Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jelajah Kawasan Konservasi Sumsel, Ada Harimau di Dangku dan Monyet Ekor Panjang di Punti Kayu

image-gnews
Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang masuk sebagai kawasan hutan konservasi. Di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati seperti monyet ekor panjang serta pohon pinus berusia puluhan tahun. TEMPO/Parliza Hendrawan
Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang masuk sebagai kawasan hutan konservasi. Di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati seperti monyet ekor panjang serta pohon pinus berusia puluhan tahun. TEMPO/Parliza Hendrawan
Iklan

3. Monyet ekor panjang di Punti Kayu

Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu berada persis di dalam Kota Palembang, Sumatera Selatan. TWA  seluas 98 hektare ini merupakan kawasan register 51 yang ditetapkan sebagai kawasan hutan konservasi pada 13 Februari 1937. Pada perkembangan, Punti Kayu ditetapkan sebagai TWA dengan luas hampir 50 hektare.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun lokasinya berada persis di tengah kota yang berdekatan dengan kawasan permukiman, perkantoran dan jalan raya, TWA Punti Kayu menyimpan potensi keanekaragaman hayati mulai dari flora dan aneka fauna.

Ujang Wisnu menjelaskan, kekayaan tersebut seperti jenis biawak, primata, monyet ekor panjang, serta pohon eksotis pinus. “Sejak zaman Belanda di sana dijadikan sebagai kebun percontohan Pinus. Jadi di sana sebagian besar tanaman eksotis,” kata Ujang.

Kekayaan hayati yang sampai sekarang masih bisa dijumpai di sana antara lain beragam jenis burung. “Nantinya kita akan lepaskan burung burung dengan konsep pemulihan ekosistem, menanam, sekaligus melepasliarkan satwa asli di situ,” ujarnya.

BKSDA Sumsel membawahi beberapa Suaka Margasatwa seperti Dangku, Bentayan, Isau-isau, Gumay, Gunung Raya, Padang Sugihan. 

Sementara itu, Anjas Tuberlani,  Kepala resor TWA Punti Kayu menjelaskan, berdasarkan sejumlah kajian dan penelitian, di sana masih bisa diidentifikasi 71 jenis pohon dengan 27 famili. 

Beberapa famili yang dimaksud di antaranya fabaceae , myrtaceae, verbenaceae, mirnosaceae, arecaceae, dan meliacea. Adapun potensi fauna yang sudah teridentifikasi termasuk beragam jenis mamalia, burung. 

Berdasar pada identifikasi yang dibukukan pada 2017,  untuk mamalia yang sudah teridentifikasi meliputi monyet ekor panjang, babi hutan. Sementara herpetofauna atau binatang melata yang di dalamnya berupa jenis amfibi dan reptil yang sudah teridentifikasi antara lain ular hijau, ular kobra, ular sanca, biawak, kadal, serta kodok. 

Sedangkan jenis burung yang dilindungi meliputi elang bondol, elang brontok, cekakak sungai, cekakak belukar. Berikutnya diidentifikasi beberapa jenis serangga semacam capung jarum, capung tonggeret.  

Pinus Zaman Belanda

Sementara itu  Raden Azka, manajer TWA Punti Kayu menjelaskan pihaknya sejak beberapa tahun lalu dipercaya oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengelola Punti Kayu sebagai tempat wisata. Di dalam kawasan seluas 39.9 hektare ini masih bisa dijumpai beragam satwa yang tidak dilindungi dan pohon-pohon pinus berusia puluhan tahun. 

Melalui PT Indosuma Putra Citra (IPC), sejak tahun 1999 kawasan ini diusahkan sebagai objek wisata. Mereka tetap menjaga keasrian hutan. Ketika ada pengusaha yang ingin membangun hotel dan mall, Raden menolaknya. “Kami pertahankan konservasinya, pohon, hewan,” katanya.

TWA Punti Kayu, kata Raden, didominasi oleh pohon pinus karena merupakan lahan percobaan tanaman pinus pada masa pendudukan Belanda pada 1920-1928. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaanya diambil alih oleh Kementerian Kehutanan. Sejak itu pemerintah mulai menanam tanaman selingan dan tanaman buah seperti jambu, rambutan, matoa.

PARLIZA HENDRAWAN

Pilihan Editor: Berkunjung ke TWA Punti Kayu Palembang, Menikmati Udara Segar dan Pemandangan Asri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

9 hari lalu

Tangkapan layar rekaman CCTV saat terduga pelaku berinisial AARN (baju hitam) bersama RM (baju pink) memasuki hotel. ANTARA/HO-Dokumentasi Prbadi
Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.


Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

11 hari lalu

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan, bukan lagi bandara internasional. Statusnya turun jadi bandara domestik. TEMPO/Parliza Hendrawan
Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

Keputusan menurunkan status bandara di Palembang dinilai berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri parawisata di Sumsel.


Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

15 hari lalu

Aksi tanam 1.000 pohon mangrove di areal pelabuhan Tanjung Api-api Banyuasin. Penanaman ini sebagai salah satu upaya menjaga potensi ekowisata di pesisir Banyuasin. Dok. Istimewa
Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.


Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

18 hari lalu

Ilustrasi perceraian. Shutterstock
Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.


Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

22 hari lalu

Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.


PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

22 hari lalu

Alat berat dikerahkan untuk menyelesaikan pengaspalan  Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) di Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, 27 Maret 2024. Untuk memperlancar arus mudik 2024 serta meningkatkan kenyamanan pemudik, PT Waskita Sriwijaya Tol melakukan perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) dengan metode Scrapping Filling Overlay, Leveling, Patching dan ditargerkan selesai pada H-7 Idul Fitri 1445 H. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melihat langsung progres konstruksi dan pernak-pernik permasalahan di Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

23 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

25 hari lalu

Destinasi wisata budaya tempo dulu di Bukit Siguntang, Palembang. Di dalam Bukit Siguntang terdapat diantara nya makam Putri Rambut Selako. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

Agar tak terlalu capai saat pulang mudik Lebaran bisa menepikan kendaraan untuk menikmati kuliner mengunjungi destinasi wisata


Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

26 hari lalu

Polisi usut kasus pembunuhan ibu dan anak di Palembang, Sumatera Selatan, Senin 15 April 2024. ANTARA/HO-Polrestabes Palembang
Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

Motif pembunuhan ibu dan anaknya itu diduga perampokan, namun tidak ada barang berharga yang hilang di rumah.


Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

26 hari lalu

Tanjak, penutup kepala khas Sumatra Selatan, karya Heri Sutanto atau Cek Eri bisa dipesan secara custom order. TEMPO/Parliza Hendrawan
Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

Tanjak, bersama songket, dikenal sebagai bagian tak terlepas dari pakaian adat Palembang yang berfungsi sebagai penutup kepala pria.