TEMPO.CO, Jakarta - Italia menyambut 60 juta pengunjung internasional pada tahaun 2023. Beberapa destinasi populer di Italia pun mulai kewalahan menghadapi lonjakan wisatawan. Sebagai langkah mengatasi overtourism, pemerintah setempat menerapkan beberapa peraturan mulai dari uji coba biaya masuk Venesia, pembatasan tur berkelompok, hingga rencana untuk menerapkan pajak turis menginap.
Pemerintah Italia sedang mempertimbangkan untuk menerapkan biaya sebesar 25 euro atau sekitar Rp 427 ribu per malam untuk wisatawan yang menginap di beberapa kota paling populer di Italia. Kebijakan ini sebagai upaya untuk menjadikan wisatawan lebih bertanggung jawab.
Biaya tambahan menginap
Meskipun kedengarannya cukup mahal, tapi itu adalah biaya maksimum yang sedang dibahas. Biaya tambahan tersebut akan diterapkan dengan sistem berjenjang, berdasarkan biaya akomodasi. Menurut Financial Times, biaya yang diusulkan untuk tarif kamar 750 euro (sekitar Rp 12,8 juta) biaya tambahannya 25 euro (Rp 427 ribu) per malam.
Sedangkan tarif kamar antara 100 hingga 400 euro (sekitar Rp 1,7 juta hingga Rp 6,8 juta), biaya tambahannya 10 euro atau sekitar Rp 171 ribu. Tarif kamar kurang dari 100 euro (sekitar Rp 1,7) biaya tambahannya 5 euro atau sekitar Rp 855 ribu. Sedangkan tarif kamar 400 hingga 750 euro (sekitar Rp 1,7 juta hingga Rp 12,8 juta) masih didiskusikan.
Kekhawatiran pelaku industri pariwisata
Sementara itu, para pelaku industri perjalawan khawatir biaya tambahan menginap akan menakuti wisatawan. Direktur Asosiasi hotel Italia Confindustria Alberghi, Barbara Casillo, memperingatkan pemerintah berhati-hati agar biaya tersebut tidak menakut-nakuti calon pengunjung.
Presiden Confindustria Alberghi, Maria Carmela Colaiacovo, menambahkan bahwa sektor [hotel] memberikan kontribusi penting terhadap perekonomian negara. Terutama dengan pertumbuhan wisatawan internasional, setelah tahun-tahun sulit akibat Covid. "Tetapi persaingan asing sangat kuat dan sengit dan kita memerlukan kebijakan yang hati-hati yang tidak membahayakan daya saing bisnis dan destinasi kita," ujarnya, seperti dikutip dari laman Timeout.
Menteri Pariwisata Italia, mengatakan pihaknya berencana untuk berdiskusi dengan industri terkait untuk membahas pajak turis. "Di masa pariwisata yang berlebihan, kami sedang membahas hal ini agar benar-benar membantu meningkatkan layanan dan membuat wisatawan yang membayarnya lebih bertanggung jawab," ujarnya.
Pilihan editor: Jalanan Paling Romantis di Italia Dibuka Penuh setelah Satu Dekade