Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uniknya, Kuliner Sulsel dalam Kelana Kirana

image-gnews
Kapurung merupakan hidangan bubur sagu yang dipadukan dengan sayur dan ikan. Foto: @dapoer_sammulia
Kapurung merupakan hidangan bubur sagu yang dipadukan dengan sayur dan ikan. Foto: @dapoer_sammulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kelana Kirana merupakan proyek eksplorasi destinasi wisata, yang tampil dalam akun Youtube milik Awkarin. Dalam proyek itu Karin Novilda alias Awkarin bersama Sabian Tama putera dari Menteri Pariwisata dan EKonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama, menjelajahi Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak 17 Februari dan berakhir pada 22 Februari 2020.

Selain mendatangi destinasi yang populer di Sulsel, mereka juga mempromosikan kuliner Sulsel. Berikut kulineryang sebagian dieksplorasi oleh Kelana Karin, dinukil dari Antara.

Pallubasa

Tak ada yang mencatat secara persis, kapan pallubasa pertama kali dihidangkan dan populer di kalangan warga Sulsel. Menukil dari 10 Ikon Makassar yang dirilis Dinas Pariwisata Makassar, hidangan pallubasa mulanya merupakan hidangan kelas bawah.

Tapi soal rasa, memang luar biasa. Paduan kaldu dan kelapa parut sangrai itu, bisa diterima berbagai kalangan. Lantas mengapa kuliner ini mula-mula mengendap di kalangan buruh kasar? Konon para pemilik rumah pemotongan hewan, memberikan daging kelas dua kepada penjagal sebagai upah.

Bagian yang diberikan antara lain, bakal susu, payudara sapi, testis, dan tetelan. Para penjagal itu lalu mengolahnya menjadi hidangan, dengan cara merebus daging-daging itu dalam waktu lama. Sepintas pallubasa menyerupai coto. Daging yang sudah direbus itu dipotong-potong lalu disiram kuah kental dan gurih. Serbuk kelapa yang disangrai membuat kuahnya lebih kental dan aromanya lebih kuat dibanding coto.

Pallubasa mulanya hidangan kalangan buruh kasar, kini digemari segala lapisan. Foto: @stevenhans95

Tambahan lain, ada telur setengah matang di dalamnya. Dulu kala, pallubasa dikudap dengan  yang membuat Pallubasa lebih spesial adalah dengan ditambahkan-nya telur ayam yang dimasak setengah matang.

Awalnya Pallubasa disantap berpasangan dengan burasa yang berukuran cukup besar, tapi kini pallubasa populer dikudap dengan nasi. Sementara coto dinikmati bersama ketupat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kapurung

Sajian unik ini memadukan adonan/bubur sagu yang dibulat-bulatkan, sayuran, serta racikan bumbu dari daging ikan yang dihaluskan. Jangan lupa kucuri perasan jeruk nipis sesaat sebelum dinikmati.

Hidangan ini merupakan perpaduan bubur sagu dengan fillet ikan yang didominasi rasa asam, kunyit, dan rasa gurih. Selain ikan dan sagu, hidangan ini kian bergizi dengan campuran jagung, udang, dan bayam. Bila tak ada perasan jeruk nipis, warga biasanya menggantinya dengan potongan tipis-tipis mangga muda.

Pa’piong Ikan

Pa’piong merupakan hidangan yang dimasak dengan dengan menggunakan bambu. Mulanya, pa’piong hanya bisa ditemukan saat upacara adat, namun kini banyak resto dan rumah makan di Tana Toraja dan Tana Toraja Utara yang menyajikannya.

Pa’piong biasanya dibuat dari daging ayam atau babi, namun pa’piong ikan mas juga tak kalah lezatnya. Untuk memasak pa’piong ikan mas, pertama-tama ikan mas di iris menjadi beberapa bagian/potong. Lalu dicampur dengan sayuran dan bumbu – daun bulunangko atau mayana. Selain itu terkadang menggunakan pohon pisang yang masih muda.

Papiong, hidangan yang dimasak dalam bambu ini, kian mudah ditemui di Tana Toraja. Foto: @kitaina.id

Bumbu pa’piong terdiri dari cabai, bawang merah, bawang putih, garam, potongan jahe, dan batang serai. Selanjutnya, ikan mas yang sudah di potong-potong dicampur dengan sayuran dan bumbu tersebut, dimasukkan ke dalam bambu dan dipanggang di atas api. Proses ini memakan waktu sekitar 1-2 jam, lalu bambu dibelah dan pa’piong siap dihidangkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

1 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

2 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.


Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

6 hari lalu

Hidangan Ramadan Aryaduta Menteng
Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Aryaduta Menteng menghadirkan serangkaian pengalaman kuliner Ramadan yang menggugah selera di tiga restorannya yang berbeda


Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

9 hari lalu

Warung Blayag Mek Sambru (karangasemkab.go.id)
Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

Warung blayag kaki lima ini telah ada selama 57 tahun dan berhasil mendapat dua sertifikat nasional berkat konsistensinya.


Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

9 hari lalu

Ilustrasi adonan kue. Foto: Freepik.com/Azerbaijan_Stockers
Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

9 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

11 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.


Eks Direksi Perseroda Sulsel Tempuh Jalur Hukum, Buntut Diberhentikan Pj Gubernur Bahtiar

11 hari lalu

Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. ANTARA
Eks Direksi Perseroda Sulsel Tempuh Jalur Hukum, Buntut Diberhentikan Pj Gubernur Bahtiar

Pj Gubernur Sulsel Bahtiar memberhentikan tiga direksi PT SCI pada Februari lalu, yaitu Rendra Darwis, Ernida Mahmud dan Dedy Irfan Bachri.


Kontroversi Bak Kut Teh Masuk Daftar Makanan Warisan Nasional Malaysia

13 hari lalu

Bak Kut Teh (Tangkapan layar Youtube/The Meatmen Channel)
Kontroversi Bak Kut Teh Masuk Daftar Makanan Warisan Nasional Malaysia

Pengakuan bak kut teh sebagai warisan nasional dianggap sebagai keberagaman budaya dan kuliner di Malaysia. Namun, sebagian warga merasa tidak nyaman.


10 Restoran Unik di Singapura yang Harus Dicoba, Ada Makanan Terinspirasi Harry Potter

15 hari lalu

Restoran The Wizard's Brew Singapura (Instagram/@thewizardsbrewsg)
10 Restoran Unik di Singapura yang Harus Dicoba, Ada Makanan Terinspirasi Harry Potter

Singapura adalah surganya bagi para pecinta makanan dengan beragam hidangan lokal dan internasional yang menarik.