Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berkunjung ke TWA Punti Kayu Palembang, Menikmati Udara Segar dan Pemandangan Asri

image-gnews
Di dalam Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, terdapat wahana perahu kayu untuk menyusuri Sungai Seluang. PJ Gubernur Sumsel Agus Fatoni dan PJ Walikota Palembang Ratu Dewa mencoba fasilitas tersebut pada Jumat, 29 Desember 2023. TEMPO/Parliza Hendrawan
Di dalam Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, terdapat wahana perahu kayu untuk menyusuri Sungai Seluang. PJ Gubernur Sumsel Agus Fatoni dan PJ Walikota Palembang Ratu Dewa mencoba fasilitas tersebut pada Jumat, 29 Desember 2023. TEMPO/Parliza Hendrawan
Iklan

Sebagai tempat wisata alam, Punti Kayu memiliki fasilitas berikut ini.

1. Camping Ground

Jumat malam ini, TWA Punti Kayu akan kedatangan puluhan tamu yang akan bermalam di dalam tenda-tenda. Mereka akan kemping di bawah pohon pinus sembari mendengarkan suara jangkrik yang bersahutan. Keesokan harinya, para tamu itu akan mengikuti aktivitas outbond. 

Camping Ground berada persis di tengah-tengah TWA Punti Kayu. Di sekitarnya terdapat danau semi alami, landmark replika, serta panggung hiburan. Pantauan Jumat pagi, Raden dan timnya sudah menyiapkan beberapa tenda yang siap diinapi para tamu. 

2. Flying fox

Arena flying fox juga berada di bagian tengah TWA Punti Kayu. Tali pengaman tampak ditambatkan di antara pohon pinus yang ada di TWA ini. Untuk memanfaatkan sejumlah fasilitas yang ada di dalamnya, pengunjung dapat memesannya lebih dulu ke pihak pengelola. 

3. Spot Foto

Sebagaimana objek wisata lainnya, di TWA ini juga terdapat spot foto yang menjadi kenangan kemudian hari. Spot foto yang banyak didatangi pengunjung di antaranya ada landmark yang bertuliskan We Love Punti Kayu, miniatur keajaiban dunia, dan jembatan.

4. Vegetasi Tua dan Langka

Masih kata Raden Azka, di dalam TWA Punti Kayu terdapat aneka vegetasi yang didominasi beragam jenis pohon pinus. Selain itu terdapat jenis-jenis lain seperti pohon akasia dan albasia  yang ada di seberang camping ground. Kemudian ampupu, bambu, kayu putih, mahoni, pulai. Vegetasi-vegetasi ini menjadi tempat hidup dan berkembang biaknya satwa kera ekor panjang. 

HTM terjangkau

Harga tiket masuk (HTM) ke objek TWA Punti Kayu terbilang terjangkau. Dari papan harga yang tertera di pintu gerbang, diketahui HTM per orang untuk Senin-Jumat Rp 20 ribu dan Rp 25 ribu untuk  Sabtu-Minggu dan libur nasional. Harga tersebut belum termasuk wahana, misalnya perahu naga Rp10 ribu,  sepeda air Rp10 ribu, water park Rp10 ribu, replika landmark Rp5 ribu. Sedangkan untuk biaya parkir sepeda motor Rp5 ribu dan Rp 10 ribu untuk setiap kendaraan roda empat. 

Taman Wisata Alam Punti Kayu ini berada di Jalan Kolonel H. Burlian, Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang.

PARLIZA HENDRAWAN

Pilihan Editor: Rekomendasi 7 Destinasi Wisata Alam di Jakarta untuk Libur Nataru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat dari Dekat Aktivitas Pemetik Daun Teh di Kaki Gunung Dempo Pagaralam

20 jam lalu

Mengintip aktivitas pemetik pucuk daun teh di Kota Pagaralam, Sumatra Selatan. Setiap hari masing-masing pemetik ini teh bisa menghasilkan hingga 250 kg pucuk teh. TEMPO/Parliza Hendrawan
Melihat dari Dekat Aktivitas Pemetik Daun Teh di Kaki Gunung Dempo Pagaralam

Di kebun teh kaki Gunung Dempo ini, wisatawan tak hanya menikmati kesegaran udaranya tetapi juga mencoba memetik pucuk daun teh layaknya petani.


Menikmati Eksotisme Pagi Hari di Pagaralam, Naik Tangga Seribu di Kaki Gunung Dempo

21 jam lalu

Tangga 2001 atau lebih dikenal sebagai Tangga Seribu merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi saat melancong ke Pagaralam, Sumatra Selatan. Tangga Seribu berada di tengah kebun teh lereng Gunung Dempo. TEMPO/Parliza Hendrawan
Menikmati Eksotisme Pagi Hari di Pagaralam, Naik Tangga Seribu di Kaki Gunung Dempo

Di kaki Gunung Dempo terdapat Tangga Seribu. Jumlah anak tangganya bikin pengunjung penasaran.


Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

13 hari lalu

Tangkapan layar rekaman CCTV saat terduga pelaku berinisial AARN (baju hitam) bersama RM (baju pink) memasuki hotel. ANTARA/HO-Dokumentasi Prbadi
Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.


Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

15 hari lalu

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan, bukan lagi bandara internasional. Statusnya turun jadi bandara domestik. TEMPO/Parliza Hendrawan
Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

Keputusan menurunkan status bandara di Palembang dinilai berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri parawisata di Sumsel.


Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

19 hari lalu

Aksi tanam 1.000 pohon mangrove di areal pelabuhan Tanjung Api-api Banyuasin. Penanaman ini sebagai salah satu upaya menjaga potensi ekowisata di pesisir Banyuasin. Dok. Istimewa
Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.


Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

20 hari lalu

Pemandangan di sekitar kawah Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur (dok Kemenpar)
Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

Dengan meningkatnya jumlah pengunjung selama masa liburan, tekanan terhadap lingkungan alam Kawah Ijen juga meningkat.


Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

22 hari lalu

Ilustrasi perceraian. Shutterstock
Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.


Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

26 hari lalu

Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.


PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

27 hari lalu

Alat berat dikerahkan untuk menyelesaikan pengaspalan  Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) di Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, 27 Maret 2024. Untuk memperlancar arus mudik 2024 serta meningkatkan kenyamanan pemudik, PT Waskita Sriwijaya Tol melakukan perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) dengan metode Scrapping Filling Overlay, Leveling, Patching dan ditargerkan selesai pada H-7 Idul Fitri 1445 H. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melihat langsung progres konstruksi dan pernak-pernik permasalahan di Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

27 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.