perayaan ini telah melintasi batas-batas geografis dan budaya, namun tetap menjaga esensinya sebagai simbol kebersamaan dan keutuhan.
PUTRI ANI | SMITHSONIANMAG | ANTARA
Pilihan editor: 5 Fakta Unik tentang Kue Bulan, Kue Keberuntungan