TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan Cheng Beng alias ziarah ke makam kerabat yang dilaksanakan oleh warga keturunan Tionghoa dihelat meriah di sejumlah tempat di Indonesia. Di Pulau Bangka, perayaan itu bahkan disambut dengan Festival Bangka Cultural Wave.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Bangka Zuardi mengatakan festival diadakan selama 24 Maret hingga 5 April. Puncaknya adalah saat perayaan Cheng Beng. Saat puncak acara, ditampilkan berbagai pentas seni dan bazaar kuliner khas Bangka dan Belitung.
Pengunjung bisa menemui beragam makanan lokal, mulai camilan hingga makanan berat. Zuardi menyebut, setidaknya ada tiga penganan yang ia rekomendasikan untuk dijajal oleh para pelancong. Di antaranya berikut ini.
1. Lempah kuning
Lempah kuning atau lempah laut tak lain merupakan sup ikan. Dinamai lempah kuning karena kuahnya berwarna kuning medok. Kuah lempah kuning berasal dari bumbu kunyit dan kaldu ikan laut. Kuahnya pun dicampur nanas sehingga terasa asam segar.
Sedangkan ikan yang dimasak biasanya merupakan ikan berdaging, semisal bawal dan tenggiri. Masakan seperti ini lekat dengan olahan khas pesisir Nusantara. Lempah kuning akan nikmat disantap dengan nasi hangat. Apalagi ditambah dengan sambal mentah cabai rawit yang pedasnya menggoda.
2. Lempah darat
Ada lempah laut, ada pula lempah darat. Bumbu-bumbu masak lempah darat berasal dari daratan. Tentu tak seperti lempah laut yang sarat akan ikan-ikanan. Menurut Zuardi, lempah darat dimasak dengan bumbu yang ngirit. “Hanya ada tiga bumbu, terasi, garam, dan cabai,” katanya.
Sedangkan ampasnya berisi sayur-mayur seperti batang talas, daun kencur muda, terong pipit muda, dan terong ungu muda. Tak terbayang nikmatnya rasa semangkuk lempah darat bila disandingkan dengan ikan goreng dan sambal terasi.
3. Mi Koba
Wiastawan lebih familiar dengan sebutan mi Bangka. Tak seperti mi biasanya, kuah mi bangka berasal dari daging ikan laut yang dihancurkan. Terbayang amisnya? Tentu tidak pada kenyataannya. Kuah mi dimasak dengan bumbu-bumbu masak beraroma sehingga menyamarakan bau amis.
Mi koba akan menyempurnakan tradisi perayaan Cheng Beng. Apalagi buat masyarakat Tionghoa, mi lekat dengan simbol panjang umur.