TEMPO.CO, Jakarta - Namanya Le Signature. Letaknya agak tersembunyi. Sedikit rumit untuk menuju restoran fine dining di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, ini. Seakan tersamarkan oleh jajaran gerlap lampu nama restoran di ruko Cordoba, restoran dua lantai bermenu Prancis ini berdiri di balik jalan utama. Jalan masuk dari jalur utama adalah gang yang hanya muat satu mobil sebelum gerbang Bukit Golf Mediterania.
Ketenangan memang menjadi "jualan" restoran ini. Saat saya berkunjung pada pertengahan September 2014, hanya musik jazz, suara kami, dan gumaman lirih pelayan yang menguar di ruangan itu. Musik menjadi media terbaik untuk membuat pengunjung nyaman sekaligus meredam suara bising di dapur. Medan tempur koki tersebut berada di balik pendingin wine, mengambil sepertiga lantai dasar. Denting wajan dan piring tak terdengar, sampai satu per satu makanan tersaji di meja.
Nama Le Signature merujuk ke bahasa Perancis yang artinya tanda atau ciri. "Kami menyajikan pilihan menu sedikit. Itu ciri kami," kata Lesley Teddy, Asisten Manajer Le Signature. Tujuannya, agar pengunjung tidak kerepotan memilih makanan, tentunya dengan selera yang paling banyak digemari masyarakat urban, west meet east atau fusion. Jadi, dalam setiap menunya, selalu ada jejak Asia sebagai penanda.
Sebagai makanan pembuka adalah Homemade Brioche with Sauteed Escargots in Creme Cheese. Harganya Rp 68 ribu. Ada tiga daging bekicot Prancis yang menjadi topping brioche buatan Le Signature. Bekicot impor yang sudah ditumis dengan bumbu rempah itu sudah tak menyisakan bau amis. Apalagi di lapisan bawahnya diberi krim keju permesan dengan irisan daging asap. Pengunjung yang tak memperhatikan menu tak akan tahu bahwa santapan ini adalah bekicot, yang kenyal dan gurih.
Beruntung, kerasnya brioche ditutup dengan soup of the day, yang kali ini adalah Crab Bisque (Rp 48 ribu). Warna merah kejinggaan dari pasta tomat menjadi kontras dengan mangkuk putih yang bentuknya seperti kursi malas. “Bisque adalah krim dari ekstrak seafood," ujar Ferdy Ch, koki Le Signature.
Sup asal Prancis ala Le Signature ini disajikan dari kaldu bisque ditambah anggur merah untuk masak dan taburan bawang bombay yang dikaramelisasi. Gurih manis bawang bombay berwarna hitam itu bisa menyeimbangkan rasa makanan laut. Sup ini tidak terlalu kental, lumayan untuk menyisakan ruang di perut demi penganan utama. (Baca juga: Mencicipi Masakan Arab Ala Rumahan)
Masuklah Crusted Australian Rib Eye, Asparagus, Parmesan Ruskuit. Harganya Rp 188 ribu. Pesanan steak yang kami pilih adalah medium rare. Di atas piring putih besar itu, daging sapi asal Australia itu masih terlihat kemerahan. Ketika diiris masih ada sedikit jus merah yang menunjukkan pembakaran medium rare sempurna. Steak ini banyak pelengkapnya, dari hancuran kentang, wortel, jamur, bawang bombay, hingga ruskuit. Sekilas ruskuit yang dibuat dari keju parmesan dan telur ini mirip pangsit dari tekstur dan potongan tipisnya. Ruskuit ini adalah salah satu fusion Asia dalam masakan barat. Kentangnya terasa hambar.
Beberapa sajian yang kurang nendang itu mampu diimbangi dengan minuman penutup yang manis Balbi Soprani Moscato d'Asti 2011. Wine putih yang disimpan di pendingin bersuhu 10 derajat Celcius ini merupakan wine ringan dan cocok. "Cocok untuk perempuan," kata Lesley. Aroma buah-buahan yang menguar, menurut laman Wine-Searcher, berasal dari peach, aprikot, dan jus anggur yang segar. Seteguk anggur Moscato dengan musik yang lembut mengakhir jamuan fine dining sore itu. (Baca juga: Yuk Diet Pakai Burger)
DIANING SARI
Terpopuler:
Tip Bawa Uang Saat Melancong
Sate Blekok Khas Gresik
Jepang Bebaskan Visa untuk Wisatawan Indonesia