Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kilas Balik Berdirinya Kota Palembang yang Genap 1337 Tahun Hari Ini

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Plaza 16 Ilir kota Palembang menjadi salah satu tempat wisata baru di Palembang. Dari sini, wisatawan dapat pula menikmati kuliner berupa Pindang Pegagan di Rumah Makan terapung Mbok Sri. TEMPO/Parliza Hendrawan
Plaza 16 Ilir kota Palembang menjadi salah satu tempat wisata baru di Palembang. Dari sini, wisatawan dapat pula menikmati kuliner berupa Pindang Pegagan di Rumah Makan terapung Mbok Sri. TEMPO/Parliza Hendrawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Kota Palembang merayakan ulang tahunnya yang ke-1337. Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan ini menjadi kota tertua di Indonesia jika ditinjau berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai Prasasti Kedukan Bukit.

Kota ini didirikan pada 16 Juni 682 Masehi oleh penguasa Sriwijaya dengan mendirikan sebuah wanua di daerah yang kini dikenal sebagai Kota Palembang. Lantas bagaimana sejarah berdirinya kota Palembang?

Kilas balik berdirinya Kota Palembang

Dilansir dari laman resmi palembang.go.id, secara topografis, konon daerah Palembang dikelilingi dan sering terendam oleh air yang berasal dari sungai, rawa, dan hujan. Hal ini dilengkapi dengan data statistik tahun 1990 yang menunjukkan bahwa 52,24 persen tanah di kota ini masih tergenang air.

Kondisi alam ini yang menjadi alasan nenek moyang kota asal pempek ini menamakan tempat ini sebagai Pa-lembang. Dalam bahasa Melayu, "Pa" atau "Pe" adalah kata penunjuk tempat atau keadaan, sementara "lembang" atau "lembeng" berarti tanah rendah atau genangan air. Dengan demikian, Palembang berarti tempat yang digenangi air.

Bagi nenek moyang masyarakat Palembang, air adalah modal utama. Air digunakan sebagai sarana transportasi yang vital, ekonomis, efisien, dan memiliki daya jangkau serta kecepatan tinggi. Selain itu, letak strategis Palembang dalam jaringan yang menghubungkan tiga wilayah utama yakni Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera bagian barat, kaki bukit dan pertemuan anak-anak sungai di dataran rendah, serta pesisir timur laut yang membantu pembentukan pola kebudayaan dan peradaban di kota ini.

Kemudian berdasarkan faktor geografis, kota ini memiliki jaringan komoditas berfrekuensi tinggi mendorong pertumbuhan budaya tinggi di Sumatera Selatan. Palembang kemudian menjadi ibu kota Kerajaan Sriwijaya, pusat kekuatan politik dan ekonomi di Asia Tenggara pada zaman klasik. Kejayaan Sriwijaya berlanjut pada masa Kesultanan Palembang Darussalam di zaman madya, menjadikannya salah satu kesultanan yang disegani di Nusantara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sriwijaya dikenal sebagai port-polity, yaitu pusat redistribusi yang berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan kebudayaan. Pemimpin lokal, atau datu, menggunakan kekayaan yang diperoleh dari entreport ini untuk memperkuat kekuasaan politik dan ekonomi mereka di Asia Tenggara.

Kronik Cina Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke-14 mencatat bahwa Sriwijaya menguasai lalu lintas perdagangan di Selat Malaka. Pelabuhannya menggunakan rantai besi untuk melindungi dari bajak laut. Jika ada kapal asing datang, rantai tersebut diturunkan, dan setelah keadaan aman, rantai itu disingkirkan. Ini menjadikan Sriwijaya pusat pelayaran yang aman dan strategis.

Para pelaut asing, termasuk dari Cina, Arab, dan Persia, mencatat kehidupan di Palembang. Pelaut Arab dan Persia menggambarkan Sungai Musi yang megah, sementara pelaut Cina mencatat kehidupan penduduk di atas rakit tanpa pajak, dan pemimpin yang tinggal di rumah bertiang di tanah kering. Mereka menyebut Kota Palembang sebagai Po-lin-fong atau Ku-kang, yang berarti pelabuhan lama.

Setelah mengalami kejayaan pada abad ke-7 hingga ke-9, Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-12 akibat persaingan dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, pertempuran dengan Kerajaan Chola dari India, dan kebangkitan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam yang tadinya bagian kecil dari Sriwijaya berkembang menjadi kekuatan besar seperti di Aceh dan Semenanjung Malaysia.

PALEMBANG.GO.ID
Pilihan editor: 4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan Sebagai Cagar Budaya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Daftar Makanan Khas Kota Palembang yang Wajib Dicoba

7 hari lalu

Mie Celor. Wikipedia.org
5 Daftar Makanan Khas Kota Palembang yang Wajib Dicoba

Makanan khas Kota Palembang di antaranya pempek, tekwan, tempoyak, model, dan mie celor.


Berusia Jauh Melewati 1 Milenium, Ini 5 Destinasi Wisata Favorit Kota Palembang

7 hari lalu

Rumah Kapitan di Kampung Kapitan, Kelurahan 7 Ulu, Palembang. Tempo/Francisca Christy Rosana
Berusia Jauh Melewati 1 Milenium, Ini 5 Destinasi Wisata Favorit Kota Palembang

5 destinasi wisata favorit Kota Palembang yaitu jembatan ampera, benteng kuto besak, masjid agung Palembang, kampung kapitan, dan taman purbakala kerajaan sriwijaya.


Disnaker Kota Palembang Gelar Bursa Lowongan Kerja Khusus HUT Palembang, Ini Daftar Perusahaannya

7 hari lalu

Seorang pencari kerja mencari informasi lowongan kerja dengan memindai kode respon cepat yang tersedia dalam Mega Career Expo Jakarta di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2024. Pameran tersebut diikuti sekitar 35 perusahaan dengan menawarkan ribuan lowongan kerja bagi lulusan SMA hingga sarjana. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Disnaker Kota Palembang Gelar Bursa Lowongan Kerja Khusus HUT Palembang, Ini Daftar Perusahaannya

Job Fair akan dibuka untuk umum dengan 2.000 lowongan kerja dari 40 perusahaan.


Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

30 Maret 2024

Rangkaian Light Rail Transit (LRT) melintas di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 30 Maret 2021. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Palembang memberlakukan pengurangan jadwal perjalanan LRT yang semula sebanyak 88 perjalanan menjadi 22 perjalanan mulai 1 April mendatang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

Hingga 10 Maret, LRT Palembang telah mengangkut 740.041 penumpang.


Daftar 10 Camilan Terenak Versi Taste Atlas, Ada Pempek dan Batagor dari Indonesia

13 Maret 2024

 Semangkok pempek kapal selam di sentra pempek, Jalan Mujahiddin, Pasar 26 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Tempo/Francisca Christy Rosana
Daftar 10 Camilan Terenak Versi Taste Atlas, Ada Pempek dan Batagor dari Indonesia

Taste Atlas merilis daftar 10 jajanan kaki lima paling enak di dunia. Pada kali ini, pempek dan batagor berhasil menempati peringkat 5 besar camilan.


4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

Gedung Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang ini direkomendasikan untuk dijadikan cagar budaya. Bangunan ini merupakan bekas rumah residen Palembang yang berasal dari reruntuhan Keraton Kuto Lamo. TEMPO/Parliza Hendrawan
4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.


Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

29 Desember 2023

Pengelola Jakabaring Sport City, Palembang, menyiapkan wahana permainan anak menyambut libur sekolah akhir tahun. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

Libur sekolah kali ini, anak-anak di Palembang meramaikan wahana permainan di OPI Mall hingga kawasan Sungai Musi.


Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

16 Desember 2023

Boekit Gandus, Palembang dikenal sebagai lokasi trekking dan sepeda. (TEMPO/Parliza Hendrawan)
Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

Boekit Gandus menjadi tujuan para pehobi kemping, trekking-hiking, hingga mancing di Kota Palembang.


Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

18 November 2023

Ilustrasi hujan es. wikimedia
Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan mengungkapkan fenomena hujan es di Kota Palembang akibat musim pancaroba.


Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

30 Oktober 2023

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumsel melakukan penyemprotan ekoenzim untuk mengatasi ISPU, Senin, 30 Oktober 2023. (ANTARA/M Imam Pramana)
Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

Penyemprotan sebagai respons terhadap tingginya tingkat pencemaran udara di Kota Palembang, yang mencapai angka 310 pada ISPU.