Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Tradisi Meron dari Sukolilo Pati

image-gnews
Pembukaan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) Tahun Be 1944/2011 di Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo
Pembukaan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) Tahun Be 1944/2011 di Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kecamatan Sukolilo di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, belakangan menjadi perbincangan dan disebut sebagai desa penadah mobil curian. Hal tersebut terjadi setelah seorang bos rental mobil asal Jakarta, tewas dikeroyok warga saat ingin mengambil mobil miliknya. 

Setelah video pengeroyokan bos rental mobil di Sukolilo, Pati viral di media sosial, mencuat kabar bahwa desa Sukolilo memang terkenal sebagai desa penadah kendaraan bodong atau curian. Di media sosial X misalnya, nama desa Sukolilo bahkan menjadi trending topic.

Tak hanya itu, sejumlah titik di Sukolilo ditandai sebagai “Kampung Maling” dan “Desa Penadah” di Google Map. Sejumlah netizen di X membenarkan bahwa banyak kasus serupa yang terjadi di Sukolilo. 

Meski mendapat stigma negatif, terdapat sejumlah tradisi unik di Sukolilo. Tradisi itu bernama Meron. Dikutip dari laman Barata Yuda, Meron merupakan tradisi yang ada di Sukolilo. Meron merupakan tiruan adat Sekatenan menyambut Maulid Nabi Muhammad di Mataram atau Yogyakarta.

Sejarah Tradisi Meron berawal dari Desa Sukolilo yang merupakan Kademangan dibawah kekuasaan Kadipaten Pati Pesantenan. Usai perang, Kesultanan Mataram menumpas perlawanan Adipati Pati, sekitar tahun 1600 sisa-sisa prajurit Mataram yang bertugas di Kademangan Sukolilo tidak pulang ke Mataram namun mesanggrah (beristirahat) di Kademangan Sukolilo.

Para prajurit ingat setiap tanggal 12 Maulud di Mataram menyelenggarakan upacara Sekaten menyambut Maulid Nabi SAW. Para prajurit ijin untuk tidak pulang dengan alasan berjaga-jaga agar tidak terjadi pembangkangan, dan juga menyampaikan permohonan untuk menyelenggarakan upacara Sekatenan di Sukolilo.

Berkat ijin tersebut, Kademangan Sukolilo diperkenankan mengadakan upacara serupa Sekaten setiap tahunnya. Namun tidak lagi menggunakan nama Sekaten tetapi menjadi Meron. Tradisi ini setiap tahunnya dilestarikan oleh masyarakat Sukolilo hingga sekarang.

Dikutip dari laman Budaya Indonesia, upacara tradisi Meron ditandai dengan arak-arakan nasi tumpeng yang menurut masyarakat setempat disebut Meron. Nasi tumpeng tersebut dibawa ke masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara selamatan Prosesi Meron tersebut diikuti oleh aneka ragam kesenian tradisional setempat. Setelah upacara selamatan selesai, nasi Meron kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung.

Dalam arak-arakan acara tersebut, diiring beberapa gunungan yang sangat khas, karena terbagi menjadi tiga bagian.

1. Bagian teratas adalah mustaka yang berbentuk lingkaran bunga aneka warna berisi ayam jago atau masjid. Ayam jago menyimbolkan semangat keprajuritan, masjid merupakan semangat keislaman, dan bunga simbol persaudaraan.

2. Bagian kedua gunungan itu terbuat dari roncean atau rangkaian ampyang atau kerupuk aneka warna berbahan baku tepung dan cucur atau kue tradisional berbahan baku campuran tepung terigu dan tepung. Ampyang melambangkan tameng atau perisai prajurit dan cucur lambang tekad manunggal atau persatuan.

3. Bagian ketiga atau bawah gunungan di tradisi Meron Sukolilo disebut ancak atau penopang. Ancak itu terdiri ancak atas yang menyimbolkan iman, ancak tengah simbol islam, dan ancak bawah simbol ikhsan atau kebaikan.

ANANDA RIDHO SULISTYA | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Identitas dan Peran 10 Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil Dituduh Maling di Sukolilo Pati 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

38 hari lalu

Ratusan warga antusias berebut gunungan Grebeg Maulud yang digelar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Kamis (28/9/2023).  (ANTARA/Luqman Hakim)
Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

Sebelum Grebeg Maulud ini digelar, Keraton Yogyakarta menggelar prosesi awalan mulai dari Miyos Gangsa, Numplak Wajik, dan Kondur Gangsa.


Prosesi Sekaten Solo Sempat Ricuh, Sejumlah Konflik Pernah Terjadi di Keraton Surakarta

42 hari lalu

Suasana Keraton Surakarta, Rabu, 27 September 2023. (TEMPO/Septhia Ryanthie)
Prosesi Sekaten Solo Sempat Ricuh, Sejumlah Konflik Pernah Terjadi di Keraton Surakarta

Keraton Surajarta kerap mengalami berbagai konflik dan kontroversi, terakhir [ada kegiatan Sekaten belum lama ini.


Upacara Sekaten Keraton Surakarta Sempat Ricuh, Bagaimana Sejarah Prosesi Adat Ini?

42 hari lalu

Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan menuju Masjid Agung pada perayaan Grebeg Sekaten 2019 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu 9 November 2019. Pihak Keraton menghadirkan dua pasang gunungan laki-laki dan perempuan untuk diperebutkan warga dalam puncak perayaan Sekaten 2019 dan Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Upacara Sekaten Keraton Surakarta Sempat Ricuh, Bagaimana Sejarah Prosesi Adat Ini?

Upacara Sekaten Keraton Surakarta sempat ricuh, apa yang terjadi?


Inilah Gamelan Sekaten dari Solo dan Yogyakarta, Peninggalan Kerajaan Mataram

42 hari lalu

Niyaga atau penabuh gamelan memainkan perangkat gamelan Kanjeng Kyai Nagawilaga di Panggonan Lor, kompleks Masjid Gede Kauman, DI Yogyakarta, Rabu, 27 September 2023. Dua perangkat gamelan sekaten Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai Guntur Madu ditabuh selama tujuh hari secara bergantian menandai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Inilah Gamelan Sekaten dari Solo dan Yogyakarta, Peninggalan Kerajaan Mataram

Kedua pasang gamelan ini dimainkan secara khusus selama sepekan perayaan Sekaten.


Mengenal Tradisi Sekaten, Harmoni Religi dan Budaya untuk Memperingati Maulid Nabi

42 hari lalu

Para pengrawit menabuh gamelan Sekaten Keraton Surakarta di kawasan Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Senin, 9 September 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mengenal Tradisi Sekaten, Harmoni Religi dan Budaya untuk Memperingati Maulid Nabi

Sekaten telah berlangsung sejak abad ke-15, dilaksanakan sepekan menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW.


Keraton Surakarta Gelar Tradisi Tabuh Gamelan Sekaten, Sempat Diwarnai Insiden

44 hari lalu

Para pengrawit menabuh gamelan Sekaten Keraton Surakarta di kawasan Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Senin, 9 September 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Keraton Surakarta Gelar Tradisi Tabuh Gamelan Sekaten, Sempat Diwarnai Insiden

Sekaten merupakan rangkaian menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini sudah ada sejak Mataram Islam dan Kerajaan Demak.


Mengapa Atlet Olimpiade Berpose Menggigit Medali saat di Podium?

12 Agustus 2024

Mengapa Atlet Olimpiade Berpose Menggigit Medali saat di Podium?

Tradisi menggigit medali Olimpiadeakan terus menjadi simbol kemenangan yang ikonik dan momen yang dinantikan oleh atlet dan penonton di seluruh dunia.


Menilik Keris Lombok yang Mirip dengan Keris Bali, Fungsinya Lebih dari Senjata

23 Juli 2024

Seorang peserta ritual memperlihatkan sebilah keris yang hendak menjalani kegiatan bisoq keris di Desa Kebon Ayu, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/7/2024). (ANTARA/Sugiharto Purnama)
Menilik Keris Lombok yang Mirip dengan Keris Bali, Fungsinya Lebih dari Senjata

Keris Lombok punya ciri serupa dengan keris dari Bali. Kemiripan itu terbentuk melalui jalur akulturasi budaya Kerajaan Klungkung yang masuk ke Lombok


Mengintip Ritual Bisoq Keris Suku Sasak di Lombok, Tidak Sekadar Membersihkan Benda Pusaka

23 Juli 2024

Ketua Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan menggenggam sebilah keris dengan warangka berbalut warna emas dan butiran batu permata sesaat jelang ritual bisoq keris di Desa Kebon Ayu, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/7/2024). ANTARA/Sugiharto Purnama.
Mengintip Ritual Bisoq Keris Suku Sasak di Lombok, Tidak Sekadar Membersihkan Benda Pusaka

Bagi Suku Sasak, tradisi bisoq keris tidak sekadar membersihkan keris, tetapi juga membersihkan hati dan pikiran para pemiliknya.


Kronologi Mobil Rental Milik Burhanis Dibawa Penyewa Hingga Akhirnya Ditemukan di Rumah Polisi di Lamongan

11 Juli 2024

Petugas Polres Jakarta Timur melihat kondisi mobil milik bos rental, Burhanis, yang disita di Mapolres Metro Jaktim, Rabu, 19 Juni 2024. Burhanis tewas dikeroyok di Desa Sumbersoko, Sukolilo, Pati usai diteriaki maling. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
Kronologi Mobil Rental Milik Burhanis Dibawa Penyewa Hingga Akhirnya Ditemukan di Rumah Polisi di Lamongan

Meski sudah melapor ke polisi, Burhanis melacak sendiri keberadaan mobil rental miliknya yang dibawa kabur penyewa. Ditemukan di rumah seorang polisi.