Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Perkebunan Kopi di Indonesia Sejak Abad ke-17, Hingga Tembus Pasar Dunia

image-gnews
Pekerja memetik biji kopi arabika saat panen raya di areal perkebunan kopi arabika Afdeling Gebugan PT Perkebunan Nusantara IX, Bergas Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 25 Juli 2019. ANTARA/Aji Styawan
Pekerja memetik biji kopi arabika saat panen raya di areal perkebunan kopi arabika Afdeling Gebugan PT Perkebunan Nusantara IX, Bergas Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 25 Juli 2019. ANTARA/Aji Styawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kopi menjadi salah satu minuman paling populer di dunia. Di Indonesia kopi tak kalah populer, bahkan Indonesia menjadi negara urutan ke empat penghasil kopi terbesar di dunia. Indonesia memproduksi sekitar 642.000 metrik ton kopi dan merupakan negara penyumbang 6 persen kopi dunia.

Tak hanya menjadi salah satu pengimpor kopi terbesar di dunia. Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan kualitas kopi terbaik di pasar internasional. Rata- rata jenis kopi yang dikembangkan di Indonesia ialah Kopi Robusta dan Kopi Arabika.

Sejarah Perkembangan Kopi di Indonesia

Sejarah kopi di Indonesia dimulai sejak tahun 1696 saat pendudukan Belanda di Nusantara. Ketika itu Belanda datang ke pulau Jawa dengan membawa bibit kopi berjenis Arabika dari Malabar, India. Budidaya kopi pun mulai dilakukan untuk pertama kali di daerah khusus agrikultur dekat Batavia bernama Kedawung. Sayangnya percobaan penanaman kopi tersebut gagal karna faktor cuaca ektsrem.

Sekitar 3 tahun kemudian, Belanda kembali membawa batang kopi dari Malabar yang merupakan hasil stek. Kali ini, budidaya kopi oleh Belanda pun berhasil. Pada 1706, biji kopi dari pulau Jawa sukses menjadi barang yang sangat populer. Bahkan, kesuksesan ini membuat Belanda menanam kopi di setiap pulau Indonesia yang kemudian memunculkan berbagai ragam jenis kopi lokal.

Hampir 200 tahun setelah kemunculan kopi pertama di Indonesia, penyakit Hemileia vastatrix (HV) atau karat daun menyerang dan menyebabkan rusaknya seluruh perkebunan Indonesia, termasuk perkebunan kopi.

Pada 1900-an, Belanda akhirnya membawa dan memperkenalkan biji kopi jenis robusta kepada para petani di Jawa Timur. Ternyata, jenis kopi ini cukup kuat untuk bertahan dari serangan penyakit karat daun. Budidaya kopi robusta semakin meluas hingga menjalar ke Sumatra.

Kondisi lahan pertanian, letak geographis wilayah yang berbeda- beda mempengaruhi cita rasa kopi. Begitu juga yang terjadi di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia memiliki cita rasa kopinya masing- masing yang unik dan berbeda dari jenis kopi pada umumnya. Kopi- kopi tersebut juga telah mencapai popularitasnya di pasar nasional dan internasional. Berikut 9 jenis kopi Indonesia yang dikenal dengan cita rasa khasnya.

1. Kopi Gayo

Dari namanya asal kopi ini sudah bisa ditebak. Kopi Gayo merupakan kopi khas dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah. Kopi Gayo merupakan jenis Kopi Arabika. Kopi gayo memiliki cita rasa yang kuat dan kental. Kualitas kopi gayo sudah tidak diragukan lagi karna telah memiliki sertifikasi dari badan internasional pada 27 Mei 2010 lalu, yakni dari Fair Trade Certified™. Dari dalam negeri sendiri, kopi Gayo juga telah mendapat sertifikasi dari Kemenkumham, yaitu sertifikat Indikasi Geografis atau IG. International Conference on Coffee Science, Bali, pada Oktober 2010 menominasikan kopi asal Aceh ini sebagai the Best No 1, dibandingkan dengan kopi jenis arabika dari tempat lain.

2. Kopi Arabika Java Ijen Raung

Kopi Arabika Java Ijen Raung merupakan kopi asal Bondowoso, Jawa Timur. Kopi Arabika ini banyak dikebunkan di kawasan Gunung Ijen dengan ketinggian 1400 mdpl. Kopi ini memiliki rasa khas yakni perpaduan rasa asam Jawa dengan sedikit rasa pedas. Meskipun sebagian kopi kuat dengan rasa pahit namun, kopi yang satu ini memiliki rasa pahit yang tidak begitu pekat. Selain itu, kopi ini memiliki aroma khas bunga hutan. Kopi ini juga memiliki cita rasa seperti kacang-kacangan dengan sedikit rasa seperti coklat.Kopi Arabika Java Ijen Raung juga telah mendapat IG dari Kementerian Hukum dan HAM.

3. Kopi Robusta Temanggung

Kopi Robusta Temanggung dibudidayakan di kawasan Temanggung Jawa Timur. Kopi temanggung memiliki sensasi rasa seperti coklat dan sedikit pedas. Kualitas rasa kopi Temanggung yang dihasilkan merupakan faktor kondisi tanah dan sistem pemanenan. Petani di daerah Temanggung sudah terbiasa melalukan petik buah kopi ketika sudah merah segar. Kopi ini telah memiliki sertifikat IG, dengan kualitas terbaik. Kopi ini hanya dibudidayakan di 11 Kecamatan, di antaranya Gemawang dan Kandangan Gesing.

4. Kopi Rangsang Meranti

Berbeda dari daerah- daerah lainnya kopi yang dikembangkan di Kepulauan Meranti, Riau ini terdapat merupakan jenis kopi Liberika yang asalnya dari Liberia. Kopi jenis ini biasanya tumbuh di tanah gambut. Kopi ini memiliki cita rasa yang khas dan lembut. Kopi ini juga memiliki aroma unik yakni perpaduan antara aroma coklat dan nangka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kualitas kopi Liberika Rangsang Meranti tidak perlu diragukan, sebab kopi ini telah menyabet sertifikasi IG dan dinyatakan sebagai satu di antara beberapa hasil pertanian terbaik oleh Dirjen Kekayaan Intelektual Nasional RI.

5. Kopi Arabika Toraja

Sesuai nama daerahnya kopi Toraja berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Kopi ini memiliki cita rasa yang unik yakni cenderung dominan pada aroma rasa buah dan tidak begitu pahit saat diminum, selain itu tingkat keasaman kopi ini juga rendah sehingga nyaman diminum. Karna kekhasan rasanya Kopi Arabika Toraja disebut juga sebagai ratunya kopi atau ‘Quen of Coffe.’

Keunikan rasa Kopi Arabika Toraja ini disebabkan lokasi tanamnya di area pegunungan dengan tanah vulkanik di ketinggian 1400 sampai 2100 mdpl di pegunungan Sasean, ditanam berdampingan dengan aneka rempah sehingga membuat aroma kopi Arabika Toraja menjadi wangi dan khas. Selain itu, Kopi Arabika memiliki ciri fisik yang khas seperti biji kopi yang memiliki bentuk serta ukuran yang tak teratur serta berwarna coklat tua sehingga cukup muda diidentifikasi.

6. Kopi Arabika Kintamani

Berbeda dengan kopi Indonesia lain yang cenderung beraroma rempah, kopi Arabika Kintamani ini tidak memiliki rasa rempah. Kopi asal Bali ini tidak memiliki rasa pahit yang dominan, sehingga cocok untuk penggemar kopi yang tidak menyukai rasa terlalu pahit. Ciri khas dari Kopi Arabika Kintamani ialah memiliki cita rasa segar. Hal tersebut karna pohon kopi ditanam berbarengan dengan komoditas lain seperti sayuran dan jeruk. Pohon-pohon kopi sengaja ditanam di bawah pohon penaung, dan dikelola secara bersamaan sehingga menghemat penggunaan pupuk organik yang digunakan. Kopi Arabika Kintamani dibudidayakan di dataran yang cukup rendah bila dibanding dengan jenis Kopi Arabika sebelumnya yakni di ketinggian 900 mdpl.

7. Kopi Papua

Kopi khas lembah Jayawijaya ini memiliki aroma seperti semerbak bunga. Selain itu, kopi ini memiliki tingkat adiksi atau candu yang rendah sehingga membuat lambung tetap aman. Kopi Papua Wamena tumbuh subur menopang ekonomi masyarakat sekitar perkebunan lembah Baliem di Timur Gunung Jayawijaya.

8. Kopi Lampung

Kopi khas asal Lampung nerupakan jenis kopi robusta. Karakteristik kopi terbaik asal Lampung, ini memiliki tekstur yang halus dengan aroma pahit khas robuusta. Hal tersebut karena proses pengelolaan kopi ini menggunakan dry processing. Perkebunan kopi di lampung tersebar di beberapa daerah seperti Lampung Tengah, Lampung Barat, dan Tanggamus.

9. Kopi Flores Bajawa NTT

Kopi Flores Bajawa adalah kopi yang berasal dari Kabupaten Ngada, NTT. Kopi Flores Bajawa memiliki ciri khas dari segi proses pengelolaannya yakni digiling saat masih basah. Cita rasa kopi terbaik Indonesia ini memiliki sedikit aroma fruity dengan aftertaste rasa tembakau.

TIARA JUWITA  | HENDRIK KHOIRUL MUFID

Pilihan Editor: Perbedaan Dua Jenis Kopi Populer: Kopi Robusta dan Kopi Arabika

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kopi Wanoja, UMKM Binaan Bank BJB Kini Menembus Pasar Eropa

4 jam lalu

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Muhamad Nur, Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan Sugih Rahmansyah, Kepala Dinas KUK Provinsi Jawa Barat Rachmat Taufik Garsadi, serta beberapa pejabat lainnya melakukan seremoni pelepasan ekspor kopi Wanoja ke Belanda di Taka Hydrocore Gedebage Bandung, Jum`at, 6 September 2024. Dok. Bank bjb
Kopi Wanoja, UMKM Binaan Bank BJB Kini Menembus Pasar Eropa

Kopi Wanoja, mitra UMKM binaan bank bjb, semakin mengukuhkan eksistensinya di pasar global


Tren Photo Booth di Kalangan Anak Muda untuk Foto

4 hari lalu

Bagaimana sensasi berpose di bilik foto dibandingkan dengan kamera digital atau ponsel pintar?
Tren Photo Booth di Kalangan Anak Muda untuk Foto

Anak-anak muda ramai berpose di bilik foto yang kini bisa ditemukan di berbagai lokasi, mengikuti tren yang sedang naik daun.


Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

7 hari lalu

Suasana kafe yang juga merangkap akademi kopi di Talabumi Coffee Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

Kafe di Bantul ini memiliki kelas untuk belajar segala hal tentang kopi dari A sampai Z, dari manajerial sampai rantai pasok.


4 Varian Cold Brew Sensation Djournal Coffee yang Dibuat dari Biji Kopi Enrekang

9 hari lalu

Cold Brew Sensation, Djournal Coffee. (dok. Djournal Coffee)
4 Varian Cold Brew Sensation Djournal Coffee yang Dibuat dari Biji Kopi Enrekang

Dengan racikan setiap cold brew dengan cermat, juga menciptakan pengalaman yang membawa kebahagiaan dan kepuasan kepada para penikmat kopi


Mengintip Cara Meracik Kopi Aceh yang Masih Menggunakan Saringan

10 hari lalu

Barista kedai kopi Solong yang terletak di Jalan Iskandar, Ulee Kareng, Banda Aceh, sedang mempersiapkan kopi untuk pelanggan, Jumat (06/07/2024). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)
Mengintip Cara Meracik Kopi Aceh yang Masih Menggunakan Saringan

Beda dengan kedai kopi modern yang menggunakan mesin, kedai kopi di Aceh masih menyeduh kopi dengan saringan. Jadi daya tarik pengunjung


Menikmati Secangkir Kopi Aceh di Kedai Solong yang Sederhana, Langganan Para Petinggi

10 hari lalu

Para pelanggan bercengkrama di kedai kopi Solong yang terletak di Jalan Iskandar, Ulee Kareng, Banda Aceh, Jumat (06/07/2024). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)
Menikmati Secangkir Kopi Aceh di Kedai Solong yang Sederhana, Langganan Para Petinggi

Kedai ini bukan sekadar tempat menyesap kopi nikmat, tetapi juga menjadi tempat bercengkrama dan bercanda dalam nuansa tradisional.


Mengenal Kopi Sanger, Minuman Khas Aceh yang Diracik Penuh Pengertian

10 hari lalu

Kopi aceh Sanger dan Sanger Mini di Fakultas Kopi, Jalan Hangkelkir, Jakarta, 18 Juli 2016. TEMPO/ Nita Dian
Mengenal Kopi Sanger, Minuman Khas Aceh yang Diracik Penuh Pengertian

Kopi sanger yang berasal dari Banda Aceh ini memiliki perpaduan unik antara kopi dan susu yang disajikan secara khas.


Saat Raja Keraton Yogya Mendadak Jadi Barista Di Ajang Jogja Coffee Week 2024

12 hari lalu

CAPTION: Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi barista dalam pembukaan event Jogja Coffee Week 2024 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta Jumat 6 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Saat Raja Keraton Yogya Mendadak Jadi Barista Di Ajang Jogja Coffee Week 2024

Sri Sultan Hamengku Buwono X mendadak jadi barista dalam pembukaan event Jogja Coffee Week 2024 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta Jumat 6 September 2024.


Suka Minum Kopi, 2 Jenis Ini yang Paling Disukai Reza Rahadian

13 hari lalu

Reza Rahadian. Foto: Instagram.
Suka Minum Kopi, 2 Jenis Ini yang Paling Disukai Reza Rahadian

Dua jenis menu kopi menjadi andalan aktor Reza Rahadian adalah latte dan kopi hitam, dan waktu meminumnya pun berbeda.


4 Agenda Seru Jogja Coffee Week 2024 yang Digelar Awal September Ini

18 hari lalu

Perhelatan Jogja Coffee Week 2023. Dok.istimewa
4 Agenda Seru Jogja Coffee Week 2024 yang Digelar Awal September Ini

Lebarannya pecinta kopi Jogja Coffee Week 2024 akan digelar kembali di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta mulai 6 hingga 8 September 2024.