Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keunikan Songket Pandai Sikek dari Sumatera Barat yang Membuatnya Berharga Mahal

image-gnews
Proses pembuatan songket Pandai Sikek mengunakan alat semi otomatis yang diberi nama panta. TEMPO/Fachri Hamzah
Proses pembuatan songket Pandai Sikek mengunakan alat semi otomatis yang diberi nama panta. TEMPO/Fachri Hamzah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kain songket asal Sumatera Barat menjadi salah satu primadona di bidang fasion Indonesia. Salah satu kain songket yang terkenal adalah songket Pandai Sikek.

Pandai Sikek merupakan daerah yang berada di lereng Gunung Singgalang, tepatnya di Kecamatan X Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Songket Pandai Sikek bisa memiliki harga sampai puluhan juta. 

Pada 12 Juni 2023, Tempo mengunjungi salah satu sentra songket yang ada di Pandai Singket. Di sana terdapat sejumlah perajin yang memainkan alat tenunnya untuk memadukan benang warna-warni hingga menjadi kain songket.

Salah satu perajin, Randi Fernando mengatakan songket Pandai Sikek memiliki harga terbilang cukup tinggi. Satu helai songket berbahan katun bisa dibandrol dengan harga Rp 2,5 sampai 3 juta. Harga tersebut tergantung kerumitan motifnya dan benang yang dipakai.

Songket Pandai Sikek juga terdiri dari beberapa jenis. Ada yang berbahan katun, semi sutra dan sutra murni.

Setiap bahan memiliki harga yang berbeda. Misalnya songket bahan semi sutra harganya kisaran Ro 5 juta dan sutra murni bisa sampai Rp 10 juta per helai.

Selain itu, menurut Randi, hal yang membuat harga tinggi karena para pengrajin songket di Pandai Sikek selalu menjaga kualitas bahannya. “Kami selalu menjaga kualitas bahannya,” ujarnya sambil memperlihatkan kumpulan benang berwarna merah.

Bahkan benang emas untuk membuat kain harus diimpor dari Singapuea. “Kami masih menggunakan benang emas yang di impor dari Singapuea sehingga kualitasnya tetap terjaga,” kata Randi.

Faktor lainya adalah karena songket di Pandai Sikek ditenun dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian. Jika ada tenunan motif yang salah, maka tenunan tersebut akan dibuka kembali dan dirangkai ulang dari awal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebab, pengrajin tidak ingin ada yang tidak sempurna. "Ya kami sangat menjaga kualitas bahan dan hasil,” kata pria berusia 30 tahun itu.

Faktor lain yang membuat kain iyu mahal adalah nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. “Motif di kain songket ini bernama saluak laka yang berbentuk rantai berpilin, itu mempunyai arti betapa pentingnya menjaga silaturahmi sesama manusia,” kata Randi.

Ada juga motif lainnya, seperti pucuak rabuang, buah palo, sirangkak, bi teh, ula gerang dan ilalang rabah. Semua motif tersebut memiliki arti filosofi yang dalam dan mencerminkan kehidupan sosial masyarakat.

"Motif-motif yang saya sebutkan itu pasti selalu ada di setiap songket yang berasal dari Pandai Sikek, tetapi yang paling wajib di setiap songket Pandai Sikek itu adalah saluak laka,” kata Randi.

Selanjutnya, Randi menyebutkan perbedaan mendasar songket Pandai Sikek dengan daerah lain. Perbedaan itu terlihat dari posisi motifnya yang sangat padat, berisi dan rapat.

Hal itu membuat songket Pandai Sikek sangat berat dibandingkan songket lainnya. "Songket dari Pandai Sikek ini sangat berat, karena benang dari emas asli ataupun tembaga. Namun, kami juga sedang mencoba beradaptasi dengan zaman,” kata Randi.

 Pilihan Editor: Menelusuri Cerita dan Motif Songket Canduang Minangkabau yang Bersejarah di Taman Budaya Sumbar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Efa Yonnedi Rektor Unand yang Baru Periode 2023-2028, Ini Profilnya

9 hari lalu

Efa Yonnedi. (ANTARA/Hms-Unand)
Efa Yonnedi Rektor Unand yang Baru Periode 2023-2028, Ini Profilnya

Efa Yonedi terpilih menjadi Rektor Unand atau Universitas Andalas periode 2023-2028. Berikut profilnya.


Dosen Termuda UIN Imam Bonjol M Fadli Jadi Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Sumbar, Ini Profilnya

12 hari lalu

Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Sumatera Barat (PD IPI Sumbar) Muhammad Fadli. Dok. UIN Imam Bonjol
Dosen Termuda UIN Imam Bonjol M Fadli Jadi Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Sumbar, Ini Profilnya

M Fadli dosen termuda UIN Imam Bonjol di Sumatera Barat dilantik menjadi Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia. Begini profilnya.


Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

20 hari lalu

Model membawakan koleksi desainer Didi Budiardjo menampilkan Tenun Tidore dalam pagelaran mode Jalinan Lungsi Pakan saat pembukaan Jakarta Fashion and Food Festival 2019, Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2019. TEMPO/Nurdiansah
Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI menyampaikan pengalaman mereka dalam membangkitkan eksistensi tenun khas Kesultanan Tidore yang sudah punah.


Melihat Museum Rumah kelahiran Bung Hatta di Kota Bukitinggi

31 hari lalu

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta tampak depan. Museum tersebut berada di Jalan Soekarno-Hatta No 32 Kota Bukittinggi. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Museum Rumah kelahiran Bung Hatta di Kota Bukitinggi

Koleksi Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta rata-rata sudah replika, hanya jam dinding dan sumur yang masih asli.


Kilas Balik Gempa Mentawai 25 Oktober 2010, Disertai Tsunami dan Ratusan Orang Meninggal

36 hari lalu

 BMKG memperkirakan pelepasan energi lindu akan mengurangi potensi gempa dahsyat di zona Mentawai megathrust. Namun para pakar berpandangan sebaliknya.
Kilas Balik Gempa Mentawai 25 Oktober 2010, Disertai Tsunami dan Ratusan Orang Meninggal

Pada 25 Oktober 2010, bencana alam melanda Kepulauan Mentawai, yang terletak di lepas pantai Sumatera Barat, yakni gempa Mentawai disertai tsunami.


Bandara Mentawai Bakal Diresmikan, Menhub Sebut Pesawat ATR dan Jet Pribadi Bisa Mampir

37 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua dari kanan) terlihat meninjau proses pembangunan Bandara Mentawai Baru, di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (20 November 2021). (Kementerian Perhubungan)
Bandara Mentawai Bakal Diresmikan, Menhub Sebut Pesawat ATR dan Jet Pribadi Bisa Mampir

Budi Karya berharap kehadiran bandara baru dapat meningkatkan jumlah pengunjung, khususnya wisatawan untuk datang ke Mentawai.


Melihat Memori Bangsa di Pameran Naskah Tuanku Imam Bonjol

44 hari lalu

Pengunjung sedang mendengar penjelasan dari pemandu Pameran Naskah Tuanku Imam Bonjol di GOR M Yamin Kota Payakumbuh, Sumatera Barat(TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Memori Bangsa di Pameran Naskah Tuanku Imam Bonjol

Puluhan naskah dan manuskrip kuno dipamerkan dalam pameran Naskah Tuanku Imam Bonjol, Menuju Memori Kolektif Dunia


Mengenal Pacu Jawi, Permainan Balap Sapi dari Tanah Datar yang Tarik Wisatawan Mancanegara

45 hari lalu

Perlombaan pacu jawi di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat. Para joki berlari bersamaan dengan sapi dan tidak sedikit yang terjatuh. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Mengenal Pacu Jawi, Permainan Balap Sapi dari Tanah Datar yang Tarik Wisatawan Mancanegara

Ada dua daerah yang sampai saat ini masih melestarikan permainan pacu jawi, yakni Kabupaten Tanah Datar dan Kota Payakumbuh.


Festival Warisan Budaya Takbenda di Sumatera Barat Hadirkan Peserta dari 5 Negara Lain

46 hari lalu

Peserta Intangible Cultural Heritage Festival  2023 West Sumatera asal India sedang meperagakan bela diri Kalaripayattu. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Festival Warisan Budaya Takbenda di Sumatera Barat Hadirkan Peserta dari 5 Negara Lain

Para peserta dari luar negeri, antara lain Belanda, Inggris, India, Malaysia, dan Singapura, menampilkan warisan budaya takbenda dari negara asalnya.


Menilik Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di Sumatera Barat

47 hari lalu

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di Kota Padang, Sumatera Barat. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Menilik Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di Sumatera Barat

Sejumlah Komunitas gelar kegiatan Gerakan Kalcer Festival Pusako yang merupakan rangkaian dari Pekan Kebudayaan Nasional 2023