Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mencicipi Getuk Gondok Hj Sri Rahayu, Kudapan Manis yang Menjadi Maskot Kota Magelang

image-gnews
Getuk Gondok Hj Sri Rahayu khas Magelang. Foto: TEMPO| Arimbihp.
Getuk Gondok Hj Sri Rahayu khas Magelang. Foto: TEMPO| Arimbihp.
Iklan

TEMPO.CO, Magelang - Suasana Pasar Rejowinangun sudah diwarnai aktivitas transaksi penjual dan pembeli. Satu dari sekian kios yang dagangannya selalu habis tersapu para tamu adalah Getuk Gondok Hj. Sri Rahayu. Seperti yang sudah dikenal banyak orang, getuk adalah panganan tradisional yang terbuat dari bahan utama ketela pohon atau singkong, selalu menjadi buah tangan sekaligus camilan andalan Khas Magelang.

Sejarah Getuk Gondok

Kudapan khas Magelang yang sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang itu tak hanya mengenyangkan, namun juga lezat dan teksturnya lembut. Getuk Gondok pertama kali dibuat sekaligus dipopulerkan seorang warga Desa Karet, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang bernama Ali Mohtar sekitar 1940 an.

"Ali Mohtar kakek, waktu itu saya belum lahir, kemudian diwariskan ke orang tua, sampai ke saya," kata sang pemilik kios getuk, Sri Rahayu, 60 tahun, kepada Tempo, Ahad, 11 Juni 2023.

Sri sang penerus usaha dari generasi ketiga, menuturkan, nama 'gondok' awalnya adalah sebutan untuk Ali Mohtar yang kala itu terkena penyakit gondok saat berjualan getuk. Ali Mohtar yang menjadi pioner pedagang getuk di Dusun Karet itu cukup lama terkena penyakit gondok dan tak kunjung sembuh, maka masyarakat menyebut getuk dagangannya "Getuk Gondok".

Awalnya, Ali Mohtar membuat getuk lantaran kala itu, di masa penjajahan Jepang, beras yang merupakan bahan makanan pokok Indonesia, menjadi barang langka yang sulit di temukan. Sehingga penduduk lokal Magelang berupaya menggantinya dengan singkong yang saat itu banyak terdapat di sekitar rumah dan mudah ditemukan di pasar.

Kemudian, Ali melakukan inovasi agar singkong bisa dikonsumsi dengan rasa lain yang enak, unik dan tidak membosankan. Ali pun mengolah ketela dengan cara dikukus kemudian dihaluskan sekedarnya kemudian dicampur dengan gula hingga terbuatlah getuk tersebut.

Para pembeli yang mengerumuni kios Getuk Gondok Hj Sri Rahayu khas Magelang. Foto: TEMPO | Arimbihp.

Seiring berjalannya waktu, Sri sebagai sang penerus usaha Getuk Gondok akhirnya memberi nama produknya Getuk Gondok Hj. Sri Rahayu. Sehari-harinya, ibu empat anak itu mengolah kurang lebih 25 kilogram singkong menjadi ratusan getuk untuk dijual ke pasar.

"Ada juga yang langsung pesan ke rumah, dikemas dalam berbagai bentuk, ada dus, plastik mika, atau tampah dan tumpeng," kata Sri Rahayu. Dari hasil berjualan getuk itu jugalah, Ali Mohtar hingga Sri Rahayu bisa ke Tanah Suci dan menyekolahkan semua anaknya hingga menjadi sarjana.

Rasa Getuk Gondok Dipertahankan Keasliannya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sembari melayani pembeli yang mulai ramai tiap pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, Sri menceritakan, dirinya tidak tergoda memodifikasi getuknya dengan rasa kekinian lantaran ingin mempertahan originalitas produknya. "Rasa utama ori (manis gula pasir), cokelat, dan pandan. Bentuknya ada yang kotak lingkaran dan bulat seperti bakso," ujarnya. 

Kristimewaan lain dari getuk yang diproduksi Sri yakni tidak menggunakan bahan pengawet kimia apapun, namun bisa bertahan hingga 7 hari. Selama pengolahan, Sri dan karyawannya selalu memilih singkong dengan kualitas terbaik, bahan-bahan alami seperti gula dan pandan, serta pengolahan yang menggunakan proses manual. "Pengolahannya mulai dari pengukusan bisa semalam, menghaluskannya juga ditumbuk tanpa alat, jadi bisa awet," ujar Sri.

Penjualan Getuk Gondok Hj. Sri Rahayu

Dalam sehari, Sri mengaku, bisa menjual lebih dari 300 kardus getuk ukuran sedang dan 200 an kemasan mika. "Bisa meningkat hingga 3 kali lipat produksi dan penjualnya saat Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru, karena banyak yang menjadikan getuk gondok ini sebagai oleh-oleh," kata dia. Apalagi, Getuk Gondok Hj. Sri Rahayu dibanderol dengan harga cukup terjangkau yakni mulai dari Rp 10.000 per bungkus mika.

Bukan hanya dari Magelang, pembeli Getuk Gondok Hj. Sri Rahayu juga datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang. Seorang pembeli asal Sulawesi, Domas (37) mengaku sudah berlangganan getuk gondok lebih dari 20 tahun.

Domas yang dulunya sempat tinggal di Magelang mengatakan, setiap pulang kampung, ia selalu menjadikan getuk sebagai buah tangan andalan. Menurut Domas, citarasa getuk gondok tidak berubah, tetap enak meski ia kini sudah berpindah ke luar kota.

 Pilihan Editor: 4 Macam Getuk Legendaris dari Jawa Tengah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Resep Olahan Singkong untuk Camilan

13 hari lalu

Ilustrasi - Singkong. dok. SHUTTERSTOCK KOMUNIKA ONLINE
3 Resep Olahan Singkong untuk Camilan

Singkong salah satu umbi-umbian yang bisa diolah menjadi berbagai macam hidangan


Profil I Gusti Ngurah Rai, Pemimpin Pasukan Ciung Wanara dalam Perang Puputan Margarana

16 hari lalu

I Gusti Ngurah Rai. wikipedia.org
Profil I Gusti Ngurah Rai, Pemimpin Pasukan Ciung Wanara dalam Perang Puputan Margarana

I Gusti Ngurah Rai berteriak pimpin perang Puputan Margarana 77 tahun lalu. Ia dan 96 anggota pasukannya gugur dalam perang habis-habisan itu.


11 Rekomendasi Wisata di Magelang, dari yang Populer dan Terbaru

29 hari lalu

Naik ke Candi Borobudur masih dibatasi 1.259 orang per hari (TEMPO/Arimbihp)
11 Rekomendasi Wisata di Magelang, dari yang Populer dan Terbaru

Magelang menawarkan pengalaman wisata, mulai dari situs bersejarah hingga destinasi alam yang menakjubkan.


Bareskrim Amankan 10 Kilogram Bahan Narkoba dalam Bungkus Keripik Pisang dan Happy Water

33 hari lalu

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada saat rilis pengungkapan narkoba menggunakan modus keripik pisang. Dok Div Humas Mabes Polri.
Bareskrim Amankan 10 Kilogram Bahan Narkoba dalam Bungkus Keripik Pisang dan Happy Water

Bareskrim Polri Amankan 10 Kilogram Bahan Narkoba dalam Bungkus Keripik Pisang dan Happy Water


Polisi Belum Tetapkan Tersangka Bentrokan di Magelang

51 hari lalu

Salah satu bangkai sepeda motor yang menjadi korban perusakan dalam bentrok dua kelompok di Muntilan, Kabupaten Magelang. ANTARA/HO-Polresta Magelang.
Polisi Belum Tetapkan Tersangka Bentrokan di Magelang

Polda Jawa Tengah masih belum menetapkan tersangka dalam kasus bentrokan antara dua kelompok massa di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.


11 Motor Rusak Akibat Bentrok Simpatisan Partai di Magelang

51 hari lalu

Salah satu bangkai sepeda motor yang menjadi korban perusakan dalam bentrok dua kelompok di Muntilan, Kabupaten Magelang. ANTARA/HO-Polresta Magelang.
11 Motor Rusak Akibat Bentrok Simpatisan Partai di Magelang

Sebanyak sebelas sepeda motor rusak akibat bentrok dua kelompok massa Laskar PDIP dan GPK di Muntilan Kabupaten Magelang pada Ahad, 15 Oktober 2023


Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

51 hari lalu

Salah satu bangkai sepeda motor yang menjadi korban perusakan dalam bentrok dua kelompok di Muntilan, Kabupaten Magelang. ANTARA/HO-Polresta Magelang.
Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengaku prihatin atas insiden bentrok atau gesekan dua kelompok massa di Muntilan.


Menikmati Keindahan Alam Negeri Sayur Sukomakmur di Magelang

22 September 2023

Negeri Sayur Sukomakmur, Magelang, Jawa Tengah (Instagram/@exsplore_sukomakmur)
Menikmati Keindahan Alam Negeri Sayur Sukomakmur di Magelang

Desa Sukomakmur di lereng Gunung Sumbing Magelang dijuluki Negeri Sayur karena menyuguhkan pemandangan ladang sayuran yang indah.


Telomoyo Nature Park di Gunung Telomoyo, Keindahan Alam Unik di Jantung Jawa Tengah

9 September 2023

Wisatawan menikmati matahari terbit di Gunung Telomoyo, Desa Sepakung, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Ahad, 10 November 2019. Sejumlah gunung yang dapat dilihat di antaranya Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Ungaran. ANTARA/Aji Styawan
Telomoyo Nature Park di Gunung Telomoyo, Keindahan Alam Unik di Jantung Jawa Tengah

Salah satu hal yang membuat Telomoyo Nature Park di Gunung Telomoyo Kabupaten Semarang, begitu unik adalah keindahan alamnya yang spektakuler.


Cerita Pemilik Jamur Borobudur: Dibangun 2013, Kini Omzetnya Rp 140 Juta per Bulan

3 September 2023

Pemilik Jamur Borobudur Puput Setyoko, 30 tahun, di tempat budidaya jamur miliknya yang berada di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu, 30 Agustus 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Cerita Pemilik Jamur Borobudur: Dibangun 2013, Kini Omzetnya Rp 140 Juta per Bulan

Setiap hari, karyawannya itu mengolah jamur menjadi keripik saja sebanyak 40 kilogram sehari.