Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menurut Studi Traveling dapat Membuat Orang Tampak Lebih Muda

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi perempuan melakukan perjalanan solo. Foto: Pexels
Ilustrasi perempuan melakukan perjalanan solo. Foto: Pexels
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kalau selama ini mencari banyak cara untuk perawatan dan perubahan dengan prosedur kosmetik untuk memperlambat penuaan, jawabannya hanya dengan traveling atau bepergian. 

Para peneliti di Universitas Edith Cowan, Perth, menemukan bahwa traveling tidak hanya bermanfaat untuk mental dan fisik tapi juga dapat memuat seseorang tampak lebih muda. Seperti dikemukakan peneliti Fangli Hu, penuaan memang tidak dapat dihentikan tapi dapat diperlembat. 

Menurut penelitian tersebut, paparan terhadap budaya, bahasa, lingkungan baru, dan aktivitas santai dapat merangsang respons stres dan meningkatkan laju metabolisme, sehingga mendorong kemampuan tubuh dalam mengatur dirinya sendiri. Hal ini juga dapat memicu respons sistem imun adaptif. 

Fangli Hu mengatakan secara ringkas, sistem pertahanan diri menjadi lebih tangguh. "Hormon yang mendukung perbaikan dan regenerasi jaringan dapat dilepaskan dan meningkatkan fungsi sistem penyembuhan diri," ujarnya, seperti dikutip dari laman Daily Mail

Latihan fisik dapat melancarkan peredaran darah, memperlancar pengangkutan zat gizi, dan membantu pembuangan kotoran guna menjaga penyembuhan diri. Latihan fisik sedang bermanfaat bagi tulang, otot, dan persendian, selain itu juga menunjang sistem anti-keausan tubuh.

Namun manfaat anti-penuaannya terungkap dalam studi pertama di dunia yang menerapkan teori entropi, tren menuju kematian, pada pariwisata. "Pariwisata adalah bagian dari gaya hidup sehat yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap kesehatan fisik dan mental serta mendorong penuaan yang sehat, kata Hu.

Dia menjelaskan saat traveling seseorang dapat membenamkan diri dalam lingkungan baru. Terutama dengan lanskap terapeutik seperti hutan dan pantai, yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental seseorang. Selain itu, berada jauh dan keluar dari rutinitas, orang cenderung lebih aktif, suka berpetualang, dan interaktif.

"Bepergian dapat meningkatkan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki, mendaki, bersepeda – banyak aktivitas yang dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular, metabolisme, ketegangan otot, dan banyak aspek fungsi tubuh lainnya,' katanya.

Tidak hanya itu, traveling juga memaksa seseorang untuk berinteraksi dengan wisatawan lain, penduduk setempat, atau bahkan hewan yang dapat meningkatkan suasana hati. "Hal itu dapat mengurangi rasa kesepian dan dapat meningkatkan fungsi kognitif. Perjalanan bahkan dapat meningkatkan pola makan sehat dengan mencoba makanan segar dan lokal," ujarnya.

Namun manfaat ini hanya bisa diperoleh dengan pengalaman wisata yang positif juga. Maksudnya selama perjalanan berjalan lancar tanpa hambatan seperti ketinggalan penerbangan lanjutan atau koper yang hilang. Sebaliknya pengalaman wisata yang negatif dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. 

Fanglu Hu menambahkan tidak ada ukuran yang pas tentang liburan yang sukses. Sebab setiap orang memiliki harapan dan kebutuhan yang berbeda, dan harus mempertimbangkan kebutuhan keuangan, kesehatan dan akses mereka sebelum memesan perjalanan. Bahkan perjalanan akhir pekan yang sederhana pun dapat memberikan manfaat kesehatan.

Pilihan editor: Jaringan Wi-Fi hingga Port USB, 7 Hal yang Bisa Membahayakan Ponsel saat Menginap di Hotel

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Etika yang Sering Diabaikan Wisatawan saat Traveling ke Luar Negeri

10 jam lalu

Perempuan solo traveling. Freepik
8 Etika yang Sering Diabaikan Wisatawan saat Traveling ke Luar Negeri

Pariwisata bertanggung jawab juga berarti mengikuti etika traveling yang terkadang tidak tertulis dalam aturan.


15 Etika Traveling ke Jepang, mulai dari Restoran, Onsen, sampai Transportasi Umum

1 hari lalu

Kuil Yasukuni di Tokyo, Jepang. (Unsplash/hakannural)
15 Etika Traveling ke Jepang, mulai dari Restoran, Onsen, sampai Transportasi Umum

Di Jepang, konsep hairyo yang berarti pertimbangan menjadi landasan interaksi publik. Itu mencerminkan budaya saling menghormati.


6 Tanda Penipuan yang Sering Dialami Wisatawan, Awas Banyak Agen Wisata Palsu

3 hari lalu

Ilustrasi traveling atau perjalanan. Freepik.com
6 Tanda Penipuan yang Sering Dialami Wisatawan, Awas Banyak Agen Wisata Palsu

Wisatawan disarankan untuk mewaspadai metode pembayaran mencurigakan dan komunikasi tidak resmi. Ada kemungkinan penipuan.


Tower Jembatan Ampera akan Rampung Awal 2025, Pemkot Palembang Canangkan untuk Wisata

4 hari lalu

Jembatan Ampera yang membentang di perairan Sungai Musi, Sumatera Selatan. Unsplash.com/Hadi Utama
Tower Jembatan Ampera akan Rampung Awal 2025, Pemkot Palembang Canangkan untuk Wisata

Menara Jembatan Ampera akan dicanangkan menjadi destinasi wisata hiburan untuk masyarakat menjelang tahun baru 2025.


Aturan Paspor yang Sering Diabaikan Pelancong, Liburan ke Luar Negeri Bisa Gagal Total

5 hari lalu

Ilustrasi Paspor. TEMPO/Fardi Bestari
Aturan Paspor yang Sering Diabaikan Pelancong, Liburan ke Luar Negeri Bisa Gagal Total

Persyaratan paspor untuk masuk setiap negara berbeda, mulai dari masa berlaku hingga halaman kosong yang tersisa di paspor pun diperhitungkan.


Jepang Terpillih sebagai Negara Terbaik untuk Traveling

6 hari lalu

Ilustrasi tempat wisata di Jepang. Foto: Canva
Jepang Terpillih sebagai Negara Terbaik untuk Traveling

Conde Nast menyebutkan banyak sekali atraksi yang menarik wisatawan asing di Jepang, seperti bunga sakura yang ikonik dan Taman Ghibli.


7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

6 hari lalu

Wisatawan berfoto di depan Istana Buckingham di London, Inggris, 24 Juni 2015. Istana Buckingham memiliki 775 ruangan termasuk 52 kamar tidur anggota kerajaan dan tamu, serta 188 kamar tidur untuk para pekerja. Rob Stothard/Getty Images
7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

Tempat yang terlalu ramai dan objek wisata yang tiketnya harus dibeli berbulan-bulan sebelumnya adalah dua hal yang perlu diketahui sebelum ke Inggris


Belasan Event Menarik Bakal Hadir Di Ajang Kustomfest 2024 Akhir Pekan Ini di Yogyakarta

8 hari lalu

Ajang Kustomfest 2018. Tempo/Pribadi Wicaksono
Belasan Event Menarik Bakal Hadir Di Ajang Kustomfest 2024 Akhir Pekan Ini di Yogyakarta

Pameran modifikasi kendaraan terbesar di Tanah Air, Kustomfest, bakal kembali digelar akhir pekan ini di kawasan Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Sabtu-Minggu, 5-6 Oktober 2024.


Barang Ini Sebaiknya Tidak Dimasukkan ke Koper saat Naik Pesawat, Bisa Bocor di Ketinggian

8 hari lalu

Ilustrasi koper. Freepik.com
Barang Ini Sebaiknya Tidak Dimasukkan ke Koper saat Naik Pesawat, Bisa Bocor di Ketinggian

Penurunan tekanan atmosfer di ketinggian dapat menyebabkan botol dan kaleng bertekanan bocor dan mengotori isi koper.


5 Destinasi Berbahaya untuk Pelancong Solo Perempuan

9 hari lalu

Jal Mahal, Jaipur, India. Unsplash.com/Jayanth Muppaneni
5 Destinasi Berbahaya untuk Pelancong Solo Perempuan

Bagi pelancong solo perempuan keamanan dan keselamatan sangat penting