"Ini olahan daging sapi yang sudah turun temurun sudah menjadi masakan wajib tersaji di meja makan istana Mangkunegaran dan kegemaran semua KGPAA Mangkunegoro, termasuk Mangkunegoro IV," jelas Gusti Sura.
Dendheng Age, salah satu menu utama yang disajikan di Pracimasana, Solo, Jawa Tengah. (TEMPO/Yunia Pratiwi)
Makanan utama lain yang tidak kalah unik adalah Bistik Pitik Bumbu Opor. Jika biasanya opor ayam disajikan dalam mangkuk dan berkuah, menu ini sedikit berbeda. Potongan ayam bagian paha tanpa tulang disiram bumbu opor yang terlihat seperti saus.
Setelah menyantap aneka menu pembuka dan utama, sebagai penutup disajikan Tape Ijo Panna Cotta. Menurut Gusti Sura, olahan tape ketan berwarna hijau adalah favorit keluarga. Tapi di Pracimasana diolah menjadi Panna Cotta yang lembut, rasanya pun manis dan asam. Di bagian atasnya diberi taburan granola dan cokelat putih almond.
Sedangkan untuk minuman, salah satu yang unik dan khas adalah Pareanom. Minuman jeruk dari jeruk lemon yang disajikan dengan pandan dan kolang kaling. Uniknya, perpaduan warna kuning dan hijau seperti warna lambang dari pareanom atau pare muda yang digunakan sebagai bendera pataka, serta samir yang digunakan abdi dalem.
Pilihan editor: Disneyland Ubah Reservasi Restoran Jadi Lebih Sederhana