Mencermati bangunan itu benar-benar ibarat melakukan penjelajahan dari masa ke masa. Tak mengherankan jika seorang turis di depan saya berkomentar, “Serasa di negeri dongeng.” Istana telah dialihfungsikan menjadi Hungarian Agricultural Museum. Tiket masuk museum bagi orang dewasa sebesar HUF (Hungarian Forint) 1.100 atau setara dengan Rp 60 ribu, sedangkan anak-anak HUF 550 atau sekitar Rp 30 ribu.
Untuk mengunjungi kompleks istananya sendiri tidak dipungut biaya. Saat memasuki istana, akan terlihat lagi detail gaya arsitektur dari berbagai masa tersebut. Meski tidak paham maknanya, saya mengagumi keindahan beragam bangunan di sini.
Kastil Vajdahunya di Budapest, dibangun antara 1896-1908, dilihat dari seberang sungai yang lokasinya tak jauh dari Hero's Square. (shutterstock.com)
Salah satu pemandu wisata yang membawa rombongan di depan saya menyebutkan, istana muncul dalam suasana berbeda setiap musim. Baik itu pada musim gugur, dingin, semi, maupun panas. Uniknya, sungai di bagian belakang istana juga berubah fungsi pada musim tertentu. Di musim panas, sungai itu menjadi area bermain perahu karena dipenuhi air. Namun di musim dingin menjadi lahan bermain ice skating terluas di Budapest. Saya datang pada Oktober, ketika suhu udara cukup hangat, kadang-kadang adem. Di sungai berderet perahu. Satu-dua perahu tampak melaju menuju tengah sungai.
Baca Juga: Asyiknya Belanja di Great Market Hall Budapest
Menjelang ke luar dari kompleks, saya baru tahu kenapa saat pertama masuk tadi tiba-tiba merasa takut. Rupanya, sejak dulu tersebar rumor bahwa di istana ini tinggal Pangeran Drakula. Sebenarnya, kisah itu muncul karena Bram Stoker menuliskan cerita tentang drakula dan ia terinspirasi oleh suasana bangunan Vajdahunyad Castle. Kisah Count Dracula diterbitkan pada 1897, kemudian diangkat dalam layar lebar. Bahkan, hingga sekarang, kisah drakula tidak pernah basi untuk difilmkan. Dalam karyanya, Bram Stoker menyebut Count Dracula tinggal di istana yang berada di City Park Budapest ini. Waaah! l