Di Kepulauan Karibia, kari sangat lazim di bekas koloni Inggris seperti Jamaika, Saint Kitts dan Nevis, Guyana dan Trinidad-Tobago.
Kedatangan kari di wilayah ini dapat ditelusuri kembali ke pertengahan 1800-an, setelah Kerajaan Inggris menghapuskan perbudakan pada tahun 1833 dan membebaskan lebih dari 800.000 budak Afrika di seluruh dunia.
Karena budak yang sudah dibebaskan tidak lagi mau bekerja di perkebunan tebu, Inggris meminta buruh kontrak dari anak benua India - India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan, Maladewa, Nepal dan Sri Lanka - untuk menebus kekurangan tenaga kerja. Menurut buku Sen, 1,5 juta orang India bermigrasi ke bagian lain Kerajaan Inggris antara tahun 1834 dan 1917, termasuk 114.000 ke Trinidad dan Tobago, dan 36.000 ke Jamaika.
Migrasi massal menghasilkan masuknya teknik memasak baru, bahan-bahan dan hidangan, termasuk kari. Di Trinidad dan Tobago, kari telah "menjadi simbol identitas nasional" selama dua abad terakhir. Hidangan kari biasanya berbahan kepiting, udang, bebek, buncis, kentang dan lobster serta saus jinten dan roti di sampingnya.
"Di Trinidad, mereka menggunakan rempah-rempah yang berbeda berdasarkan apa yang mereka miliki," kata Sen. "Jadi, Anda melihat banyak jintan, ketumbar, fenugreek [ramuan yang mirip dengan semanggi] dan kunyit dalam campuran rempah-rempah khas Trinidad."
Demikian juga, di Jamaika, campuran pengaruh Inggris dan India memunculkan beragam kari lokal - hidangan kari paling populer di pulau itu. Dipersiapkan pada acara-acara khusus, berbahan santan, bawang putih, bawang merah, allspice, thyme, Scotch bonnet chilli peppers, tomat, dan banyak kunyit. Hasilnya berupa kari dengan rona kuning cerah.
Thailand
Selama abad ke-4, pedagang India dan misionaris Buddha diperkirakan telah menyebarkan rempah-rempah seperti asam dan bawang putih, bawang merah, jahe dan serai ke seluruh Asia Tenggara.
Belakangan, pada abad ke-16, Portugis memperkenalkan cabai - yang sekarang menjadi bahan pokok makanan Thailand. Seiring waktu, orang Thailand memasukkan bahan-bahan ini ke dalam masakan mereka sendiri, yang memunculkan kari pedas yang terkenal di negara ini.
Kari Thailand. Foto:@
Kari Thailand menggunakan santan. Bedanya, di Thailand utara wujud kari lebih kering, sementara di Thailand tengah dan selatan, lebih basah. Kari Thailand (atau "gaeng" dalam bahasa Thailand) berwarna merah, kuning dan hijau - dan berusaha untuk mencapai keseimbangan antara manis, asam, asin dan pedas. Membedakannya, kari Thailand biasanya mengandung pasta udang fermentasi, serta serai dan gula aren.