Selain memiliki nilai sejarah Skotlandia, kastil ini menyuguhkan panorama yang menawan. Salah satu sudut yang asyik digunakan untuk menikmati pemandangan adalah Queen Anne Garden, taman di sisi depan dengan hamparan rumput hijau. Dari tempat ini saya bisa memandang Gunung Ben Nevis di kejauhan, puncak tertinggi di Britania Raya yang tertutup salju.
Ketika saya datang, sekelompok anak kecil terlihat sedang piknik. Tak mudah mengambil gambar atau video di Inggris tanpa seizin obyek. Saat berkunjung ke Universitas Glasgow, kami sempat ditegur oleh seorang guru karena mengambil video anak-anak yang bermain basket. Di rerumputan, anak-anak tampak bersemangat menggelar tikar.
Ditemani satu orang dewasa, yang saya duga pengajar mereka, anak-anak terlihat riang berkejar-kejaran. Dengan santai mereka melepas jaket dan menikmati sinar matahari yang bersinar terik. Saya bergidik membayangkan kulit yang dihantam dingin.
"Kalian beruntung, cuaca lagi cerah," kata Juan.
"Tapi udaranya enggak bersahabat buat kami yang orang tropis ini," kata saya menyergah.
Juan tertawa.
Pengamen dengan busana tradisional di Edinburg (Wayan Agus Purnomo/Tempo)
Setelah dari Stirling, kami berkunjung ke Edinburgh (dibaca Edinbra), kota terbesar di Skotlandia. Stirling-Edinburgh bisa ditempuh dalam waktu satu jam perjalanan. Layaknya kota-kota di Inggris yang amat merawat bangunan tua, kota ini pun demikian adanya. Setiap sudut kota diwarnai dengan gedung tua berdinding batu granit abu-abu. Sayang, saat kami datang, kota yang pada 1995 dinobatkan sebagai cagar warisan dunia oleh UNESCO ini sedang dalam tahap renovasi. Banyak crane melintang di berbagai sudut membuat gambar terlihat kurang eksotik.
Salah satu tempat yang saya kunjungi adalah The Royal Mile--jalan sepanjang satu mil atau 1,6 kilometer di pusat Kota Edinburgh. Sepanjang jalan ini terdapat penjual cenderamata ala Scottish. Sebagian besar pemiliknya keturunan India. Mereka menjual kilt (rok ala Skotlandia), bagpipe (terompet), miniatur bangunan dan rekaman musik tradisional Skotlandia. Di jalan ini terdapat pula pengamen yang mengenakan pakaian khas Skotlandia. Pengunjung bisa berfoto dengan para pengamen ini. Umumnya mereka menyediakan kotak sumbangan.
Selanjutnya: Kota Kelahiran Harry Potter