Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenang Masa Edo di Kurashiki Bikan Jepang

Reporter

image-gnews
Kanal di kawasan kota tua Kurashiki Bikan di Kurashiki, Jepang. Kanal ini dulu dipenuhi perahu yang membawa berbagai produk dari area Bitchu. Tempo/Rita Nariswari
Kanal di kawasan kota tua Kurashiki Bikan di Kurashiki, Jepang. Kanal ini dulu dipenuhi perahu yang membawa berbagai produk dari area Bitchu. Tempo/Rita Nariswari
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bus membawa saya melalui jalan yang tidak terlalu lebar dan tergolong sepi di Kurashiki, Perfektur Okayama, Jepang. Kota ini bisa dicapai dari Tokyo dengan penerbangan sekitar 1 jam 20 menit atau dengan kereta api kurang-lebih 4 jam. Memasuki area parkir, saya langsung melonjak kegirangan. Tepat di seberang area parkir, sebuah rumah lawas tampak. “Itu salah satu bangunan tuanya,” ujar sang pemandu rombongan.

Ahaa, hari itu saya dan rekan-rekan akan kembali ke masa Edo (1603-1868) dengan menyusuri kawasan bersejarah Kurashiki Bikan. Saya pun melangkah enteng menuju area yang dulu merupakan daerah perdagangan. Di sini berjajar rumah para pengusaha berikut gudang-gudang penyimpanan barang dagangan mereka.

Bangunan rumah bergaya lokal, sedangkan gudang berupa bangunan bergaya Barat yang kukuh. Di ujung jalan menuju kawasan, beberapa toko menggoda saya. Dua di antaranya menaruh barang dalam keranjang-keranjang di luar toko, sehingga saat melintas pun langsung kentara jelas. Dari mainan sampai pajangan, dari model lawas sampai desain baru.

Kaki saya terus melangkah hingga bertemu kanal dengan sisi kiri-kanan bangunan yang juga menarik. Sungai Kurashiki pada masa lalu menjadi jalur perahu yang membawa produk lokal dari seluruh area Bicthu. Semisal, beras atau biji-bijian lain. Saya melirik di kiri, terlihat plang nama Ohara Museum of Art, museum seni Barat milik swasta yang pertama di Jepang. Bangunannya didirikan pada 1930.

Di sisi kanan ada sebuah rumah khas pada masa itu yang dimiliki seorang pengusaha, Ohashi. Dibangun pada 1796, tergolong salah satu rumah berukuran besar di kawasan wisata ini. Bertembok putih dengan jendela kayu berderet di bagian atasnya. Atapnya khas Edo, berupa genting hitam.

Baca Juga: 

Suguhan Dramatis Great Seto Bridge dari Gunung Washuzan Okayama

Tip Traveing Murah Meriah Menjelajahi Jepang

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekelompok turis tampak berada di tengah kanal, menumpang sampan lengkap dengan pemandunya. Sepanjang kanal, berjajar pohon rindang di kiri-kanan, membuahkan keteduhan dan tentunya ketenangan. Di seputar kanal ini rupanya para turis berkumpul. Meski melaju di sungai yang tergolong pendek, menaiki sampan cukup menyenangkan.

Tentunya sembari membayangkan bahwa di masa Edo, kanal menjadi jalur perahu kargo. Waktu pemberangkatan perahu khusus untuk turis ini setiap 30 menit dan beroperasi dari pukul 09.20-17.00.

Beberapa bagian bangunan difungsikan sebagai kedai makanan, juga toko suvenir. Becak dengan tenaga orang atau jinriksha pun masih ada. Kaki saya terus melangkah menyusuri salah satu jalan di tepian kanal. Beruntung bertemu dengan pasangan calon pengantin yang melakukan foto pre-wedding. Berfoto di berbagai sudut kawasan bersejarah, lalu melanjutkan pemotretan di atas perahu di tengah kanal.

Suasana di kawasan kota tua Kurashiki Bikan di Kota Kurashiki, Prefektur Okayama, Jepang. Tempo/Rita Nariswari

Semakin jauh melangkah, semakin banyak kedai yang saya temukan, hingga saya menemukan ujung jalan dan berputar arah. Karena waktu yang terbatas, saya pun harus segera kembali. Untuk bisa menikmati suasana dan mengunjungi setiap museum, setidaknya sediakan waktu 2 jam. Bila ingin mencicipi kulinernya, mungkin sekitar 3 jam.

Dalam perjalanan di sisi lain dari kanal, saya melihat lebih banyak bangunan kukuh. Di antaranya ada bangunan putih yang dulu merupakan Kurashiki Town Office yang telah digunakan sebagai Tourist Information Center. Bergaya arsitektur Barat, gedung tersebut dibangun pada 1917.

Di jalur ini pula sejumlah obyek wisata bisa ditemukan, kebanyakan berupa museum. Semisal, Kurashiki Museum of Natural History, Kurashiki City Art Museum, Japanese Rural Toy Museum, dan tentunya Kurashiki Museum of Folkcraft, yang menempati bekas gudang beras. Saya juga menemukan bangunan lain milik Ohara. Yang satu ini merupakan rumah kedua milik keluarga Ohara, dibangun oleh Magosaboru Ohara untuk istrinya. Atapnya terlihat kehijauan sehingga dikenal dengan nama Green Palace. Perjalanan di kota tua ternyata harus berakhir, pemandu melambaikan tangan ke arah saya.  l

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

16 jam lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.


Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

1 hari lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman


Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU) yang berada di Kota Koga, Prefektur Ibaraki, Jepang, pada Jumat 3 Mei 2024. Kedubes RI di Jepang
Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

2 hari lalu

Kansai International Airport merupakan bandara pertama di Jepang yang dibangun di tengah laut di atas pulau buatan. Bandara Kansai sengaja dibangun jauh dari pemukiman untuk menghindari dampak kerusakan lingkungan yang akan timbul akibat aktivitas bandara, seperti polusi udara. jnto.org.au
Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

2 hari lalu

Bandara Internasional Kansai, masuk diurutan ketujuh bandara terbaik di Asia. businessinsider.com
Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.


Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

2 hari lalu

Fuki Yamada berselebrasi usai mencetak gol Jepang ke gawang Uzbekistan di final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.


Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

3 hari lalu

Pebulu tangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, umumkan pensiun. Instageam
Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.


Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

3 hari lalu

Pelatih Jepang Go Oiwa dan pelatih Uzbekistan Timur Kapadze menjelang final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?