TEMPO.CO, Jakarta - Pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Kini dunia pariwisata mulai menggeliat setelah hampir dua tahun wabah virus corona terjadi. Adaptasi menjadi langkah utama untuk bangkit.
Senior Manager Corporporate Pegipegi, Busyra Oryza menyampaikan sedikit kilas balik sejak pandemi hingga sekarang. Pada awal 2020 ketika Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia, pariwisata mengalami ketidakstabilan yang cukup hebat.
"Penurunan jumlah wisatawan selama pandemi sangat signifikan. Banyak wisatawan yang membatalkan rencana berlibur," kata Busyra Oryza dalam tayangan Ngopi Sore bertajuk Tren Wisata 2022: Traveling di Masa New Normal melalui kanal Youtube Tempodotco pada Jumat, 14 Januari 2022. "Dari segi permintaan juga turun. Ada transaksi di atas 100 per hari saja sudah bagus."
Sejatinya dunia pariwisata pernah mengalami fluktuasi sebelum pandemi Covid-19. Misalkan saat peristiwa bom Bali I dan II pada 2002 dan 2005, serangan 11 September 2001 atau 9/11, saat terjadi bencana alam, dan sebagainya. Semua berjadian itu mengakibatkan orang takut bepergian dalam periode tertentu. Namun seiring waktu, industri pariwisata perlahan pulih kembali.
Busyra Oryza menambahkan, biasanya pembatalan perjalanan hanya 5 persen. Tetapi pada awal pandemi, hampir 90 persen orang yang sudah memesan tiket maupun akomodasi, membatalkan pesanannya. "Sekarang kita sudah berhasil melewati masa-masa terbsebut," kata Busyra Oryza. Menurut dia, pemulihan industri pariwisata pada 2021 meningkat signifikan.
Beberapa momentum tertentu mampu membuat wisata menggeliat kembali, seperti libur Natal dan tahun baru atau selama periode libur panjang. Ada dua kunci keberlangsungan pariwisata di masa new normal ini. Pertama kasus Covid-19 yang rendah dan kedua pelonggaran peraturan. "Selama kasusnya rendah dan peraturan dilonggarkan, maka angka pariwisata akan menaik, baik dari segi perjalanan maupun hotel," ujarnya.
"Khusus pada 2022, kami melihat industri pariwisata sudah mulai meningkat kembali," kata Busyra Oryza. "Selama Natal dan tahun baru 2022, okupansi hotel sudah di atas 50 persen. Ini sinyal yang bagus."
Terlebih sepanjang 2022, Busyra melanjutkan, ada banyak acara yang akan berlangsung di Indonesia. Contoh MotoGP Mandalika pada 18-20 Maret 2022 dan KTT G20 di Bali pada 30-31 Oktober 2022. Dua momentum internasional ini, dia mengatakan, dapat membangkitkan kembali perekonomian Indonesia, khususnya pariwisata.
Senyampang persiapan event dunia tadi, pemerintah terus menggenjot vaksinasi Covid-19 dan berupaya mengendalikan kasus Covid-19 dengan berbagai cara. "Kami optimistis tahun 2022 bisa membangkitkan ekonomi Indonesia lewat pariwisata," kata Busyra Oryza.
ANDINI SABRINA
Baca juga:
5 Tren Wisata 2022 Indonesia yang Jadi Andalan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.