Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Sejarah di Tambang Batubara Ombilin yang Masuk Situs Warisan Dunia UNESCO

Reporter

image-gnews
Sebuah alat yang dipakai oleh `orang rantai` untuk menggali tambang batu bara tergeletak di Lubang Mbah Suro, terowongan bekas penambangan batu bara di Sawahlunto, Padang, Sumatera Barat, 10 Juli 2019. Sawahlunto dikenal sebagai kota penghasil batu bara sejak ahli geologi asal Belanda, Willem Hendrik de Greve menemukan kandungan batu bara di aliran Sungai Batang Ombilin sekitar tahun 1867. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sebuah alat yang dipakai oleh `orang rantai` untuk menggali tambang batu bara tergeletak di Lubang Mbah Suro, terowongan bekas penambangan batu bara di Sawahlunto, Padang, Sumatera Barat, 10 Juli 2019. Sawahlunto dikenal sebagai kota penghasil batu bara sejak ahli geologi asal Belanda, Willem Hendrik de Greve menemukan kandungan batu bara di aliran Sungai Batang Ombilin sekitar tahun 1867. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin masih banyak masyarakat yang belum tahu bahwa Tambang Batubara Ombilin di Kota Sawahlunto Sumatera Barat merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Tambang batubara ini bahkan merupakan tambang batubara tertua di Indonesia.

Maka tak heran dalam rangkaian Festival Indonesia Hidden Heritage Week (IHHW) 2021, Tambang Batubara Ombilin menjadi salah satu tujuan destinasi wisata virtual. “Virtual tour mengambil Tambang Batubara Ombilin karena situs ini merupakan satu dari 5 situs lain di dunia yang ditetapkan UNESCO pada 2019,” kata Nofa Farida Lestari, Founder sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Hidden Heritage (IHH).

Wisata virtual yang digelar pada 21 Oktober lalu itu dipandu oleh Wali Kota Sawahlunto Deri Asta, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat dan Komunitas Konten Kreator Sawahlunto.

Menurut Deri, Situs Tambang Batubara Ombilin dikenal dengan nama Warisan Tambang Batubara Ombilin. “Situs yang di Sawahlunto ini masuk sebagai Warisan Budaya Dunia kelima Indonesia setelah Candi Borobudur dan Prambanan pada 2012, Situs Sangiran di tahun 1996 serta Sistem Subak Bali pada 2012,” kata dia.

Melihat sejarahnya, Ombilin merupakan efek dari masuknya teknologi industri Eropa pada 1800-an dengan ditemukannya mesin-mesin uap dan bahan bakar. Selain itu, ditemukan lapisan tanah hitam di Ombilin yang setelah diteliti disebut batubara dengan cadangan deposit yang sangat besar dan kalori sangat bagus. Setelah itu dilakukan penambangan batubara oleh Kolonial Belanda.

Ada 3 komponen yang ditetapkan sebagai warisan tambang batubara. Pertama, Sawahlunto sebagai kota fasilitas. Kedua, struktur perkeretaapian dan ketiga, penyimpanan batubara di Pelabuhan Teluk Bayur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ombilin berbeda dengan warisan situs budaya lain karena terdiri dari 3 area yang sangat luas. Selain pertambangan, di sana ada pembangkit listrik dan air serta dapur umur dengan kapasitas lebih dari 6 ribu ransum yang memakai teknologi Jerman serta rumah sakit.

Area A adalah kota tambang Sawahlunto. Area B adalah fasilitas struktur perkeretaapian dan sekarang ada peninggalan Lokomotif Mak Itam yang disimpan di Museum Kereta Api Sawahlunto. Ini adalah museum kereta api kedua di Indonesia setelah Ambarawa.

Area C adalah fasilitas penyimpanan batubara di Teluk Bayur dan inilah yang membuka akses batubara di Sumatera bagian tengah saat itu. Dari semua itu, dapat dilihat bahwa Tambang Batubara Ombilin adalah hasil perpaduan teknologi industri dengan budaya lokal.

Nofa mengatakan tur virtual ke Warisan Tambang Batubara Ombilin ini merupakan bagian dari komitmen kreatif hub Indonesia Hidden Heritage dalam mempromosikan wisata sejarah budaya kepada seluruh pencinta traveling dan pegiat sejarah budaya.

Baca jugaIndonesia Hidden Heritage Week 2021, Festival Wisata Sejarah Budaya Nusantara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengintip Keunikan Kepulauan Galapagos yang Dijuluki Museum Hidup

1 hari lalu

Kepulauan Galapagos (Pixabay)
Mengintip Keunikan Kepulauan Galapagos yang Dijuluki Museum Hidup

Kepulauan Galapagos meraih predikat sebagai Situs Warisan Dunia pada 1976, Cagar Biosfer UNESCO pada 1984, dan Situs Ramsar pada 2001.


Jumlah Turis Naik, Tiket Masuk Kepulauan Galapagos Naik 100 Persen

1 hari lalu

Kepulauan Galapagos, Ekuador (Pixabay)
Jumlah Turis Naik, Tiket Masuk Kepulauan Galapagos Naik 100 Persen

Kenaikan tiket masuk bertujuan mengurangi dampak pariwisata berlebihan yang telah mengancam keseimbangan lingkungan Kepulauan Galapagos.


Grup Musik Indonesia Tampil di SXSW, Simak Asal-usul Festival Ini

4 hari lalu

Festival SXSW. Foto :  SXSW
Grup Musik Indonesia Tampil di SXSW, Simak Asal-usul Festival Ini

Grup musik Indonesia asal Majalengka LAIR ikut mengisi festival South by Southwest atau SXSW di Austin, Texas, Amerika Serikat


Traveling ke India, 5 Destinasi India ini Tawarkan Ritual dan Festival Unik

16 hari lalu

Festival Diwali di Varanasi, Uttar Pradesh. Unsplash.com/Tanusree Mitra
Traveling ke India, 5 Destinasi India ini Tawarkan Ritual dan Festival Unik

Lima kota di India ini terkenal dengan ritual dan festival menarik di India


Pegadaian Gelar Festival Ramadan

16 hari lalu

Pegadaian Gelar Festival Ramadan

PT Pegadaian mengadakan Festival Ramadan untuk nasabah dan masyarakat umum dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1445 H.


Naked Man Festival di Jepang Dihentikan setelah Lebih dari 1.000 Tahun Gegara Krisis Populasi

26 hari lalu

Festival Somin-sai atau Naked Man yang sudah lebih dari 1.000 tahun terakhir kali diselenggarakan pada Sabtu, 17 Februari 2024 di Kuil Kokusekiji, Kota Oushu, Prefektur Iwate, Jepang (visitiwate.com
Naked Man Festival di Jepang Dihentikan setelah Lebih dari 1.000 Tahun Gegara Krisis Populasi

Dihentikannya festival ini karena Jepang mengalami krisis populasi. Para pria sudah lanjut usia dan tak ada regenerasi.


Daya Tarik Malawi yang Baru Menerapkan Bebas Visa untuk 79 Negara

32 hari lalu

Danau Malawi. (Youtube.com/Malawi Travel)
Daya Tarik Malawi yang Baru Menerapkan Bebas Visa untuk 79 Negara

Baru-baru ini, Malawi menerapkan bebas visa masuk untuk 79 negara


Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

42 hari lalu

Komplek Situs Candi Muarojambi. TEMPO/Zulkarnain
Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

Candi Muarojambi diyakini sebagai kompleks pendidikan Buddha tertua di nusantara. Didorong jadi Situs Warisan Dunia UNESCO


Akses Machu Picchu Dibuka Lagi Setelah Aksi Protes Berakhir

46 hari lalu

Situs warisan dunia UNESCO  Machu Picchu di Peru (Pixabay)
Akses Machu Picchu Dibuka Lagi Setelah Aksi Protes Berakhir

Pembukaan akses Machu Picchu dilakukan setelah tercapainya kesepakatan antara pemerintah dan kelompok pengunjuk rasa tentang sistem penjualan tiket.


Banyak Kecelakaan dan Bangunan Rentan, Venesia Batasi Kecepatan Perahu yang Melewati Kanal

47 hari lalu

Gondola di Kanal Venesia (Pixabay)
Banyak Kecelakaan dan Bangunan Rentan, Venesia Batasi Kecepatan Perahu yang Melewati Kanal

Aturan batas kecepatan dibuat untuk melindungi bangunan-bangunan tua di Venesia dari pengikisan akibat gelombang.