Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fight Club Yk, Event Baru Menantang Nyali di Yogyakarta: Begini Cara Daftar dan Aturannya

image-gnews
Event Fight Club Yk di Kota Yogyakarta dipadati pengunjung Jumat  petang 12 Juli 2024. Dok.istimewa
Event Fight Club Yk di Kota Yogyakarta dipadati pengunjung Jumat petang 12 Juli 2024. Dok.istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bagi para pecinta olahraga bela diri khususnya tinju, ada event baru cukup unik di Yogyakarta bernama Fight Club Yk atau FCYk. Ajang ini sejenis tinju amatir jalanan yang diinisiasi sejumlah pemuda, namun pelaksanaan, pengawasan hingga aturan mainnya mengikuti ketentuan organisasi Persatuan Tinju Amatir Indonesia atau Pertina.

Dalam ajang yang digelar dua pekan sekali di komplek Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta atau Pasty Kota Yogyakarta saat malam hari itu, peserta bisa meluapkan emosinya dengan bertinju melawan sparing partner yang bisa dipilih sendiri atau dipilihkan. 

Menariknya jargon utama yang diusung event ini adalah No Win - No Lose - No Pressure. "Konsep event ini tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah, dan tidak ada tekanan, hanya sebatas having fun bagi mereka yang suka berkelahi silahkan salurkan emosinya secara terarah dengan aturan yang ada," kata Ketua Fight Club Yk, Rahmad Darmawan, Jumat 12 Juli 2024.

Alasan digelarnya Fight Club Yk

Rahmad menuturkan, lahirnya event ini berangkat dari kegelisahan Yogyakarta yang sempat dicap sebagai Kota Klitih atau kekerasan jalanan yang biasanya melibatkan kalangan pelajar. Mereka melihat, emosi masa muda kaum remaja kerap tersesat di jalan yang salah sehingga cenderung brutal dan tak ada bedanya dengan tindakan kriminalitas seperti tawuran.

Hingga medio ramadan lalu, atau bulan April 2024 lalu, mereka menginisiasi ajang tinju jalanan itu. Setidaknya sampai hari ini sudah enam event digelar dan diikuti lebih dari 300 peserta dari berbagai daerah. "Ada yang datang rombongan dari Solo, Magelang Jawa Tengah, bahkan Tulungangung dan Blitar Jawa Timur," kata Rahmad.

Peserta mengantre mendaftar event Fight Club Yk di Kota Yogyakarta Jumat petang 12 Juli 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono

Karena ajang ini sifatnya sportainment, ujar Rahmad, konsepnya dibuat bukan seperti kompetisi atau turnamen yang mana ada hadiah untuk diperebutkan.

"Justru ketika ada yang menyerah atau mengaku tak bisa lanjut lagi, itu akan mendapatkan tepuk tangan karena artinya peserta itu sudah mampu mengenali batas dirinya sendiri," kata dia. "Jadi tidak ada yang namanya sampai habis-habisan, yang menyebabkan salah satu terluka serius, kami akan hentikan jika situasi sudah tampak tak berimbang atau tak bisa dilanjutkan lagi."

Peserta yang ikut ajang ini akan dibebaskan membawa atau memilih lawannya sendiri. Dengan catatan bobot fisiknya berimbang mengadopsi aturan Pertina. "Jadi maksimal bobot badan peserta yang bertarung adalah 3 kilogram," kata dia.

Saat bertanding peserta juga wajib mengenakan peralatan ala petinju amatir profesional. Seperti pelindung kepala atau head guard, sarung tinju, juga gumshield atau pelindung mulut.

Target kaum muda

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adi Bayu, Humas dan Penasehat Organisasi Fight Club Yk menambahkan ajang ini menyasar kaum muda yang memang memiliki hobi berkelahi dan masih menggebu-gebu emosinya agar tak salah jalan. "Pernah ada orang tua atau kerabat yang mendorong anaknya ikut ajang ini karena ia kerap terlibat aksi klitih," kata dia.

Setelah mengikuti ajang itu, anak tersebut justru antusias dan mulai mengurangi kebiasaannya kumpul kumpul tak jelas yang berpotensi mempengaruhinya melakukan aksi kekerasan jalanan lagi. "Anak itu jadi sering ikut event ini untuk melampiaskan emosinya dengan cara lebih fun dan tak melanggar hukum," kata Bayu.

Bayu menuturkan, ajang ini prinsipnya terbuka bagi usia remaja hingga dewasa. Minimal sudah memiliki kartu tanda penduduk atau KTP dan usia maksimal tidak dibatasi.

Tak hanya kaum lelaki. Sejumlah kaum perempuan juga diperkenankan ikut dengan aturan yang sama. Yakni selisih bobot tubuh tak lebih dari 3 kilogram antar petarungnya. "Kalau tak ada lawan yang memenuhi syarat soal selisih berat badan itu tak akan kami gelar laganya sampai ada yang memenuhi syarat," kata dia.

Olahraga dan hiburan 

Pengawas Fight Club Yk yang juga Ketua Pertina Kota Yogyakarta Stefanus Heri mengakui cukup salut dengan lahirnya event itu. "Meski bukan untuk jalur prestasi, event ini bisa menjadi olahraga alternatif yang menggabungkan seni tinju dengan hiburan," kata mantan petinju amatir profesional era 1983-1996 itu.

Masyarakat, kata Heri, juga bisa lebih mengenal tentang dunia tinju dari ajang tersebut meski konsepnya hanya hiburan. "Yang patut dijaga dari ajang ini agar bisa menjaga peserta yang ikut, jika mereka dari profesional dan sudah memahami teknik tinju maka dicarikan lawan yang sebanding," kata dia.  

Lantas, bagaimana cara mengikuti ajang ini ?

Adi Bayu, Humas dan Penasehat Organisasi Fight Club Yk menuturkan awalnya kegiatan ini terbuka gratis. Namun untuk melengkapi aspek keselamatan peserta seperti menyediakan ambulance yang memadai setiap event digelar, maka diberlakukan pendaftaran sebesar Rp 10 ribu untuk tiap peserta. "Untuk penonton sifatnya sukarela," kata dia.

Pilihan editor: Pantai Parangtritis Yogyakarta Telan Korban, Kenali Karakter Pantai Selatan agar Tetap Aman Berwisata

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

57 menit lalu

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah


Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

16 jam lalu

Beragam permainan yang dipamerkan komunitas board game di Yogyakarta, Sabtu, 7 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

Ratusan pelaku industri kreatif berkumpul di Yogyakarta menyoroti tentang ekosistem board game dan kontribusinya bagi sektor wisata di Tanah Air.


Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

2 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X. Dok. Pemda DIY.
Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

Sultan HB X merespon penolakan warga terhadap rencana beroperasinya hiburan malam di Sleman, Yogyakarta


Profil Prof Mubyarto, Sosok Penggagas Ekonomi Kerakyatan

3 hari lalu

Prof Mubyarto. Foto : Wikipedia
Profil Prof Mubyarto, Sosok Penggagas Ekonomi Kerakyatan

Prof Mubyarto merupakan akademisi dan penggagas ide-ide mengenai konsep Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Pancasila


Jaga Sumbu Filosofi Steril Alat Peraga Kampanye Pilkada, Yogyakarta Revisi Aturan

3 hari lalu

Bus Jogja Heritage Track (JHT) beroperasi dengan rute kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jaga Sumbu Filosofi Steril Alat Peraga Kampanye Pilkada, Yogyakarta Revisi Aturan

Kawasan Sumbu Filosofi merujuk garis imajiner yang membentang dari Tugu Yogyakarta-Malioboro-Keraton- Panggung Krapyak Yogyakarta.


Melihat Tengkorak Gajah Blora hingga Senjata Prajurit Pangeran Diponegoro di Vredeburg Fair 2024

3 hari lalu

Tengkorak fosil Gajah Blora yang dipamerkan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, bagian dari Vredebur Fair 4-29 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Melihat Tengkorak Gajah Blora hingga Senjata Prajurit Pangeran Diponegoro di Vredeburg Fair 2024

Replika raksasa Tengkorak Gajah Blora hingga Homo Erectus P-VIII, yang dulu dikenal sebagai Pithecanthropus erectus, ada di Vredeburg Fair.


Sultan HB X Minta Para Politisi Ikut Jaga Yogyakarta Tetap Aman selama Pilkada

4 hari lalu

Jalan Malioboro Yogyakarta. TEMPO/Mila Novita
Sultan HB X Minta Para Politisi Ikut Jaga Yogyakarta Tetap Aman selama Pilkada

Yogyakarta yang memiliki destinasi populer di tiap kabupaten/kota dinilai butuh suasana kondusif termasuk dalam momentum Pilkada ini.


Awal September, Ada Pesta Rakyat Sepanjang Pekan di Teras Malioboro Yogyakarta

4 hari lalu

Suasana di Teras Malioboro 1 Yogyakarta saat pagi hari. Tempo/Pribadi Wicaksono
Awal September, Ada Pesta Rakyat Sepanjang Pekan di Teras Malioboro Yogyakarta

Wisatawan tidak hanya sekadar bisa berbelanja berbagai cinderamata unik, namun juga bisa menikmati berbagai kuliner tradisional Yogyakarta.


Peringati 12 Tahun UU Keistimewaan, Yogyakarta Siapkan 487 Acara Selama 30 Hari

5 hari lalu

Bus Jogja Heritage Track (JHT) beroperasi dengan rute kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Peringati 12 Tahun UU Keistimewaan, Yogyakarta Siapkan 487 Acara Selama 30 Hari

Event itu tersebar di lima kabupaten/kota di DI Yogyakarta pada 12 Agustus hingga 12 September 2024.


Mobilitas Wisatawan Tinggi, Yogyakarta Waspadai Penularan Cacar Monyet

5 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Mobilitas Wisatawan Tinggi, Yogyakarta Waspadai Penularan Cacar Monyet

Masyarakat dan wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta pun diimbau turut mewaspadai penularan kasus cacar monyet yang kembali mencuat belakangan ini.