Karena posisinya di sepanjang Selat Malaka, rute perdagangan maritim yang penting antara timur dan barat, tradisi kuliner Malaysia dipengaruhi silang budaya selama berabad-abad. Pada akhir 1700-an, Inggris hadir di beberapa bagian Malaysia dan Singapura saat ini.
Seperti halnya banyak pelabuhan dagang dan koloni lainnya, Inggris merekrut buruh dari India untuk bekerja di perkebunan karet dan kelapa sawit. Mereka membawa hidangan kari, berupa kari kepala ikan tangy, varuval ayam yang dipengaruhi Tamil, kari dalcha lentil yang menghangatkan.
Lalu lahirlah kari ayam Malaysia, yang dibuat dengan teknik Cina dan bahan-bahan Malaysia, termasuk pasta udang, santan, adas bintang, kayu manis, saus ikan, jeruk purut, kunyit, jahe dan lain-lainnya.
Indonesia
Seperti Malaysia, Indonesia melihat pengaruh penting dari tradisi makanan India, Cina, dan Timur Tengah berkat perdagangan dan kolonisasi internasional selama berabad-abad. Keanekaragaman kari yang melimpah di 17.000 pulau, kari Indonesia hadir dengan bahan-bahan lokal.
Kari di Indonesia sangat beragam sesuai daerah yang dikunjungi pelancong kuliner, seperti gulai kambing (kari domba berbahan dasar santan pedas), kari ayam, dan rendang yang terkenal di dunia. Untuk mencoba beberapa kari sekaligus, cobalah nasi Padang. Kuliner ini kaya dengan sambal dan kari pedas - seperti gulai otak, gulai kepala ikan dengan saus kelapa yang lembut, dan gulai cubadak (kari nangka mentah).
Korea Selatan
Di Korea Selatan, kari muncul setelah Perang Dunia II. Sebelum dan selama perang, Jepang mengendalikan Korea dan sekitar 2,4 juta orang Korea tinggal di Jepang.
"Banyak yang bermigrasi selama 1920-an; beberapa diambil sebagai romusha sebelum dan selama Perang Dunia II," jelas Sen. "Setelah Jepang menyerah, sebagian besar dipulangkan ke Korea - hanya sekitar 600.000 yang tersisa."
Ketika berada di Jepang, orang Korea menjadi akrab dengan banyak makanan lokal, termasuk kari, dan kemudian mencoba membuat ulang resep tersebut setiba di tanah air mereka. Kari menjamur setelah sebuah perusahaan bernama Ottogi memproduksi bubuk kari siap pakai dan kari instan pada 1960-an.
Gulai tempoyak ikan patin dan pindang ikan patin hidangan khas Jambi. TEMPO/Shinta Maharani.
Sejak itu, Sen mengatakan nasi kari (semangkuk daging sapi, wortel, kentang dan bawang di atas nasi) dan kari tteokbokki - saus semur dengan tteok (kue beras), kue ikan, sayuran dan telur - telah menjadi dua masakan rumahan paling populer.