Di dunia ini, hanya dua daerah yang memiliki patung megalitikum. Pertama di Marquise Island, Amerika Latin, dan yang kedua di Lembah Bada, Poso, Sulawesi Tengah. Berbeda dengan Marquise, patung-patung di lembah itu berbentuk mirip manusia, lengkap dengan bagian tubuh. Ada juga patung berbentuk gentong. Usianya diperkirakan 1.500-3.000 tahun.
Lembah Bada berada di Taman Nasional Lore Lindu. Ada dua rute menuju ke sana. Pertama menggunakan pesawat kecil dari Palu dan mendarat di Bandara Tentena, Poso. Dari situ, perjalanan dilanjutkan dengan mobil atau sepeda motor selama empat jam. Bisa juga dengan mengendarai angkutan umum selama tiga jam dari Terminal Mosamba, Palu, ke arah Gimpu. Dari situ, perjalanan dilanjutkan dengan mobil atau sepeda motor selama empat jam. Turis bisa menginap di rumah penduduk dan guest house.
Sebuah arca megalitik yang menyerupai sosok perempuan yang ditemukan di Desa Onondowa, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Diperkirakan arca ini berusia sekitar 2.000 tahun, karena memiliki kemiripan dengan arca megalitik di Lembah Besoa, Kecamatan Loreh Tengah dan Bada, kecamatan Tentena di Sulawesi Tengah. Tempo/IRMAWATI
Putussibau, Kalimantan Barat
Kejeniusan nenek moyang suku Dayak tecermin dari arsitektur rumah panjang mereka. Puluhan tiang kayu berdiamater setengah meter menopang rumah panjang—masyarakat setempat menyebutnya rumah betang—dengan kokoh selama puluhan tahun. Semua tiang dan lantai dibangun dari kayu ulin yang diambil dari belantara hutan Kalimantan. Hanya pasak dan rotan yang menyatukan kayu-kayu itu.
Rumah ini panjangnya bukan main, paling pendek 100 meter dan terpanjang 286 meter. Lebarnya 5-8 meter. Rumah betang memiliki kamar (ruai) minimal 50 petak, dan sepetak ruangan besar untuk upacara adat. Di rumah betang semua aktivitas puluhan keluarga berlangsung.
Rumah ini berjejer di sepanjang bibir Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Umumnya berada di dekat Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Sebenarnya ada jadwal reguler penerbangan pesawat dari Pontianak ke Putussibau. Namun terkadang dibatalkan. Maka disarankan menggunakan mobil. Selama 13 jam perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan lebatnya hutan Kalimantan.
Sebelum menikmati rumah betang, ada Taman Nasional Betung Kerihun. Perjalanan menyusuri Sungai Kapuas bisa berhari-hari dengan perahu. Di perjalanan, para pemilik rumah betang dengan senang hati menyiapkan penginapan dan makanan. Mengajak para tamu untuk hidup seperti mereka. Satu tip penting selama di sana: jangan malu menawar harga.
Desa Jangga, Sumatera Utara
Kehidupan suku Batak tradisional masih berlangsung di Desa Jangga, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Para penduduk desa hidup dengan menjunjung tinggi budaya dan hukum adat di tengah alam yang masih asri. Keharuman nama desa ini bahkan tercium hingga Belanda dan Jerman.
Desa ini berada di lereng Gunung Simanuk-manuk, atau sekitar 24 kilometer dari Parapat, Danau Toba. Biasanya turis singgah ke Desa Jangga setelah menikmati keindahan Danau Toba. Udara desa masih sejuk dan segar. Menuju ke sana cukup menggunakan angkutan umum selama 4-6 jam dengan bonus keindahan alam tanah Batak di sepanjang jalan. Sudah tersedia banyak homestay di sekitar desa.
Rumah adat Batak masih mendominasi desa ini. Usianya ratusan tahun dan masih terawat baik. Di dinding-dinding rumah masih terlihat ukiran khas Batak—disebut gorga. Wisata sejarah juga bisa dinikmati di desa ini. Di ujung desa terdapat dua makam Raja Batak, yakni Raja Tambun dan Raja Ma.
Sambil berjalan-jalan, pelancong akan disuguhi pemandangan para perempuan yang membuat ulos di pekarangan rumah. Ulos buatan Desa Jangga sudah termasyhur hingga mancanegara. Ulos produksi mereka dikenal kuat, memiliki motif yang lebih rumit, dan lebih cantik. Mereka juga dengan senang hati akan mengajari Anda cara membuatnya. Bila Anda tertarik, ulos itu bisa dibeli sebagai buah tangan.