Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Tips Menghindari Bali Belly: Panduan Sehat Berwisata di Bali

image-gnews
Wisatawan mancanegara saat mengunjungi Ubud Food Festival di Taman Kuliner Ubud, Gianyar, Bali, Kamis, 30 Mei 2024 (ANTARA)
Wisatawan mancanegara saat mengunjungi Ubud Food Festival di Taman Kuliner Ubud, Gianyar, Bali, Kamis, 30 Mei 2024 (ANTARA)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bali adalah tujuan wisata terkenal dengan pantai-pantainya yang menakjubkan, pura-pura, dan pemandangan alam yang indah. Namun, Bali juga dikenal dengan gangguan kesehatan umum yang disebut "Bali Belly." Hal itu merupakan istilah sehari-hari atau slang yang digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala pencernaan yang dialami oleh wisatawan selama atau setelah mereka mengunjungi Bali.

Dikutip dari Surfindonesia.com, secara harfiah Bali Belly adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti "perut Bali." Istilah ini umum digunakan untuk merujuk pada jenis diare yang dialami oleh wisatawan di Bali. 

Gejala Bali Belly bervariasi antara individu, tetapi biasanya mencakup mual, diare, kram perut, dan muntah. Gejala-gejala ini muncul akibat konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, yang sering terjadi di Bali karena praktik sanitasi dan kebersihan yang kurang memadai. Meskipun Bali Belly tidak mengancam jiwa, kondisi ini dapat mengganggu liburan wisatawan dan memerlukan beberapa hari untuk pemulihan.

Mengapa Seseorang terkena Bali Belly?

Bali Belly biasanya disebabkan oleh virus yang terdapat pada makanan dan air yang terkontaminasi. Dilansir dari laman purimedicalbali.com, berdasarkan hasil identifikasi, virus yang paling sering menyebabkan kondisi ini adalah Rotavirus dan Norovirus. Selain virus, infeksi bakteri juga sering menjadi penyebab Bali Belly, dengan bakteri seperti E. coli, Salmonella, dan Campylobacter sering ditemukan dalam kasus ini. Virus atau bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi.

Aktivitas mencoba makanan lokal adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wisata, sehingga risiko terkena Bali Belly cukup tinggi. Hal ini diperparah oleh iklim tropis dan lembap di Indonesia yang mempercepat pertumbuhan bakteri pada makanan. Selain itu, jika penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan tidak dilakukan dengan standar kebersihan yang baik, risiko penyebaran bakteri menjadi semakin besar.

Cara Mencegah Bali Belly

Pencegahan adalah kunci untuk menghindari Bali Belly. Meskipun Anda rutin berolahraga dan menjaga kebugaran tubuh, penyakit ini tetap dapat menyerang. Wisatawan perlu berhati-hati dengan apa yang mereka konsumsi dan mengambil langkah-langkah untuk menghindari makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Dilansir dari Purimedicalbali.com, berikut adalah beberapa tips untuk menghindari Bali Belly dan memastikan liburan Anda tetap menyenangkan dan bebas dari gangguan kesehatan.

1. Perhatikan air minum

Hal pertama yang harus diperhatikan untuk menghindari Bali Belly adalah air minum. Selama berada di Bali, pastikan hanya mengonsumsi air minum dalam kemasan atau air yang telah dimasak. Air yang terkontaminasi adalah salah satu penyebab utama Bali Belly. Oleh karena itu, memilih air kemasan yang tersegel dapat mengurangi risiko ini secara signifikan. Jika memesan minuman, hindari penggunaan es batu, karena es tersebut mungkin dibuat dari air yang tidak steril. Banyak kasus Bali Belly terjadi karena wisatawan tidak menyadari bahwa es batu bisa saja terbuat dari air yang tercemar.

2. Jaga Kebersihan

Menjaga kebersihan adalah langkah berikutnya yang sangat penting untuk mencegah Bali Belly. Kebersihan tangan adalah kunci utama. Rutinlah mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Tangan yang kotor dapat menjadi media bagi bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh. Selain itu, saat mencuci buah atau sayur, hindari menggunakan air keran untuk mengurangi risiko kontaminasi. Gunakan air matang atau air minum kemasan untuk membersihkan buah dan sayur sebelum dikonsumsi.

3. Perhatikan makanan yang dikonsumsi

Saat berlibur di Bali, pilihlah makanan yang segar atau baru dimasak dan hindari makanan cepat saji. Makanan yang dimasak dengan baik mengurangi risiko adanya bakteri atau virus yang dapat menyebabkan Bali Belly. Hindari konsumsi daging yang kurang matang, karena bisa menjadi sumber bakteri penyebab Bali Belly. Bakteri seperti E. coli dan Salmonella sering ditemukan pada daging yang tidak dimasak dengan sempurna. Selain itu, waspadalah terhadap makanan laut, pastikan makanan tersebut dimasak hingga matang.

4. Gunakan alat makan yang bersih

Selain memperhatikan makanan yang dikonsumsi, pastikan alat makan yang digunakan dalam keadaan bersih dan kering. Jika alat makan terlihat basah atau tidak bersih, sebaiknya hindari menggunakannya untuk mencegah risiko infeksi. Bakteri dapat berkembang biak pada permukaan yang basah dan lembab. Oleh karena itu, memastikan alat makan kering dan bersih adalah langkah pencegahan yang penting.

5. Siapkan obat-obatan

Menyiapkan obat-obatan adalah cara efektif lainnya untuk menghindari Bali Belly. Bagi yang memiliki riwayat masalah pencernaan, konsultasikan dengan dokter sebelum berangkat dan siapkan obat-obatan atau suplemen yang diperlukan untuk mencegah infeksi. Probiotik, misalnya, dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, membawa obat-obatan anti-diare dan cairan rehidrasi oral juga dapat membantu jika Anda mengalami gejala Bali Belly selama perjalanan

Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, wisatawan dapat mengurangi risiko terkena Bali Belly dan menikmati liburan di Bali tanpa gangguan kesehatan yang tidak diinginkan. Berwisata kuliner tetap dapat dinikmati dengan meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam memilih tempat makan serta makanan yang dikonsumsi. Pencegahan adalah kunci untuk menghindari Bali Belly, dan menjaga kebersihan serta memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi akan membantu menjaga kesehatan selama liburan.

Pilihan Editor: Bali Raih Penghargaan Pulau Terbaik Ketiga 2024 dari Travel+Leisure 

 

 

 

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korea Selatan Ingin Bangun Pusat Hiburan untuk Menarik Lebih Banyak Wisatawan Asing

10 jam lalu

Kota Seoul, Korea Selatan, 19 April 2022. REUTERS/Kim Hong-Ji
Korea Selatan Ingin Bangun Pusat Hiburan untuk Menarik Lebih Banyak Wisatawan Asing

Pemerintah Korea Selatan ingin menyaingi Hollywood dengan mendirikan pusat industri hiburan


Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

14 jam lalu

Beragam permainan yang dipamerkan komunitas board game di Yogyakarta, Sabtu, 7 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

Ratusan pelaku industri kreatif berkumpul di Yogyakarta menyoroti tentang ekosistem board game dan kontribusinya bagi sektor wisata di Tanah Air.


Jarang Didatangi Wisatawan, Moldova Tawarkan Wisata Kebun Anggur hingga Warisan Budaya

1 hari lalu

Moldova. eufordigital.eu
Jarang Didatangi Wisatawan, Moldova Tawarkan Wisata Kebun Anggur hingga Warisan Budaya

Moldova mungkin negara yang asing jarang terdengar. Padahal negara ini menyimpan banyak hal menarik untuk dijelajahi.


Tren Selfie saat Traveling Ancam Situs Warisan Dunia, UNESCO Beri Peringatan

1 hari lalu

Ilustrasi pasangan kekasih melakukan selfie. couponraja.in
Tren Selfie saat Traveling Ancam Situs Warisan Dunia, UNESCO Beri Peringatan

Tren selfie menyimpan kenangan dari setiap perjalanan, namun lebih penting menjaga keselamatan diri dan tempat yang dikunjungi.


Alasan Menginap di Italia Akan Bertambah Mahal

1 hari lalu

Villa Treville, Positano, Italia. Instagram.com/@villatrevilla
Alasan Menginap di Italia Akan Bertambah Mahal

Pemerintah Italia berencana menerapkan biaya tambahan untuk wisatawan yang menginap di destinasi populer


Nikmati Suasana Istana Gyeongbokgung Malam Hari pada 9 September

1 hari lalu

Istana Gyeongbokgung di Korea Selatan. Unsplash.com/Yeojin Yun
Nikmati Suasana Istana Gyeongbokgung Malam Hari pada 9 September

Istana Gyeongbokgung akan kembali dibuka malam hari mulai 9 September hingga 27 Oktober 2024


5 Makanan dan Minuman yang Bisa Membantu Cepat Tidur

1 hari lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto
5 Makanan dan Minuman yang Bisa Membantu Cepat Tidur

Berikut adalah beberapa makanan dan minuman yang dapat membantu Anda tidur lebih nyenyak.


7 Makanan dan Minuman yang Membuat Susah Tidur

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
7 Makanan dan Minuman yang Membuat Susah Tidur

Berikut makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari sebelum tidur agar Anda bisa mendapatkan tidur yang lebih nyenyak.


Tiga Fasilitas Penting Bagi Wisatawan saat Memilih Maskapai Penerbangan

2 hari lalu

Ilustrasi koper di kabin pesawat. Shutterstock
Tiga Fasilitas Penting Bagi Wisatawan saat Memilih Maskapai Penerbangan

Menurut studi terbaru ada tiga hal yang menjadi prioritas utama bagi wisatawan saat memilih maskapai penerbangan


Jepang akan Perketat Syarat Masuk Wisatawan dari Negara Bebas Visa, Termasuk Indonesia

3 hari lalu

Ilustrasi tempat wisata di Jepang. Foto: Canva
Jepang akan Perketat Syarat Masuk Wisatawan dari Negara Bebas Visa, Termasuk Indonesia

Skema otorisasi Jepang ini meniru Sistem Elektronik untuk Otorisasi Perjalanan (Esta) di Amerika Serikat, akan diperkenalkan mulai 2030.