Edinburgh disebut juga sebagai kota kelahiran Harry Potter. Saat mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, kematian ibunya, perceraian, lalu menjadi orang tua tunggal, penulis Harry Potter, J.K. Rowling, pindah ke Edinburgh pada 1993. Sembari mengasuh anaknya, Jessica, Rowling menghabiskan waktu menulis cerita awal Harry Potter di sejumlah kafe. Salah satunya The Elephant House. Selain The Elephant House, ada kafe lain tempat Rowling menulis ceritanya, seperti Nicholson's Cafe. Hanya, kafe ini beberapa kali berpindah tempat dan berganti nama.
The Elephant House benar-benar memaksimalkan nama Harry Potter untuk menyedot pengunjung. Di kaca yang menghadap George IV Bridge Street, terpampang tulisan besar-besar, "Birthplace of Harry Potter". Di bawahnya, ada huruf Cina berwarna kuning, yang saya kira juga memiliki arti serupa. Jumat terakhir November lalu, misalnya, tak ada kursi tersisa. Bahkan pengunjung mesti antre hingga di luar pintu sekadar untuk dapat tempat duduk.
Pejalan kaki melintas di depan The Elephant House, Edinburg (Wayan Agus Purnomo/Tempo)
Bangunan ini terdiri atas dua ruangan utama. Di bagian depan tempat untuk memesan makanan. Pilihan makanan layaknya makanan di kafe-kafe di Inggris pada umumnya. Ada salad, sandwich, atau baked potato dengan harga sekitar 5 hingga 8 pound. Minuman seperti kopi juga termasuk harga standar, yakni 2-4 pound. "We do not have Wi-Fi. Talk to each other," demikian bunyi pengumuman di depan kasir.
Di dinding yang menghubungkan ruang depan dengan ruang belakang, terpacak aneka woro-woro mengenai The Elephant House dan J.K. Rowling. Ada pula ulasan mengenai kafe ini yang dimuat di berbagai media internasional. Melihat antrean yang mengular hingga ke luar gedung, saya urung memesan sekadar kopi atau teh. Para pelayan cuek saja melihat kami yang mengambil gambar di berbagai sudut, kemudian pergi tanpa memesan apa pun. "Kafe ini memang selalu begini ramainya," kata Wahyu Setyanto, mahasiswa Indonesia di Universitas Edinburgh.
Untuk menutup perjalanan hari itu, kami beranjak ke Calton Hill, salah satu puncak tertinggi di Edinburgh. Di sana ada National Monument, yang ditandai dengan bangunan 11 pilar yang terinspirasi oleh Parthenon di Athena, Yunani. Di tempat ini juga ada The City Observatory, bangunan bergaya Yunani yang dirancang oleh William Henry Playfair pada 1818. Calton Hill menjadi lokasi terbaik untuk menikmati senja di Edinburgh. Langit dipenuhi semburat jingga matahari.
Di Edinburgh pada akhir November, gelap luruh lebih dini. Saya bergegas menuruni anak tangga menemui Juan Dorado yang menunggu di tempat parkir. Saya merapatkan jaket, mencegah dingin menyelinap ke balik kuduk.
Wayan Agus Purnomo (Skotlandia)