TEMPO.CO, Raja Ampat - Elissa Mom mengalungkan alat pemutar musik berwarna putih dengan motif tentara di lehernya. Dua speaker kecilnya terus mendendangkan lagu-lagu berbahasa Portugis yang membelah kesunyian tengah malam itu. Di depan pemuda berusia 23 tahun ini, Selvianus Fallom dan Rival Sandro, berjalan beriringan hingga bibir pantai sambil membawa petromaks.
Sampai di bibir pantai yang berpasir kecokelatan itu, Selvianus dan Rival berpisah. Surutnya air laut, membuat dua pemuda yang tinggal di Kampung Limalas, Distrik Misool Timur, Raja Ampat, ini berani berjalan hingga 100 meter dari bibir pantai. Dibantu dengan sinar petromaks, tangan Elissa dengan cekatan mengambil beberapa teripang yang hidup di sekitar pantai itu."
Baca Juga:
Dalam waktu kurang dari 15 menit, di tangan pemuda berkulit hitam ini terdapat 9 teripang dengan berbagai ukuran. "Teripang ini sudah bisa diambil saat nanti pembukaan sasi," ujar Rival, Kamis tiga pekan lalu, 22 Oktober 2015.
Malam itu, Tempo dan lima warga Limalas melakukan pengawasan pada habitat teripang. Kendati malam itu banyak teripang yang bisa dibawa pulang, warga Limalas dan seluruh penduduk Pulau Misool memilih untuk tidak melakukannya. Musababnya, saat itu, belum saatnya untuk membuka sasi.