Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Desa Wisata di Bantul Ini Ajak Pengunjung Menjajal jadi Petani dan Peternak

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Desa Wisata Srikeminut, Kelurahan Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Desa Wisata Srikeminut, Kelurahan Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi penggemar wisata pedesaan, Srikeminut, Desa Wisata Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, harus ada dalam daftar liburan berikutnya. Desa ini menawarkan keindahan alam lembah perbukitan dan Sungai Oya, ditambah pengalaman argowisata atau wisata berbasis pertanian yang bikin penasaran. 

Kasi Kesejahteraan Kelurahan Sriharjo Bantul Gotro Raharjo, mengatakan bahwa potensi wisata alam di Kelurahan Sriharjo tersebar di  beberapa titik dengan pemandangan keindahan alam dan sungai.

Wisata alam

Menurut dia, destinasi utama di wilayah Kelurahan Sriharjo terdapat di wilayah Pedukuhan Srikeminut yang telah dikembangkan sebagai desa wisata, daerah ini berada di wilayah lembah perbukitan dengan pemandangan sungai di sisi selatan jalan.

"Kemudian ada lagi potensi wisata di Lembah Sorori berupa camping ground untuk permainan anak, selain itu juga wisata air, perahu, sepeda air dan sebagainya, dan rata-rata kita kembangkan masih di seputar wisata alam," kata Gotro di Bantul, Selasa, 17 September 2024. 

Agrowisata

Selain wisata pemandangan alam dan sungai, di wilayah Kelurahan Sriharjo juga tengah dikembangkan agrowisata atau wisata berbasis pertanian. Daerah ini mendapat bantuan pembuatan green house dari komunitas peduli lingkungan.

"Dengan green house ini ada pengembangan bibit-bibit, kemudian pengembangan varian tanaman yang nanti kita pelihara dalam green house dulu, nanti setelah itu tumbuh kita lakukan penanaman di luar," katanya.

Dia juga mengatakan, di wilayah Sriharjo juga dikembangkan pertanian, pengembangan peternakan untuk kambing sapi, dalam pengembangan dan pengelolaan wisata pertanian melibatkan generasi muda karang taruna setempat.

"Teman-teman Taruna Tani mengelola di sisi barat sebagai Lumbung Mataraman, konsepnya varian pertanian beberapa jenis dikembangkan di situ, kemudian ada destinasi wisata, gazebo dan fasilitas wisata sebagai daya tarik wisata," katanya.

Sementara itu, Ketua Taruna Tani Hijaunya Cinta Sriharjo, Anton mengatakan komunitas yang beranggotakan anak-anak petani Sriharjo ini ingin membantu mengembangkan pertanian di Sriharjo, khususnya di Desa Wisata Srikeminut, menjadi destinasi wisata.

"Akhirnya kita mulai membuka wisata agro, edukasi terkait dengan pertanian, baik hortikultura, pertanian pangan, maupun konservasi tumbuhan," katanya.

Paket wisata

Menurut dia, wisata tersebut mengajak wisatawan mencoba sensasi menjadi petani atau peternak, dengan tarif per orang Rp50 ribu dan minimal kuota 25 orang, peserta akan diajak akan outbound pertanian, pengenalan pertanian, dan bercocok tanam.

Kemudian juga ada paket studi peternakan, dengan tarif per orang Rp100 ribu dengan minimal kuota 25 orang, peserta akan mendapatkan pengalaman pembelajaran ternak lebah, ternak domba, dan ternak maggot.

Selanjutnya, di desa wisata ini ada paket studi teknologi pertanian, dengan per orang Rp120 ribu dengan minimal kuota 25 orang, peserta akan mendapatkan pembelajaran terkait hidroponik, sistem modifikasi irigasi, alat dan mesin pertanian (alsintan).

Pilihan Editor: Menjajal jadi Nelayan Tanpa Perahu di Desa Wisata Sambeng Borobudur

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Kota Terbaik di Indonesia untuk Kuliah Versi QS Best Student Cities 2025

8 jam lalu

Kota Terbaik di Indonesia untuk Kuliah. Foto: Canva
4 Kota Terbaik di Indonesia untuk Kuliah Versi QS Best Student Cities 2025

Berikut beberapa kota di Indonesia yang masuk ke dalam daftar QS Best Student Cities 2025 sebagai kota terbaik untuk kuliah.


Serunya Lomba Tarik Lokomotif Seberat 84 Ton di Yogyakarta

10 jam lalu

Peserta menarik lokomotif dengan tali saat lomba tarik lokomotif di Depo Lokomotif PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta, Rabu, 27 September 2023. Acara yang diikuti dari berbagai instansi mulai dari Polisi, Dishub, Dinas Pariwisata hingga awak media itu menjadi rangkaian kegiatan perayaan HUT ke-78 KAI. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Serunya Lomba Tarik Lokomotif Seberat 84 Ton di Yogyakarta

Lomba tarik lokomotif bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada khalayak mengenai lingkungan kerja yang ada di dalam stasiun.


Taman Pintar - Yogyakomtek Gelar Kompetisi Robotik Seru Akhir Pekan Ini di Jogja Expo Center

1 hari lalu

Kontes robotik sepak bola UGM di Yogyakarta. Dok.istimewa
Taman Pintar - Yogyakomtek Gelar Kompetisi Robotik Seru Akhir Pekan Ini di Jogja Expo Center

Wisatawan bisa melihat kontes robot, pameran teknologi, hingga e-sport di Yogyakomtek Taman Pintar Yogyakarta akhir pekan ini.


Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

1 hari lalu

Suasana Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2024 di Lapangan Gading Gunungkidul Yogyakarta, Selasa, 17 September 2024. Dok.istimewa
Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

Tim dari UNS Surakarta, Politeknik Negeri Bali, ITS Surabaya, dan Universitas Hasyim Asy'ari Jombang juarai Kontes Robot Terbang Indonesia 2024.


Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

2 hari lalu

Kepolisian Resort Kota Yogyakarta mengamankan bus pariwisata yang mengangkut wisatawan asal Gresik Jawa Timur yang menabrak pengendara motor hingga tewas di Kota Yogyakarta, Minggu 15 September 2024. Dok. Polresta Yogyakarta
Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

Sebuah bus wisata menabrak pengendara motor hingga tewas, saat libur panjang Maulid Nabi di Kota Yogyakarta, Minggu 15 September 2024.


Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Para abdi dalem Keraton Yogyakarta membagikan hasil bumi gunungan dalam Gerebeg Maulud di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Senin 16 September 2024. Dok.istimewa
Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

Ribuan wisatawan memadati jalannya prosesi Garebeg atau Grebeg Maulud yang digelar Keraton Yogyakarta Senin 16 September 2024.


Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

4 hari lalu

Kepadatan kendaraan di area jalan menuju Taman Sari Keraton Yogyakarta Minggu (15/9). Tempo/Pribadi Wicaksono
Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

Libur panjang akhir pekan Maulid Nabi berhasil mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.


Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

4 hari lalu

Ilustrasi kamar hotel. Freepik.com/Jannoon028
Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

Para pelaku perhotelan Yogyakarta berharap bisa menaikkan okupansi mereka setelah pada Agustus lalu sempat drop di bawah target.


Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

4 hari lalu

Ratusan warga antusias berebut gunungan Grebeg Maulud yang digelar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Kamis (28/9/2023).  (ANTARA/Luqman Hakim)
Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

Sebelum Grebeg Maulud ini digelar, Keraton Yogyakarta menggelar prosesi awalan mulai dari Miyos Gangsa, Numplak Wajik, dan Kondur Gangsa.


Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

5 hari lalu

Awan panas guguran Gunung Merapi, Minggu 17 Agustus 2024, pukul 12.27 WIB. Dok. BPPTKG Yogyakarta
Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari.