Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kamp Tertinggi Gunung Everest Penuh dengan Sampah Beku, 11 Ton Sudah Dibawa Turun

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi Gunung Everest (REUTERS)
Ilustrasi Gunung Everest (REUTERS)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kamp tertinggi Gunung Everest dipenuhi dengan sampah beku. Belum lama ini, sebuah tim yang dipimpin oleh Ang Babu Sherpa melakukan tugas untuk membersihkan puing-puing dan memulihkan sisa-sisa di dekat puncak Everest. 

Dilansir dari Times of India, dia melaporkan bahwa meskipun telah berupaya keras, lokasi tersebut masih dipenuhi sampah dalam jumlah besar. Proses pembersihannya mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun. 

Pembersihan sempat dilakukan pemerintah Nepal pada musim pendakian terakhir bulan lalu, melibatkan tentara dan Sherpa. Pembersihan itu membawa limbah sebanyak 11 ton sampah bersama dengan empat mayat dan satu kerangka.

Namun, ternyata itu hanya masalah sampah di puncaknya saja. Ang Babu Sherpa memperkirakan masih ada antara 40 hingga 50 ton sampah di South Col, kamp terakhir sebelum pendaki mencoba mencapai puncak.

Sampah Peralatan Pendakian

Sebagian besar sampah berupa peralatan pendakian seperti tenda-tenda tua, kemasan makanan, tabung gas, botol oksigen, dan tali bekas. Barang-barang ini telah terakumulasi selama beberapa dekade ekspedisi Everest dan telah membentuk lapisan sampah beku di ketinggian 8.000 meter. 

Operasi pembersihan sangat menantang di ketinggian tersebut karena kadar oksigen sangat berkurang dan cuaca bisa berubah jadi berbahaya dalam sekejap. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagian besar sampah yang ditemukan oleh tim Ang Babu berasal dari ekspedisi sebelumnya selama beberapa dekade. Pendaki tak selalu rajin membawa pulang sampahnya. Namun, peraturan baru mengharuskan pendaki untuk membuang sampah atau berisiko kehilangan jaminan mereka. Sebagian besar sampah yang ditemukan oleh tim Ang Babu berasal dari ekspedisi sebelumnya.

Proses Pembersihan yang Kompleks

Pembersihan ini begitu kompleks. Sherpa fokus pada daerah dataran tinggi, mengambil sampah dan mayat, sementara tentara beroperasi di tingkat yang lebih rendah dan base camp. Proses pengambilan sampah beku dari daerah yang tertutup es sangatlah sulit dan memakan waktu, sering kali memerlukan waktu menunggu saat cuaca bagus ketika matahari dapat membantu mencairkan lapisan es.

Selain sisa-sisa manusia, tim juga menangani 11 ton sampah Gunung Everest, dan barang-barang yang tidak dapat terurai disortir untuk didaur ulang di Kathmandu. 

Pilihan Editor: Biaya Evakuasi Jenazah dari Gunung Everest sampai Miliaran

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Re-Skewer, Atasi Limbah Tusuk Sate dengan Program Daur Ulang

14 jam lalu

Pedagang sate/Boolet
Re-Skewer, Atasi Limbah Tusuk Sate dengan Program Daur Ulang

Chief Executive Officer Boolet Cindy Susanto mengajak para pedagang sate untuk mendaur ulang limbah tusuk sate menjadi barang bernilai lebih.


Kisah Calon Guru Besar Unpam 13 Tahun Hidup di Gerobak dan Profil Perancang Maung MV3 Garuda Pindad di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Udin Ahidin, 48 tahun, Doktor Ilmu Manajemen yang kini tengah proses menjadi Guru Besar di Universitas Pamulang (Unpam). ISTIMEWA
Kisah Calon Guru Besar Unpam 13 Tahun Hidup di Gerobak dan Profil Perancang Maung MV3 Garuda Pindad di Top 3 Tekno

Topik tentang calon guru besar Unpam, Udin Ahidin, 13 tahun hidup di gerobak menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Begini Usul Menteri Hanif Atasi Ribuan Ton Sampah Sisa Makanan di TPST Bantargebang

2 hari lalu

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq bersama Sekda Provinsi Jakarta Joko Agus Setyono dan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta dalam kunjungan kerja ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Ahad, 27 Oktober 2024. TEMPO/Defara
Begini Usul Menteri Hanif Atasi Ribuan Ton Sampah Sisa Makanan di TPST Bantargebang

Dari total 7-8 ribu ton sampah harian yang berakhir di TPST Bantargebang, separuhnya adalah sisa makanan.


11 Kota Terkotor di Indonesia Berdasarkan Penilaian Adipura 2017-2018

2 hari lalu

Sampah tersebut berasal dari hulu sungai yang terbawa arus hingga ke pantai. TEMPO/Fachri Hamzah
11 Kota Terkotor di Indonesia Berdasarkan Penilaian Adipura 2017-2018

Permasalahan sampah masih menjadi kendala di perkotaan. Lantas, di mana sajakah kota terkotor di Indonesia? Ini informasinya.


Walhi: 2 dari 3 Cagub di Pilkada Jakarta Janji Atasi Sampah tanpa Strategi Konkret

4 hari lalu

Petugas kebersihan membersihkan tumpukan sampah dengan cara membuang sampah di Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta, Senin, 9 September 2024. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada 24 Juli 2024, jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 31,9 juta ton. TEMPO/Subekti.
Walhi: 2 dari 3 Cagub di Pilkada Jakarta Janji Atasi Sampah tanpa Strategi Konkret

Walhi mengkritisi janji penanganan sampah masing-masing calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.


Menteri Hanif Faisol Akan Hentikan Impor Sampah Mulai Tahun Ini

5 hari lalu

Aktivis lembaga Ecoton menunjukkan contoh sampah impor dalam aksi damai menuntut penghentian masuknya sampah impor di kawasan Monas, Jakarta, Senin, 3 Mei 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Menteri Hanif Faisol Akan Hentikan Impor Sampah Mulai Tahun Ini

Hanif Faisol menargetkan impor sampah harus dapat dihentikan mulai tahun ini.


Menteri Hanif Faisol Ungkap Dua PR Besar di TPST Bantargebang

5 hari lalu

Sejumlah petugas pemadam kebakaran dan alat berat eskavator melakukan proses pendinginan TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Minggu 29 Oktober 2023. Menurut penuturan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta luas TPST zona 2 yang terdampak 2 sampai dengan 3 hektar dan proses pendinginan masih berlangsung hingga malam hari ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Menteri Hanif Faisol Ungkap Dua PR Besar di TPST Bantargebang

Hanif Faisol mengatakan bahwa salah satu fokus pemerintah adalah memperbesar kapasitas dan skala industri pengolahan sampah.


Menteri Hanif Sebut Indonesia Butuh Industrialisasi Sampah, Cara Atasi Ketergantungan Terhadap TPA

6 hari lalu

Sejumlah pekerja melakukan pensortiran berbagai jenis sampah yang dapat didaur ulang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 18 Agustus 2024. Tim Satuan Tugas Koordinasi dan Supervisi Wilayah V KPK, menemukan persoalan serius penumpukan sampah yang berdampak buruk terhadap lingkungan dan merusak citra pariwisata yang menjadi sumber pendapatan utama Daerah, sehingga KPK mendorong Pemerintah Daerah segera memperbaiki tata kelola sampah. TEMPO/Imam Sukamto
Menteri Hanif Sebut Indonesia Butuh Industrialisasi Sampah, Cara Atasi Ketergantungan Terhadap TPA

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, mengingatkan soal urgensi industrialisasi pengelolaan sampah di Indonesia.


Begini Cara Kerja Mesin Pencacah Sampah di Rest Area Tol Jasa Marga, Mudah Produksi Kompos

6 hari lalu

Manajemen PT Jasa Marga (Persero) Tbk menebar mesin komposter sampah di beberapa rest area di Tol Cipularang pada Selasa, 22 Oktober 2024. (Dok. Jasa Marga)
Begini Cara Kerja Mesin Pencacah Sampah di Rest Area Tol Jasa Marga, Mudah Produksi Kompos

Jasa Marga menempatkan mesin pencacah sampah organik atau komposter di rest area Jalan Tol Cipularang. Lengkap dengan aktivator dan penggembur sampah.


Jakarta Dorong Kepedulian Warga untuk Kelola dan Kurangi Sampah Lewat Retribusi

8 hari lalu

Gerobak sampah yang penuh dengan sampah plastik terparkir di pinggir waduk sebelum diangkut oleh petugas kebersihan di Buaran, Jakarta Timur, 6 November 2022. Setidaknya ada 87,52 persen atau 244,72 ton per hari timbulan sampah plastik fleksibel di wilayah DKI Jakarta, yang masih berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Dan untuk mengurangi sampah plastik, Pemprov DKI Jakarta banyak melakukan inovasi salah satunya dengan membangun Bank Sampah dan juga kegitana pilah sampah plastik di setiap RW dan Kecamatan. TEMPO/Fardi Bestari
Jakarta Dorong Kepedulian Warga untuk Kelola dan Kurangi Sampah Lewat Retribusi

Pembebasan retribusi diberikan sebagai isentif untuk rumah tinggal yang konsisten memilah sampah sendiri maupun lewat bank sampah.