Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Nama Tanjung di Ujung Benua Afrika? Ini Jawabannya

Reporter

Editor

Laili Ira

image-gnews
Tanjung Agulhas, Afrika. Foto: Canva
Tanjung Agulhas, Afrika. Foto: Canva
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSalah satu destinasi geografis paling ikonik di Benua Afrika adalah tanjung yang terletak di ujung paling selatan benua tersebut. 

Banyak yang mengira kalau nama tanjung di ujung Benua Afrika adalah Tanjung Harapan atau Cape of Good Hope. Tapi ternyata, jawaban yang tepat adalah Tanjung Agulhas. 

Selain menjadi titik paling selatan benua, Tanjung Agulhas juga menyimpan kisah tentang pertemuan dua samudra besar dunia dan menjadi saksi bisu sejarah navigasi maritim. Penasaran seperti apa Tanjung Agulhas? Simak informasinya berikut ini. 

Lokasi dan Keistimewaan Tanjung Agulhas

Tanjung Agulhas merupakan titik paling selatan di Benua Afrika. Terletak sekitar 176 kilometer dari tenggara Cape Town, Afrika Selatan, tanjung ini menjadi salah satu tempat bersejarah yang penting bagi para pelaut sejak zaman dahulu. 

Tanjung ini juga dikenal sebagai lokasi bertemunya dua samudra besar dunia, yaitu Samudra Atlantik dan Samudra Hindia. 

Meskipun kedua samudra tersebut bertemu beberapa kilometer ke laut, garis pemisahnya secara resmi berada di sepanjang meridian 20 Timur, yang melewati Tanjung Agulhas.

Asal Usul Nama "Agulhas"

Nama "Agulhas" berasal dari bahasa Portugis yang berarti "jarum". Ada tiga teori yang menjelaskan asal usul nama ini. Pertama, nama tersebut diberikan karena bebatuan tajam di sekitar tanjung yang menyerupai jarum. 

Kedua, nama ini berkaitan dengan pengamatan para navigator Portugis awal, di mana jarum kompas mereka tidak mengalami deviasi magnetik saat berada di Tanjung Agulhas. Tapi menurut penjelasan lain, nama itu diberikan karena di sanalah jarum kompas menunjuk lurus ke utara.

Keindahan Alam Tanjung Agulhas

Perairan di sekitar Tanjung Agulhas terkenal dangkal, dengan kedalaman kurang dari 100 meter dan lebar hampir 250 kilometer. Meski demikian, wilayah ini merupakan salah satu daerah penangkapan ikan terbaik di Afrika. 

Namun, kondisi perairannya bisa sangat berbahaya bagi para pelaut. Ombak besar dan angin kencang telah menyebabkan banyak kapal karam di sepanjang garis pantai Tanjung Agulhas selama berabad-abad. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bebatuan tajam serta terumbu karang yang tersebar di sekitar tanjung menambah risiko bagi kapal-kapal yang melintas.

Mercusuar Tanjung Agulhas

Salah satu daya tarik utama dari tanjung ini adalah Mercusuar Tanjung Agulhas, yang dibangun pada tahun 1849 dan merupakan mercusuar ketiga di pesisir Afrika Selatan. Desain mercusuar ini terinspirasi dari Pharos di Alexandria, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. 

Meskipun struktur asli mercusuar dinyatakan tidak aman pada tahun 1966 dan diganti dengan struktur kisi pada tahun 1968, masyarakat setempat berhasil memugar mercusuar ini. Mercusuar tersebut diresmikan kembali pada tahun 1988 dan menjadi salah satu Monumen Nasional Afrika Selatan sejak tahun 1973.

Cahaya dari mercusuar ini dapat terlihat hingga sejauh 60 kilometer ke laut, menjadikannya penanda penting bagi kapal-kapal yang melintasi perairan tersebut. Di dalam bangunan mercusuar juga terdapat museum yang menarik perhatian wisatawan.

Keanekaragaman Hayati di Tanjung Agulhas

Selain menawarkan pemandangan pertemuan dua samudra, Tanjung Agulhas juga kaya akan keanekaragaman hayati. 

Taman Nasional Agulhas, yang terletak di sekitar tanjung, merupakan rumah bagi lebih dari 2.000 spesies tanaman, di mana sekitar 100 spesies di antaranya endemik dan tidak dapat ditemukan di tempat lain. Berbagai macam vegetasi semak belukar yang disebut fynbos juga tumbuh di sana. 

Tidak hanya itu, reruntuhan arkeologi yang berusia ribuan tahun juga ditemukan di Tanjung Agulhas. Reruntuhan ini menjadi saksi bisu sejarah panjang suku Khoekhoe yang pernah mendiami wilayah tersebut berabad-abad yang lalu.

BRITANNICA 

Pilihan Editor: 6 Negara Ini Dinilai Tidak Aman untuk Perempuan yang Traveling Sendirian

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peringatan 1 Tahun Banjir Al Aqsa, Warga Afrika Selatan: 'Kita Semua adalah Hamas'

3 hari lalu

Seorang wanita memegang senjata mainan selama protes untuk menunjukkan dukungan kepada warga Palestina di Jalur Gaza, di Cape Town, Afrika Selatan, 5 Oktober 2024. REUTERS/Esa Alexander
Peringatan 1 Tahun Banjir Al Aqsa, Warga Afrika Selatan: 'Kita Semua adalah Hamas'

Demonstrasi berlangsung di jalan-jalan ibu kota Afrika Selatan untuk mendukung Palestina dan Lebanon, menandai peringatan Operasi Banjir Al Aqsa.


Brain Museum di India, Pengunjung Bisa Melihat Macam-macam Otak Manusia

3 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Brain Museum di India, Pengunjung Bisa Melihat Macam-macam Otak Manusia

Koleksi otak di museum dikumpulkan 35 tahun, menunjukkan berbagai penyakit, termasuk cedera kepala, serebrovaskular, infeksi otak, sampai tumor.


Mengerikan, 600 Orang Tewas Dibantai Al Qaeda dalam Beberapa Jam di Negara Ini

5 hari lalu

Petugas keamanan Somalia mengambil posisi di dekat Syl Hotel, lokasi serangan kelompok al Shabaab yang terkait dengan al Qaeda, di Mogadishu, Somalia 15 Maret 2024. REUTERS/Feisal Omar
Mengerikan, 600 Orang Tewas Dibantai Al Qaeda dalam Beberapa Jam di Negara Ini

Al Qaeda membunuh 600 orang dalam hitungan jam di Burkina Faso.


Hindari Keramaian di Paris Ini Hidden Gems Buat Pecinta Seni dan Sejarah

5 hari lalu

Musee Nissim de Vamondo. Instagram.com/@madparis
Hindari Keramaian di Paris Ini Hidden Gems Buat Pecinta Seni dan Sejarah

Paris memiliki banyak destinasi wisata tersembunyi, termasuk museum khusus dan seni


Museum Negeri Sumatera Selatan Gelar Pameran Sejarah Kemerdekaan selama Dua Bulan

7 hari lalu

Museum Negeri Sumatera Selatan / Museum Balaputra Dewa (giwang.sumselprov.go.id)
Museum Negeri Sumatera Selatan Gelar Pameran Sejarah Kemerdekaan selama Dua Bulan

Museum Balaputra Dewa memiliki koleksi sejarah sebanyak 20.709, sebagian di antaranya ditampilkan dalam pameran ini.


Ada Wabah Tikus, Museum Ini Ditutup demi Selamatkan Artefak Berusia Ribuan Tahun

8 hari lalu

Albert Hall Museum, Jaipur, India (https://obms-tourist.rajasthan.gov.in)
Ada Wabah Tikus, Museum Ini Ditutup demi Selamatkan Artefak Berusia Ribuan Tahun

Museum ini menyimpan banyak artefak penting, di antaranya adalah sarkofagus mumi Tutu dari Mesir berusia 2.346 tahun


Clifftown Telephone Museum, Wisata Unik di Bilik Telepon Terkecil Dunia

12 hari lalu

Clifftown Telephone Museum. Instagram.com/@clifftowntelephonemuseum
Clifftown Telephone Museum, Wisata Unik di Bilik Telepon Terkecil Dunia

Clifftown Telephone Museum di Southend-on-Sea, Essex, Pengunjung dapat menikmati sejarah lokal secara intim dan unik.


Fans IShowSpeed Lompat Pagar saat Siaran Langsung, Museum Kamboja Minta Pemuda Bersikap Sopan

13 hari lalu

IShowSpeed mengunjungu Museum Nasional Kamboja, September 2024.
Fans IShowSpeed Lompat Pagar saat Siaran Langsung, Museum Kamboja Minta Pemuda Bersikap Sopan

Museum Nasional Kamboja menyesalkan perilaku buruk sekelompok pemuda yang menerobos gerbang dan melompati pagar saat IShowSpeed siaran langsung.


Museum Permen Pertama di Dunia akan Dibuka di Dubai, Pengunjung bisa Mandi Arum Manis

15 hari lalu

Museum of Candy di Dubai (Instagram/@museumofcandy_official)
Museum Permen Pertama di Dunia akan Dibuka di Dubai, Pengunjung bisa Mandi Arum Manis

Museum ini bertujuan untuk membantu orang mempelajari sejarah dan ilmu permen melalui permainan interaktif sampai mencicipi beragam jenisnya.


WHO Laporkan Ada 30 Ribu Kasus Cacar Monyet Sepanjang 2024 di Afrika

16 hari lalu

Petugas kesehatan Kongo berkonsultasi dengan pasien yang diduga terkena mpox di pusat perawatan di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyatakan lonjakan kasus cacar monyet atau Mpox di beberapa negara Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat. REUTERS/Arlette Bashizi
WHO Laporkan Ada 30 Ribu Kasus Cacar Monyet Sepanjang 2024 di Afrika

Lebih dari 800 orang meninggal diduga karena mpox di penjuru Afrika. Setelah Kongo, Burundi saat ini bergulat dengan cacar monyet