Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warung Mbah Cemplung di Bantul Digandrungi Turis dan Artis

image-gnews
Ilustrasi ayam goreng. AP/Matthew Mead
Ilustrasi ayam goreng. AP/Matthew Mead
Iklan

TEMPO.CO, Bantul - Ayam kampung goreng kreasi Mbah Cemplung, yang berasal dari Bantul, terasa abadi. Kelezatan resep dari nenek sebatang kara itu awet hingga saat ini. Bumbu-bumbu rahasia yang lahir dari tangannya sejak 1973 diwariskan kepada Sadiyo, 67 tahun, pemilik warung Mbah Cemplung.

Mbah Cemplung yang meninggal pada usia 96 tahun bernama asli Rejo Sida. Dinamai Cemplung karena dia berasal dari nama tempat di daerah Pabrik Gula Madukismo.

Aroma sedap ayam goreng berwarna kuning keemasan menusuk hidung Rabu sore, 14 Desember 2016. Orang bisa pesan ayam ingkung utuh maupun potongan. Ayam dihidangkan bersama daun kemangi, mentimun, dan petai yang digoreng bersama kulitnya.

Sambalnya ada dua jenis, yaitu sambal bawang yang sangat pedas dan sambal tomat yang tidak begitu pedas. Minumnya bisa pilih wedang uwuh, minuman hangat dari aneka rempah-rempah yang bentuknya seperti sampah. Ada pula wedang tape ketan berwarna hijau.

Ayam goreng kampung itu terasa lebih gurih alami ketimbang ayam broiler atau ayam negeri. Sadiyo membeli ayam yang dilepas secara liar atau bukan ayam yang dikandangkan langsung dari penduduk yang tinggal di sekitar warung itu.

Peternak di antaranya berasal dari Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Pajangan."Setiap pagi mereka bawa ayam hidup ke warung. Berapa pun jumlahnya kami terima," kata Sadiyo kepada Tempo.

Setiap hari, Sadiyo mengolah 40-50 ekor ayam. Saat musim libur tiba, ia memasak hingga 80 ekor ayam per hari. Harga ayam goreng utuh atau ingkung Rp 100 ribu-Rp 180 ribu. Ayam goreng yang dipotong harganya Rp 15 ribu – Rp 45 ribu.

Saat dihidangkan, ayam goreng terlihat keras. Ternyata ayam goreng itu sangat empuk. Sadiyo menjelaskan rahasianya. Ayam kampung itu dimasak dengan cara direbus selama empat jam dengan bumbu rahasia Warung Mbah Cemplung. Ayam lalu ditiriskan semalam penuh sebelum direbus kembali keesokan harinya.

Perebusan hingga dua kali itu untuk mengurangi lemak-lemak pada daging ayam. Perebusan ayam menggunakan api tungku berbahan bakar kayu jati, mahoni, dan akasia. Tujuannya menjaga cita rasa ayam agar tidak terkena bau minyak atau gas dari kompor.

Warung Mbah Cemplung lahir dari simpati Sadiyo terhadap Mbah Cemplung, perempuan yang hidup sendirian atau tidak punya keluarga.

Suatu hari, Sadiyo melihat Mbah Cemplung berjalan kaki menjajakan bubur, intip goreng, dan wedang uwuh. Dagangannya sepi, lalu Mbah Cemplung memasak ayam kampung goreng. Sadiyo tertarik melihat cara masak Mbah Cemplung yang tidak biasa, yaitu merebus ayam selama dua kali. Rasanya lebih gurih.

Sadiyo lantas memberinya modal berjualan kepada Mbah Cemplung pada 1973. Lambat laun warung itu semakin ramai dikunjungi. Resep masakan itu kemudian disempurnakan Kanti Widayati, 28 tahun, anak Sadiyo. Kanti punya pengalaman belajar tata boga di Sekolah Menengah Kejuruan di Yogyakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mbah Cemplung punya tempat spesial di hati Sadiyo dan keluarganya. Di warung itu dipajang foto Mbah Cemplung berukuran besar yang sedang menggendong ayam. Mbah Cemplung tampak mengenakan jarit. "Dari menolong itu menjadi berkah bagi keluarga kami hingga seperti sekarang," ujar Sadiyo.

Warung Mbah Cemplung berada di Dusun Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan, Kabupaten Bantul. Berjarak 15 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Dari ringroad atau jalan lingkar selatan (Jalan Bantul) menuju ke barat sampai ketemu rambu lalu lintas ke arah Pabrik Gula Madukismo.

Sebelum pabrik gula ada perempatan ke arah barat hingga bertemu jembatan. Berjarak 100 meter dari jembatan berjalanlah ke selatan sekitar 1 kilometer. Di sana terdapat papan besar bertuliskan ayam goreng Jawa Mbah Cemplung.

Suasana perkampungan menjadikan orang betah dan ketagihan ke warung Mbah Cemplung. Untuk menuju ke sana, orang melewati rimbunnya pepohonan kampung. Pengunjung bisa memilih makan di dalam warung, yang sebagian berlantai tanah. Meja dan kursi panjang berjajar terbuat dari kayu yang tidak dipernis atau dibiarkan alami. Bisa juga lesehan dan duduk di luar warung berpayung pohon kelapa.

Warung Mbah Cemplung semula hanya satu tempat. Usaha Sadiyo yang diteruskan tiga anaknya kini berkembang. Sadiyo memulai usahanya pertama kali dengan membuka warung kecil. "Dulu hanya ada dua meja panjang dan dua kursi panjang," tutur Sadiyo mengenang.

Kini, di depan warung kecil itu terdapat bangunan baru untuk menampung pengunjung yang membeludak. Setidaknya ada enam meja dan kursi panjang di sana. Bangunan itu berdiri dua tahun lalu. Tak jauh dari situ, masih di Kecamatan Kasihan, Sagiyo membuka cabang Warung Mbah Cemplung, yang dikelola anaknya bernama Wahyuningsih.

Warung Mbah Cemplung tidak pernah sepi dari pengunjung. Puluhan orang, ada yang rombongan dan orang per orang, mampir ke sana. Mereka datang silih berganti.

Warung buka mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Pengunjungnya datang dari banyak tempat, bahkan dari mancanegara. Mereka berasal dari Australia, Spanyol, dan Amerika Serikat. Sejumlah artis juga menikmati ayam goreng legendaris itu. Di antaranya Cak Lontong dan Peggy Melati Sukma.

Pengunjung warung Mbah Cemplung asal Amerika Serikat, Bryan tampak lahap menyantap ayam Mbah Cemplung. Dia datang bersama isterinya. "Ayamnya empuk dan kami suka suasana desa," ucap Bryan.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

5 hari lalu

Sejumlah pengunjung mendatangi Solo Indonesia Culinary Festival 2024 yang digelar di halaman parkir sisi timur Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 11 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.


Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

6 hari lalu

Siput Popaco Kuliner Khas dari Morotai/Kisarasa
Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai


Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

8 hari lalu

Saycuan hotpot &bbq/Saycuan
Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina


Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

9 hari lalu

Panitia menggelar konferensi pers Munas Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) 2024 di Hotel Alana Solo, Jawa Tengah, Selasa, 7 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

15 hari lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

18 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

28 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

29 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

30 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

31 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.