Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Desa Giethoorn, Belanda, yang dijuluki Venice of the North. Desa ini dikenal karena karena saluran airnya yang mempesona, rumah-rumah beratap jerami, dan suasana damai. (Pixabay)
Desa Giethoorn, Belanda, yang dijuluki Venice of the North. Desa ini dikenal karena karena saluran airnya yang mempesona, rumah-rumah beratap jerami, dan suasana damai. (Pixabay)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belanda tak selalu berisi hal-hal modern. Sebuah desa yang bernama Giethoorn, Provinsi Overijssel, menawarkan gambaran unik tentang kehidupan pedesaan Belanda yang jauh dari kesan kekinian. Bahkan mobil pun tak ada di desa ini. 

Dijuluki Venesia dari Utara, Giethoorn dikenal karena saluran airnya yang mempesona, rumah-rumah beratap jerami, dan suasana damai yang bikin pengunjung tenang. Desa ini menawarkan pengunjung pelarian yang tenang dari hiruk pikuk kehidupan kota. Dengan kanal-kanal yang menawan, rumah-rumah bersejarah, dan pemandangan yang indah, desa ini mendapat gelar sebagai salah satu desa terindah di Eropa. Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan lokal, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan. 

Kanal jalur transportasi utama

Giethoorn memiliki jaringan kanal sempit yang melintasi desa dan berfungsi sebagai jalur transportasi utama. Minimnya jalan raya dan mobil menambah pesona desa, menciptakan suasana tenang serasa kembali ke masa lalu.

Desa Giethoorn, Belanda, yang dijuluki Venice of the North. Kendaraan bermotor tak diizinkan di desa ini. (Pixabay)

Salah satu ciri paling khas Giethoorn adalah rumah-rumah tradisional beratap jerami, banyak di antaranya berasal dari abad ke-18 dan ke-19. Rumah kuno ini dihiasi dengan bunga berwarna-warni dan dikelilingi oleh taman yang rimbun yang berdiri di tepi kanal. 

Bagi pengunjung yang ingin menikmati desa ini, cara terbaiknya adalah dengan perahu. Pengunjung dapat menyewa perahu dayung, kano, atau perahu listrik untuk menjelajahi perairan indah. Sepanjang perjalanan, wisatawan akan melewati bawah jembatan yang indah, taman yang menawan, dan rumah-rumah bersejarah.

Museum Giethoorn 't Olde Maat Uus

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika ingin tahu lebih banyak tentang desa ini, ada Museum Giethoorn 't Olde Maat Uus yang menawarkan pameran menarik tentang kehidupan lokal, termasuk pameran kostum tradisional, peralatan, dan barang-barang rumah tangga.

Giethoorn juga terkenal dengan masakan khas Belanda yang lezat, seperti poffertjes (pancake mini), stroopwafels (wafel sirup), dan keju Belanda. Semua itu bisa dinikmati di salah satu kafe atau restoran nyaman di desa ini. 

Desa ini berkomitmen terhadap praktik pariwisata berkelanjutan. Mereka berupaya keras melindungi ekosistem kanal yang rapuh sambil tetap menyambut pengunjung dari seluruh dunia.

Meski berada di jauh dari kota-kota besar Belanda, Giethoorn mudah diakses dari kota-kota besar seperti Amsterdam dan Utrecht dengan kereta dan bus. Saat puncak musim wisata, khususnya pada akhir pekan, desa ini ramai oleh wisatawan. Jika ingin suasana yang lebih damai, datanglah pada hari kerja atau di pagi atau sore hari. 

Pilihan Editor: Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penjabat Bupati Banyuasin Apresiasi Sinegritas TNI dan Pemkab Banyuasin

2 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Muhammad Farid melakukan inspeksi pasukan TNI KODIM 0430 Banyuasin untuk kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121 di Desa Tanjung Menang Darat. Rabu24 Juli 2024. Dok. Pemkab Banyuasin
Penjabat Bupati Banyuasin Apresiasi Sinegritas TNI dan Pemkab Banyuasin

Akses jalan penghubung antara Desa Terlangu dan Desa Tanjung Menang Darat di Kecamatan Banyuasin III, Banyuasin, akan segera terwujud melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121.


Malaysia Berkomitmen Mencari Keadilan atas Tragedi Jatuhnya MH17

8 hari lalu

Malaysia Berkomitmen Mencari Keadilan atas Tragedi Jatuhnya MH17

Malaysia menegaskan kembali komitmen untuk mencari keadilan bagi korban tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 satu dekade silam


Kisah Marco Van Basten, Pemain Belanda yang Cetak Gol Cantik di Final Euro 1988

14 hari lalu

Marco Van Basten merupakan pesepakbola asal Belanda yang membela AC Milan. Ia berhasil menyabet tiga trofi Bola Emas, pada 1988, 1989 dan 1992 lantaran permainan cemerlangnya. Selama membela Milan pad 1987-1995, Van Basten meraih tiga trofi Liga Italia, dua gelar Liga Champions dan Piala Interkontinental (sekarang Piala Dunia Klub). acmilan.com
Kisah Marco Van Basten, Pemain Belanda yang Cetak Gol Cantik di Final Euro 1988

Hingga saat ini, Belanda belum bisa mengulang sejarah mereka saat juara Euro.


PLN Minta PMN Rp 3 Triliun untuk Kejar Target Desa Berlistrik 100 Persen pada 2027

16 hari lalu

Sejumlah petugas memperbaiki jaringan listrik yang terputus akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 8 April 2021. Pemulihan infrastruktur dilakukan untuk kembali menghidupkan perekonomian masyarakat setempat pascabencana alam yang terjadi pada 4 April tersebut. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
PLN Minta PMN Rp 3 Triliun untuk Kejar Target Desa Berlistrik 100 Persen pada 2027

PLN mengajukan PMN senilai Rp 3 triliun untuk program listrik desa, agar mampu mencapai target rasio desa berlistrik 100 persen pada 2027.


Euro 2024: Mengenal Cody Gakpo Pesepak Bola Liverpool Andalan Timnas Belanda

17 hari lalu

Pemain Belanda Cody Gakpo melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Austria dalam pertandingan Grup D Euro 2024 di Berlin Olympiastadion, Berlin, 25 Juni 2024. REUTERS/Fabian Bimmer
Euro 2024: Mengenal Cody Gakpo Pesepak Bola Liverpool Andalan Timnas Belanda

Cody Gakpo menjadi sorotan menjelang duel Belanda menghadapi Inggris dalam pertandingan semifinal Euro 2024, Kamis, 11 Juli 2024


Eks PM Belanda Tinggalkan Kantor dengan Sepeda Usai Lengser

18 hari lalu

Eks PM Belanda Mark Rutte, meninggalkan kantor dengan mengendarai sepeda. YouTube
Eks PM Belanda Tinggalkan Kantor dengan Sepeda Usai Lengser

Mark Rutte, eks PM Belanda dikenal dengan hidupnya yang sederhana. Ia meninggalkan kantor dengan bersepeda usai lengser.


Serba-Serbi Pemberian Gelar Haji di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui

18 hari lalu

Ilustrasi haji atau umrah. REUTERS
Serba-Serbi Pemberian Gelar Haji di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui

Gelar haji di Indonesia memiliki sejarah panjang dan multifaset yang mencakup dimensi agama, sosial, dan politik.


Viral Meme 'Haji Thariq', Berikut Sejarah Gelar Haji di Indonesia

18 hari lalu

Ilustrasi haji atau umrah. REUTERS
Viral Meme 'Haji Thariq', Berikut Sejarah Gelar Haji di Indonesia

Gelar haji di Indonesia memiliki sejarah panjang dan signifikan dalam konteks perlawanan terhadap kolonialisme.


Upaya Melestarikan Sejarah Desa di Malang Lewat Buku

19 hari lalu

Wisata Desa Pujon Kidul Malang mampu memadukan sanitasi dan pariwisata. TEMPO/Eko Widianto
Upaya Melestarikan Sejarah Desa di Malang Lewat Buku

Tak banyak desa di Malang yang memiliki catatan sejarah yang didokumentasikan dalam bentuk buku


104 Tahun ITB: Kini Punya 12 Fakultas dan Sekolah, Apa Saja?

22 hari lalu

Institut Teknologi Bandung. Foto : ITB
104 Tahun ITB: Kini Punya 12 Fakultas dan Sekolah, Apa Saja?

ITB merupakan sekolah tinggi teknik tertua di Indonesia. Saat ini telah memiliki 12 fakultas dan sekolah dengan berbagai program studi.