Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

image-gnews
Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Iklan

TEMPO.CO, Pelambang - Rumah Limas merupakan rumah tradisional orang Palembang sejak berabad-abad silam. Dulunya rumah Limas dibangun oleh kaum ningrat seperti Pangeran. Bukti keberadaan Rumah Limas asli tersebut ada di komplek Museum Negeri Sumatera Selatan yang dibangun tahun 1830 dan 1833.

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. "Kalau berjumlah dua, itu melambangkan Adam dan Hawa," Beny Pramana Putra, Edukator Museum Negeri Sumsel, Jumat, 19 April 2024.

Beny mengatakan pihaknya selalu menjelaskan kepada pengunjung bila terdapat tiga tanduk kambing hal itu menandakan Matahari, Bulan dan Bintang. Sedangkan Empat tanduk melambangkan para sahabat Rasulullah. "Bila di atas rumah terdapat lima dan enam tanduk kambing hal itu melambangkan rukun Islam dan Rukun Iman," ujarnya.

Selain terdapat tanduk kambing, Beny menambahkan Rumah Limas masih memiliki sejumlah keunikan dan ciri khas tertentu. Rumah Limas dibangun dengan menggunakan tiang sebagai penyangga. Dengan berbentuk panggung tanpa paku dan material besi lainnya, rumah Limas punya banyak filosofi yang wajib diketahui generasi saat ini. 

Filosofi Rumah Limas 

Chandra Amprayadi, Kepala UPTD Museum Negeri Sumatera Selatan menjelaskan pihaknya sudah menerbitkan buku hasil pengkajian berjudul “Rumah Limas Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan”. Rumah Limas merupakan salah satu koleksi masterpiece yang dimiliki Museum Negeri Sumatera Selatan sejak tahun 1985.

Dalam buku yang sama disebutkan bahwa pembangunan rumah limas harus dari Ilir ke Ulu. Hal itu artinya dalam proses membangun sebuah rumah adat, tidak asal-asalan melainkan memperhatikan setiap detailnya dan dari setiap detail tersebut, memiliki beragam filosofi tersendiri. 

Rumah Limas dibangun dengan bentuk panggung bertiang kayu tanpa paku.Hal ini bertujuan untuk menghindari air dan binatang buas masuk ke dalam rumah. Foto diambil di komplek Museum Negeri Sumsel. TEMPO/Parliza Hendrawan

Konsep pembangunan permukiman, membangun rumah demi rumah, harus dimulai dari hilir, baru ke hulu. Ini terkait dengan pola permukiman yang berada di sepanjang tepian sungai. Lokasi pembangunan tidak boleh dimulai dari hulu apalagi “lompatlompat”. Jika aturan ini dilanggar, maka pelakunya akan kualat, menurut Syarofie, dalam bukut tersebut. 

Rumah Limas dibangun menghadap ke dua arah, yaitu timur dan barat. Bagian yang menghadap ke arah timur disebut sebagai matoari edop atau arah matahari terbut. Sedangkan, arah barat disebut matoari mati, yaitu arah matahari terbenam dan melambangkan akhir dari kehidupan. 

Tanpa paku

Rumah Limas dibangun tanpa menggunakan paku. Semua material itu diganti dengan tali dari kulit atau akar pohon, pasak dari kayu atau bambu. Konon, bertujuan untuk mudah dibongkar pasang. Selain itu, penggunaan pasak untuk merekatkan berbagai komponen penyusun bangunannya sehingga lebih kokoh dan tahan guncangan. Pasak dipercaya dapat membuat kayu bangunan tidak mudah patah dan roboh. 

Dalam salah satu bagian lainnya diterangkan bila Rumah Limas memiliki berbagai ornamen. Rumah Limas difungsikan sebagai tempat tinggal, tempat prosesi adat, dan museum. Menurut Rumiawati dalam buku itu, masyarakat Melayu dahulu membangun rumah dengan alasan penyelamatan dari bahaya banjir/pasang surut, perlindungan serangan dan ancaman binatang, penghindaran kelembapan, penyimpanan (tempat) peralatan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keunikan motif hias Rumah Limas Palembang berciri khas bunga teratai yang dipasang di tiang pintu, melambangkan kesucian. Warna merah melambangkan kemakmuran Orang Melayu menghormati orang tua, saling menyayangi, hidup berpatutan, dan makan berpadanan.

Selanjutnya Rumah Limas Palembang berbentuk panggung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

2 jam lalu

Tangkapan layar rekaman CCTV saat terduga pelaku berinisial AARN (baju hitam) bersama RM (baju pink) memasuki hotel. ANTARA/HO-Dokumentasi Prbadi
Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.


Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

1 hari lalu

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan, bukan lagi bandara internasional. Statusnya turun jadi bandara domestik. TEMPO/Parliza Hendrawan
Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

Keputusan menurunkan status bandara di Palembang dinilai berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri parawisata di Sumsel.


Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

9 hari lalu

Ilustrasi perceraian. Shutterstock
Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.


PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

13 hari lalu

Alat berat dikerahkan untuk menyelesaikan pengaspalan  Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) di Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, 27 Maret 2024. Untuk memperlancar arus mudik 2024 serta meningkatkan kenyamanan pemudik, PT Waskita Sriwijaya Tol melakukan perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) dengan metode Scrapping Filling Overlay, Leveling, Patching dan ditargerkan selesai pada H-7 Idul Fitri 1445 H. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melihat langsung progres konstruksi dan pernak-pernik permasalahan di Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

13 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

16 hari lalu

Destinasi wisata budaya tempo dulu di Bukit Siguntang, Palembang. Di dalam Bukit Siguntang terdapat diantara nya makam Putri Rambut Selako. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

Agar tak terlalu capai saat pulang mudik Lebaran bisa menepikan kendaraan untuk menikmati kuliner mengunjungi destinasi wisata


Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

16 hari lalu

Polisi usut kasus pembunuhan ibu dan anak di Palembang, Sumatera Selatan, Senin 15 April 2024. ANTARA/HO-Polrestabes Palembang
Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

Motif pembunuhan ibu dan anaknya itu diduga perampokan, namun tidak ada barang berharga yang hilang di rumah.


Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

16 hari lalu

Tanjak, penutup kepala khas Sumatra Selatan, karya Heri Sutanto atau Cek Eri bisa dipesan secara custom order. TEMPO/Parliza Hendrawan
Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

Tanjak, bersama songket, dikenal sebagai bagian tak terlepas dari pakaian adat Palembang yang berfungsi sebagai penutup kepala pria.


Libur Lebaran di Palembang, Penumpang LRT Sumsel Capai 188.481 Orang

17 hari lalu

Ilustrasi penumpang di LRT Sumsel. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Lebaran di Palembang, Penumpang LRT Sumsel Capai 188.481 Orang

Jumlah penumpang LRT Sumsel naik selama masa libur Lebaran. Mencapai 188.481 orang.


Libur Lebaran di Ogan Komering Ilir, Sensasi Petik Buah Duku di Tepian Sungai Segonang Sukaraja

20 hari lalu

Jalan setapak menuju kebun duku milik warga di Desa Sukaraja, Pedamaran, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Hasil panen dijual untuk memenuhi pasar buah di Palembang hingga Jawa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Lebaran di Ogan Komering Ilir, Sensasi Petik Buah Duku di Tepian Sungai Segonang Sukaraja

Lebaran di Ogan Komering Ilir bukan berpelesir biasa tapi pengalaman baru sembari panen dan petik langsung buah duku dari pohonnya.