TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian kota di Spanyol seperti Barcelona dan Mallorca melakukan aksi protes untuk mengusir turis. Namun, satu wilayah di negara ini justru mengajak wisatawan digital nomad untuk datang, bahkan mereka membayar bagi wisatawan agar mau tinggal di sana.
Wilayah itu adalah Extremadura, komunitas otonom yang berbatasan dengan Portugal. Ini merupakan salah satu wilayah yang jarang dikunjungi di Spanyol, tetapi sebenarnya menarik untuk didatangi karena menjadi rumah bagi cagar alam liar, pegunungan yang dipenuhi fauna, dan reruntuhan Romawi di ibu kotanya, Badajoz.
Saking jarangnya kunjungan, pemerintah daerah Extremadura menawarkan hingga €15.000 atau sekitar Rp259 juta bagi digital nomad untuk pindah ke wilayah tersebut.
Penduduk rendah dan ekonomi kurang berkembang
Komunitas otonom ini merupakan salah satu wilayah dengan populasi terendah di Spanyol dan merupakan salah satu wilayah yang paling kurang berkembang. Wilayah ini memiliki salah satu PDB per kapita terendah di negara ini dan salah satu tingkat pengangguran tertinggi sebesar 17,6 persen dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 11,9 persen.
Untuk meningkatkan populasi dan ekonomi, otoritas di Extremadura telah mengalokasikan €2 juta atau Rp34,5 miliar yang akan digunakan untuk menarik sekitar 200 pekerja jarak jauh dan pekerja lepas digital ke wilayah tersebut.
Selain menerima bantuan keuangan, pekerja lepas digital dapat menikmati biaya hidup yang rendah dibandingkan dengan banyak wilayah lain di Spanyol. Jika dibandingkan dengan ibu kota Spanyol, Madrid, kota Badajoz di Extremadura rata-rata menghabiskan biaya 30 persen lebih rendah untuk makan di luar, transportasi umum, dan utilitas, menurut basis data Numbeo.
Menurut otoritas regional, Extremadura kekurangan infrastruktur transportasi tetapi memiliki jangkauan serat optik dan seluler di atas rata-rata nasional.
Syarat dapat dana hibah digital nomad
Extremadura menargetkan pekerja digital nomad ini merupakan profesional berkualifikasi tinggi di industri teknologi. Mereka yang ingin melamar harus berkomitmen untuk mempertahankan pekerjaan jarak jauh dan tinggal di Extremadura setidaknya selama dua tahun, dan belum pernah tinggal di wilayah ini selama enam bulan sebelumnya.
Untuk warga negara asing, mereka harus berdomisili secara sah di Spanyol dan memiliki nomor identitas asing (NIE) seperti yang tercantum pada sertifikat hijau Uni Eropa (UE) atau kartu TIE non-UE. Warga negara non-UE juga dapat melamar selama mereka telah berpartisipasi dalam skema visa nomaden digital Spanyol.
Mereka yang tidak memiliki visa nomaden digital harus mengajukan permohonan ini terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan dari otoritas Spanyol serta memperoleh dokumen kependudukan sebelum mengajukan permohonan skema Extremadura.
Dana yang didapat
Pembayaran dana hidan digital nomad berbeda-beda dan dilakukan secara bertahap. Perempuan, orang muda di bawah 30 tahun, dan mereka yang pindah ke kota-kota di Extremadura dengan populasi kurang dari 5.000 jiwa berhak atas hibah sebesar €10.000 atau Rp172 juta, sementara yang lainnya akan menerima €8.000 atau Rp138 juta.
Setelah dua tahun, mereka yang termasuk dalam kategori pertama yang memilih untuk tinggal selama satu tahun lagi akan menerima pembayaran kedua sebesar €5.000 atau RP86 juta, yang lainnya akan menerima €4.000 atau Rp69 juta.
Pihak berwenang wilayah otonomi Spanyol ini belum mengumumkan tanggal pembukaan pendaftaran penerima hibah digital nomad, namun disbeutkan itu akan dilakukan sehari setelah skema tersebut dipublikasikan dalam Lembaran Negara Extremadura, kemungkinan sekitar pertengahan September.
Pilihan Editor: Desa di Sardinia Italia Ini Tawarkan Tempat Tinggal Gratis untuk Digital Nomad