TEMPO.CO , Padang: Satu lagi minuman yang menyegarkan dari Padang. Es cendol durian Mak Khatib. Es cendol ini termasuk legendaris di Padang. Dalam setiap gelasnya, es cendol ini terdiri dari cendol sagu, emping beras, ketan putih, dan gundukan satu sendok daging durian di atasnya. Dicampur es batu dan diguyur gula merah cair, rasanya legit dan menyegarkan.
Cendol ini pertama kali dijual Mak Khatib di Pasa Gadang, Padang, pada 1950-an. Dan sang penemu resep cendol durian ini sampai sekarang masih segar bugar di usianya yang ke-103 tahun. Layak juga cendolnya dijuluki cendol panjang umur.
Baca juga:
Kini usaha cendolnya dilanjutkan anak-anaknya dengan merek Cendol Mak Khatib. Cendol ini dijual di empat tempat dengan gerobak cendol dan warung tenda. Saya bertemu Mak Khatib saat menikmati es cendol yang dijual salah satu anaknya di depan Matahari Dept Store lama di samping Balai Kota Padang.
“Itu Mak Khatib,” kata Aminah, anak Mak Khatib, sambil menunjuk ke jalan raya di depan warung cendolnya.
Seorang pria tua berbaju gamis putih dan peci putih mengayuh sepeda unto (sepeda ontel) dengan santai di tengah keramaian jalan. Lalu sepedanya menepi dan ia masuk ke dalam warung.
Mak Khatib berperawakan langsing, namun terlihat masih tegap. Tidak terlihat renta walau usianya sudah 103 tahun. Dengan bersemangat, dia menceritakan masa lalunya ketika berjualan cendol.
"Campuran cendol ini temuan saya, karena ingin rasanya beda dari cendol yang lain. Lalu saya beri durian karena durian banyak di Padang. Saya jualan di depan bioskop di Tanah Kongsi dengan dua periuk balango besar (periuk tanah liat) yang dibawa dengan pikulan," kata Mak Khatib.
Menurut Mak Khatib, setelah bahunya cedera karena memikul saat berjualan, ia membuka warung cendol pada malam hari di depan bioskop. Namun cendolnya tetap laris. Selain di Bioskop di Tanah Kongsi, Mak Khatib juga pernah jualan cendol di Simpang Kinol, Pondok.
"Saya juga pernah jualan sampai kemari (depan Matahari atau depan Pasar Raya Padang), dulu hanya ada toko bagonjong, dan saya jualan di dekat batang beringin, sekarang menjadi deretan toko, dulu nama tempat ini Kampuang Jua," kata Mak Khatib.
Saking larisnya, cendol ini juga jadi langganan berbagai acara pemerintah atau acara pesta perkawinan, yang dikontrak langsung dengan gerobaknya. Menurut Mak Khatib yang bernama asli M. Zaini, dulu cendolnya juga kerap dibeli turis asing.
Kini usaha cendolnya dilanjutkan empat anaknya. Ada empat gerobak cendol dengan nama Cendol Mak Khatib. Dua berada di Pasar Raya Padang di samping Balai Kota dan dua lainnya di daerah Ganting serta Kampung Kalawi. Satu gelas cendol harganya Rp7.500.
Mak Khatib saat ini banyak menghabiskan waktu menyambangi anak dan cucunya sambil naik sepeda unto keliling kota.
Lalu apa rahasia panjang umur Mak Khatib? "No smoking. Saya enggak merokok, tidak minum kopi dan tidak terlalu banyak makan. Sekarang hanya makan bubur," kata Mak Khatib.
FEBRIANTI