Malam itu, saya dan beberapa teman memilih menggelar tikar di atas hamparan pasir putih, beratapkan langit. Kami bercengkerama diiringi irama ombak yang berlarian dikejar angin. Suasana sunyi yang sempurna, jauh dari kebisingan, keriuhan, juga hiruk pikuk kota. Alam terasa tenang dan lebih damai.
Di pantai ini, selain berenang dan menikmati hamparan pasir putih yang bersih, pengunjung sejatinya juga bisa melakukan snorkeling. Terumbu karang hidup sehat di balik perairan Lanjukang. Itu membuat ikan-ikan menjadi betah.
Jika berkunjung ke Pulau Lanjukang, ada baiknya untuk membawa bekal lebih. Kelebihannya bisa disumbangkan kepada penduduk setempat. Jika punya baju bekas layak pakai dan buku bacaan, juga bisa dibawa serta. Penduduk pulau akan senang menerimanya.
Namun, sebelum berangkat, Anda juga perlu tahu beberapa fakta unik di Pulau Lanjukang. Konon, masyarakat Lanjukang berasal dari legiun veteran Sulawesi Selatan bernama Mamma Bora yang menghuni pulau ini sejak 1942.
Fakta lainnya adalah bentuk fisik warga pulau yang “kerdil”, dengan tinggi maksimal hanya 150 sentimeter. Bentuk fisik ini kabarnya disebabkan oleh penyakit aneh yang diidap turun-temurun karena warga pulau yang saling kawin-mawin.
Meski sedikit berbeda, warga Pulau Lanjukang sangat ramah kepada pengunjung. Namun, jika ingin mengambil gambar mereka dalam bentuk foto maupun video, sebaiknya meminta izin terlebih dulu.
SUTRISNO ZULKIFLI
Berita lain:
Berburu Senja dari Atap Pencakar Langit
Sate Blekok Khas Gresik
Surakarta Kembangkan Wisata Susur Bengawan Solo