TEMPO.CO, Bali - Desatinasi wisata Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, disemprot dengan menggunakan cairan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
Kepala Kepolisian Resor Bangli, Ajun Komisaris Besar I Gusti Agung Dhana Aryawan mengatakan penyemprotan disinfektan dilakukan di sepanjang ruas jalan Desa Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli. "Langkah ini untuk memutus penyebaran COVID-19 yang penyebarannya sangat cepat," kata Dhana Aryawan dalam keterangan tertulis, Jumat 3 April 2020.
Dia mengimbau masyarakat turut mendukung antisipasi persebaran virus corona dengan mengingatkan keluarga dan teman agar tetap berada di dalam rumah. "Semoga usaha kecil ini mampu membebaskan kita dari COVID-19, sehingga pariwisata Bali cepat normal kembali," ujar Dhana Aryawan.
Penyemprotan cairan disinfektan di Desa Penglipuran yang berlangsung pada Jumat, 3 April 2020, disaksikan oleh Nengah Moneng selaku pengelola objek wisata Penglipuran. "Kami ucapkan terima kasih atas penyemprotan disinfektan ini dan mempertegas imbauan kepada masyarakat terkait penanggulangan wabah corona," tutur Moneng.
Objek wisata Desa Penglipuran di Bangli, Bali, disemprot cairan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona, Jumat 3 April 2020. Foto: Antaranews
Objek wisata Desa Penglipuran dikenal sebagai salah satu desa terbersih dunia. Di sana, terdapat bangunan khas Bali yang berjajar sepanjang lebih dari 500 meter. Nama penglipuran memiliki dua pengertian. Pertama, penglipuran berasal dari kata penglipur yang berarti penghibur. Definisi lainnya menyebutkan penglipuran berasal dari kata pengling dan pura yang berarti ingat pada tanah leluhur.
Desa Penglipuran merupakan memiliki hak otonom dalam hal adat istiadat meski terdapat kepala adat dan kepala dusun di sana. Dengan menerapkan adat bagi warganya serta tata ruang desa yang teratur, desa ini ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah daerah pada 1995.