TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mencatat setelah lebih sepekan uji coba pembukaan pusat perbelanjaan atau mall digelar, kunjungan masyarakat masih cukup minim. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, tingkat kunjungan di mall saat ini rata-rata baru mencapai 19 persen dari kondisi normal.
"Presentase kunjungan di mall yang uji coba ini belum maksimal karena ada batasan usia pengunjung 12 sampai 70 tahun, sudah vaksinasi, dan memiliki aplikasi PeduliLindungi," kata Kustini pada Jumat, 3 September 2021. Sejak 24 Agustus 2021, sebanyak lima pusat perbelanjaan di Kabupaten Sleman telah melakukan uji coba pembukaan, seperti Jogja City Mall, Hartono Mall, Sleman City Hall, Ambarukmo Plaza, dan Transmart.
Setiap pengunjung yang hendak masuk mall wajib lolos dari pemindaian melalui aplikasi PeduliLindungi. Kustini menduga, masih rendahnya kunjungan ini karena masih banyak masyarakat yang sulit mengakses aplikasi tersebut atau bisa juga karena belum divaksin, sehingga tak bisa masuk mall. "Mungkin nanti kunjungan akan semakin meningkat kalau masyarakat yang divaksin semakin banyak," kata Kustini.
Dari hasil evaluasi pembukaan mall dan pusat perbelanjaan di Kabupaten Sleman yang berlangsung lebih dari sepekan, Kustini menemukan banyak pengunjung yang kesulitan mengakses aplikasi PeduliLindungi. "Masih banyak pengunjung yang kesulitan bagaimaan cara aksesnya, sehingga pihak mall harus selalu membantu," ujar Kustini. Aplikasi PeduliLindungi berisi data pengguna dan membantu melacak jika nanti terjadi kasus Covid-19. Namun butuh waktu bagi masyarakat untuk bisa mengakses aplikasi tersebut.
Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Ario Adipati (KGPAA) Paku Alam X pekan ini juga meminta pemerintah pusat membantu mengatasi beberapa hal terkait penggunaan Aplikasi PeduliLindungi. Salah satu hal yang disoroti Paku Alam soal kecepatan akses saat mengakses aplikasi PeduliLindungi itu. "Kami mohon respons penggunaan aplikasi PeduliLindungi ini, khususnya di tempat-tempat publik bisa ditingkatkan agar aksesnya tidak terlalu lama," ujar Paku Alam.
Asisten Sekretaris DI Yogyakarta Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana mengatakan, terkait penerapan aplikasi PeduliLindungi yang sudah mulai diuji coba penerapannya, memang masih butuh peningkatan kualitas kecepatan aplikasi. "Saat aplikasi itu diujicobakan masih agak lama responsnya. Mungkin karena yang mengakses banyak," kata Tri.
Chief Marketing Communication Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, Indra Gunawan mengakui ada beberapa kendala saat menggunakan aplikasi PeduliLindungi. "Ada data pengunjung yang tidak sinkron dengan aplikasi, sehingga muncul beberapa informasi yang tidak sesuai," kata Indra. Dia berharap hotline PeduliLindung mampu memberikan respons cepat, sehingga ketika ada pelanggan yang bermasalah bisa langsung dibantu.
Baca juga:
Pusaka Keraton Yogyakarta Dimandikan: Ada Makna, Proses Basuh, Jemur, Wewangian