TEMPO.CO, Jakarta - Great Market Hall, atau warga Budapest menyebutnya Központi Vásárcsarnok berada di seberang Fovam Square, yang ramai oleh turis. Seperti pasar umumnya sudah buka sejak pagi yakni pukul 06.00, khususnya para pedagang daging, sayuran, dan sejenisnya, serta tutup pukul 18.00.
Berada di sebuah gedung neo-gothic berlantai tiga, memandang dari luar saja sudah bikin wisatawan tertarik, apalagi masuk ke dalam. Pilihan di tiga lantai dari pasar ini emua menggoda. Pedagang dikelompokkan sesuai dengan jenis dagangan, dari pedagang sayuran, daging, , suvenir, hingga makanan. Di lantai pertama, kesibukan paling kentara. Paprika, yang menjadi ciri khas negeri ini, bisa ditemukan dengan mudah, yang dijual dalam kondisi segar, kering, hingga pasta, dengan warna kuning, merah, atau putih kehijauan. Kios daging tidak menghamburkan bau amis. Di beberapa pojok juga bisa ditemukan loket penukaran mata uang asing.
Beberapa oleh-oleh khas dari Budapest, seperti bubuk paprika dalam kemasan menari, dari kaleng hingga keramik. Di deretan belakang tampak wine lokal. Tempo/Rita Nariswri
Saya lebih senang menikmati kesibukan para pedagang itu dari lantai dua, di antara deretan kios suvenir. Tentunya sembari melirik boneka khas dari kayu yang dipulas warna cerah nan cantik, matryoshka, yang bisa ditemukan dalam beragam ukuran. Juga boneka dengan busana tradisional Hungaria. Blus cantik dengan sulaman Hungaria pun melambai-lambai mengundang pembeli. Benar-benar surga bagi penggemar kerajinan dan orang yang gandrung belanja.
Lantai dua merupakan tempat menjajal aneka makanan khas. Kebanyakan sajian sudah siap, sehingga tinggal dipanaskan. Ada beragam jenis pasta, gulash--sejenis sup daging sapi atau babi khas Hungaria--dan sosis. Bagi yang penasaran dengan minuman lokal, ada kafe dengan tawaran minuman khas lokal, di antaranya palinka, dengan kandungan alkohol sedikitnya 37,5 persen. Rasanya bermacam-macam, seperti apel, anggur, dan plum. Juga tersedia aneka pilihan wine lokal.
Bangunan tua dari Great Market Hall di Budapest, Hungaria. Berdiri sejak 1897, pasar terdiri dari tiga lantai dan banyak diburu wisatawan. Tempo/Rita Nariswari
Perlu waktu sekitar dua jam untuk benar-benar mengenal setiap pojoknya dari bangunan seluas 10.000 meter persegi ini. Gedung yang pertama kali dibuka pada 1897 ini sempat hancur karena peperangan, lalu direnovasi pada 1990, dan baru dibuka kembali pertengahan 1990-an. Berjalan keluar, saya memilih pintu utama.
Deretan trem model baru ataupun lawas yang tetap dipertahankan tampak melintas. Warnanya khas, putih-kuning. Di sisi kiri, saya bisa langsung melihat Liberty Bridge, salah satu penghubung dua sisi Sungai Danube. Jembatan ini pun berusia lanjut, yang dibangun pada 1894-1896.
Baca Juga:
Trdelnik, Camilan yang Diburu Turis di Praha
3 Museum Makanan Eropa yang Menggoda Selera
Puluhan turis yang tengah bersantai terlihat di deretan kafe di seberang Great Market Hal di Budapest ini, suasana khas Fovam Square. Kaki pun melangkah ke sana, mencermati pelancong yang menikmati mentari yang cukup hangat, sembari memandang bangunan Great Market Hall secara utuh dari seberang jalan.