TEMPO.CO, Jakarta - Penumpang kapal pesiar Australia kecewa karena sempat terjebak di laut. Penyebabnya kapal pesiar itu tak bisa berlabuh di Bay of Islands, Selandia Baru pada 23 November 2023.
Kapal pesiar P&O Pacific Adventure berlayar selama 13 hari dari Sydney mulai 20 November 2023. Kapal itu seharusnya membawa 2.781 penumpang berkeliling Selandia Baru, termasuk singgah di Wellington dan Taman Nasional Firodland dan kembali ke Sydney.
Namun kini kapal pesiar itu membatalkan pelayaran di Selandia Baru dan dijadwalkan tiba di Hobart, sebuah kota di Tasmania, Australia, pada hari Selasa, 28 November 2023.
“P&O Cruises Australia dapat menyarankan perubahan kompensasi bagi para tamu di kapal Pacific Adventure, setelah kapal tersebut tidak dapat mengunjungi Selandia Baru,” kata perusahaan pelayaran Carnival Australia itu dalam sebuah pernyataan.
Peraturan biosekuriti Selandia Baru
Saat kapal pesiar itu sampai di Bay of Islands Selandia Baru, kapal tidak dibolehkan berlabuh. Hal ini karena Selandia Baru memiliki undang-undang biosekuriti yang ketat.
Komisari regional Biosekuriti Selandia Baru di bagian utara, Mike Inglis, mengatakan peraturan itu mengharuskan kapal dibersihkan untuk mengurangi risiko spesies invasif memasuki lingkungan negara tersebut.
"Kita tahu bahwa hampir 90 persen spesies laut eksotik yang sudah ada di Selandia Baru kemungkinan besar tiba di sini sebagai hasil pertumbuhan laut di permukaan kapal internasional yang tenggelam,” kata Inglis.
Menurut sebuah foto yang dikirim dari kapal ke Biosecurity Selandia Baru menunjukkan organisme berisiko tinggi termasuk pertumbuhan kerang dan tiram. Hal tersebut dapat menimbulkan risiko bagi Selandia Baru. Kondisi penyelaman yang buruk juga menghalangi staf kapal pesiar untuk menyelesaikan pembersihan lambung kapal.
Kekecewaan penumpang
Menurut beberapa laporan penumpang mengelukan perjalanan mereka berubah karena masalah ini. Beberapa merasa mabuk lalut karena terlalu lama berada di dalam kapal dan perairan yang berombak.
Salah satu penumpang, Aroha Cockburn mengajak 15 anggota keluarganya berlibur dengan kapal pesiar itu. Dia merasa benar-benar kecewa dengan perubahan rencana perjalanan yang tidak terduga.
Meski diberi pengembalian uang sebesar 50 persen untuk perjalanan mereka dan voucher senilai US$300 untuk dibelanjakan, hal itu tidak bisa menggantikan kekecewaan Aroha.
“Ini sebuah penghinaan dan sejujurnya, sebagian besar penumpang harus mengeluarkan banyak uang bahkan untuk ditawari 50 persen. Mereka tidak mengutamakan kami, kami harus berjuang untuk itu," katanya.
USA TODAY | 9Now.Nine
Pilihan editor: 6 Biaya yang Bikin Perjalanan dengan Kapal Pesiar Bertambah Mahal