Reaktivasi jalur kereta api Rancaekek -Tanjungsari dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas, mengurangi kemacetan, menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung aksesibilitas ke Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka serta menunjang transportasi di kawasan pendidikan Jatinangor.
Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 11,5 Km, dengan 3 stasiun, yaitu stasiun Rancaekek (eksisting), Jatinangor, dan Tanjungsari. Rencana Reaktivasi jalur ini diperkirakan memerlukan anggaran sebesar Rp1,3 Triliun dan reaktivasi jalur ini diperkirakan selesai tahun 2021-2022.
Reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung aksesibilitas menuju daerah pariwisata di Pangandaran-Cijulang. Total anggaran untuk mereaktivasi jalur ini sepanjang 82 Km diperkirakan sebesar Rp2,5 triliun.
Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 82 Km dan melewati empat Stasiun Banjar (eksisting), Pangandaran, Parigi, dan Cijulang, serta empat halte Batulawang, Cikembulan, Cikalong, dan Cibenda. Reaktivasi jalur ini diharapkan selesai pada tahun 2023.
ada pun reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas menuju wilayah selatan Jawa Barat. Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 47,5 Km, yang terbagi dua seksi yaitu seksi satu Cibatu-Garut sepanjang 19,29 Km dan seksi dua Garut-Cikajang sepanjang 28,21 Km.
Jalur ini direncanakan melewati 3 Stasiun yaitu Stasiun Cibatu, Garut, dan Cikajang. Total anggaran yang diperlukan sebesar Rp1,1 triliun. Reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang direncanakan selesai pada tahun 2021-2022.
Warga Jawa Barat pasti berharap rencana Ridwan Kamil ini berjalan mulus dan tepat waktu.
ANTARA