Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah Gamelan Sekaten dari Solo dan Yogyakarta, Peninggalan Kerajaan Mataram

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Niyaga atau penabuh gamelan memainkan perangkat gamelan Kanjeng Kyai Nagawilaga di Panggonan Lor, kompleks Masjid Gede Kauman, DI Yogyakarta, Rabu, 27 September 2023. Dua perangkat gamelan sekaten Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai Guntur Madu ditabuh selama tujuh hari secara bergantian menandai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Niyaga atau penabuh gamelan memainkan perangkat gamelan Kanjeng Kyai Nagawilaga di Panggonan Lor, kompleks Masjid Gede Kauman, DI Yogyakarta, Rabu, 27 September 2023. Dua perangkat gamelan sekaten Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai Guntur Madu ditabuh selama tujuh hari secara bergantian menandai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tradisi Sekaten, yang diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Kota Solo dan Yogyakarta, tak lepas dari kehadiran dua gamelan sakral. Kedua gamelan ini memiliki makna historis dan spiritual mendalam. Di solo, ada gamelan sakral Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari sedangkan di Yogyakarta gamelan sakral tersebut bernama Kiai Guntur Madu dan Kiai Nagawilaga.

Kedua pasang gamelan ini dimainkan secara khusus selama sepekan perayaan Sekaten. Karena dianggap sakral, gamelan ini hanya boleh dimainkan pada saat-saat tertentu. Suara merdu yang dihasilkan dari gamelan Sekaten ini bukan sekadar hiburan, tetapi sarat makna religius yang berkaitan dengan penyebaran agama Islam di tanah Jawa.

Gamelan Sakral di Solo

Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari adalah dua perangkat gamelan sakral yang ditabuh selama tujuh hari berturut-turut sebagai tanda dimulainya perayaan Sekaten di Kota Solo. Tradisi ini berlangsung hingga puncak acara Grebeg Maulud pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pada saat akan dimulainya upacara tradisional sekaten, Gamelan Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari akan dikeluarkan. Kemudian kedua gamelan sakral ini masing-masing akan diletakkan di area Masjid Agung. Tempat tersebut memiliki sebutan Pagongan atau disebut juga Bangsal Sekati, yang berfungsi sebagai bangsal penyimpanan

Dilansir dari laman Keratorn Surakarta, gamelan Sekaten ini dipercaya sudah ada sejak era Kerajaan Demak. Pada zaman dulu, gamelan ini berperan penting dalam penyebaran Islam karena digunakan Sunan Kalijaga untuk syiar. 

Kiai Guntur Sari merupakan nama gamelan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang dibuat pada 1566. Pada 1788 – 1820 Pakubuwana IV membuat sebuah gamelan sekaten dengan volume serta ketebalan yang lebih besar dibandingkan Kiai Guntur Sari. Gamelan tersebut kemudian diberi nama Kiai Guntur Madu.

Gamelan Sekaten Keraton Yogyakarta

Selain di Solo, tradisi penabuhan gamelan saat upacara Sekaten juga hidup di Yogyakarta. Dalam tradisi Sekaten di Yogyakarta, terdapat dua gamelan sakral yang dimainkan, yaitu Kiai Guntur Madu dan Kiai Nagawilaga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun sebelum dimainkan, kedua gamelan tersebut akan dibersihkan terlebih dahulu dan diberi sesaji. Lalu pada 5 Rabiul Awal selepas Isya, barulah kedua gamelan sakral ini ditabuh untuk diperdengarkan dalam kompleks Keraton Yogyakarta sebagai isyarat resmi pembukaan Sekaten.

Gamelan Sekaten Yogyakarta asal muasalnya sama dengan Solo dari Kerajaan Mataram. Menurut laman Kraton Yogyakarta, gamelan Sekaten Kerajaan Mataram terdiri dari dua perangkat yakni Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari yang dibuat pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645).

Sebagai bagian dari Perjanjian Giyanti pada 1755, Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari dibagi masing-masing kepada Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Yogyakarta mendapat Kanjeng Kiai Guntur Madu sedang Surakarta mendapat Kanjeng Kiai Guntur Sari.

Untuk melengkapi Kiai Guntur Madu, Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792), membuat duplikat Kiai Guntur Sari yang diberi nama Kanjeng Kiai Nagawilaga. Setiap kali Sekaten berlangsung, kedua gamelan tersebut selalu diletakkan di Masjid Gedhe. Karena Kanjeng Kiai Guntur Madu lebih tua, gamelan ini diletakkan di Pagongan Kidul, di sebelah kanan Sultan saat beliau duduk di Masjid Gedhe. Sementara Kanjeng Kiai Nagawilaga yang dianggap lebih muda, diletakkan di Pagongan Lor.

WILNA LIANA AZ ZAHRA

Pilihan Editor: Abdi Dalem 2 Keraton Mataram Ikut Tradisi Jenang Suran di Makam Raja Kotagede

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nonton Timnas vs Bahrain, Jokowi: Gondok Banget

1 hari lalu

Wasit Ahmed Al Kaf yang memimpin laga Bahrain vs Indonesia. Tangkapan Layar
Nonton Timnas vs Bahrain, Jokowi: Gondok Banget

Presiden Joko Widodo mengungkapkan kekesalannya menyaksikan laga sepakbola Timnas Indonesia melawan Bahrain semalam.


Usai Wayang Jogja Night Carnival 2024, Belasan Kasus Pencopetan Dilaporkan ke Polisi

4 hari lalu

Gelaran Wayang Jogja Night Carnival di kawasan Tugu Yogyakarta Senin petang 7 Oktober 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Usai Wayang Jogja Night Carnival 2024, Belasan Kasus Pencopetan Dilaporkan ke Polisi

Pencopetan dilakukan dengan merobek tas milik korban saat mereka asyik dan fokus menonton Wayang Jogja Night Carnival


Gaet Wisatawan, Pemkab Bantul Siapkan Ragam Acara di Pantai Selatan sampai Akhir 2024

4 hari lalu

Perhelatan event International Kitesurfing Exhibition 2023 di Laguna Pantai Depok Parangtritis Yogyakarta, Sabtu (26/8). Dok.istimewa.
Gaet Wisatawan, Pemkab Bantul Siapkan Ragam Acara di Pantai Selatan sampai Akhir 2024

Pertunjukan seni tari Sendratari Sang Ratu pada Desember di kawasan Pantai Parangtritis


7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

6 hari lalu

Wisatawan berfoto di depan Istana Buckingham di London, Inggris, 24 Juni 2015. Istana Buckingham memiliki 775 ruangan termasuk 52 kamar tidur anggota kerajaan dan tamu, serta 188 kamar tidur untuk para pekerja. Rob Stothard/Getty Images
7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

Tempat yang terlalu ramai dan objek wisata yang tiketnya harus dibeli berbulan-bulan sebelumnya adalah dua hal yang perlu diketahui sebelum ke Inggris


Barang Ini Sebaiknya Tidak Dimasukkan ke Koper saat Naik Pesawat, Bisa Bocor di Ketinggian

8 hari lalu

Ilustrasi koper. Freepik.com
Barang Ini Sebaiknya Tidak Dimasukkan ke Koper saat Naik Pesawat, Bisa Bocor di Ketinggian

Penurunan tekanan atmosfer di ketinggian dapat menyebabkan botol dan kaleng bertekanan bocor dan mengotori isi koper.


36 Tahun Lalu, Pernikahan 4 Putra Sultan Hamengkubuwono IX di Depan Jenazah Ayahanda

10 hari lalu

Prosesi pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX. Foto: Istimewa
36 Tahun Lalu, Pernikahan 4 Putra Sultan Hamengkubuwono IX di Depan Jenazah Ayahanda

Di depan jasad Sultan Hamengkubuwono IX, empat putra menikah bersama-sama dengan calon istri mereka.


Pegadaian Gandeng Ustaz Maulana Gelar Maulid Nabi: Momentum Teladani Akhlak Rasulullah

17 hari lalu

Ustadz Maulana saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H di Ballroom The Gade Tower, Jakarta Pusat, Senin 24 September 2024. Dok. Pegadaian
Pegadaian Gandeng Ustaz Maulana Gelar Maulid Nabi: Momentum Teladani Akhlak Rasulullah

Pegadaian menggelar Maulid Nabi bersama Ustaz Maulana, mempererat silaturahmi dan ketakwaan insan Pegadaian. Acara ini juga memberikan santunan serta mengajak semua orang meneladani akhlak Rasulullah.


Akhir Pekan di Yogyakarta, IShowSpeed Coba Naik Andong di Malioboro hingga Laku Masangin

18 hari lalu

IShowSpeed mencoba berjalan di antara dua pohon beringin di Yogyakarta. Tangkapan layar Youtube
Akhir Pekan di Yogyakarta, IShowSpeed Coba Naik Andong di Malioboro hingga Laku Masangin

IShowSpeed memulai pengalaman menaiki andong di seputaran Malioboro dan berhenti di Pasar Beringharjo.


Arus Lalu Lintas di Puncak Macet Parah, Polres Bogor: 487 Ribu Kendaraan Melintas selama Libur Panjang

24 hari lalu

Kemacetan di jalur Puncak, Cianjur, Jawa Barat, sudah terhenti selama 18 jam sejak Minggu malam, sehingga petugas melakukan sejumlah rekayasa guna mencairkan antrean, Senin, 16 September 2024. ANTARA/Ahmad Fikri.
Arus Lalu Lintas di Puncak Macet Parah, Polres Bogor: 487 Ribu Kendaraan Melintas selama Libur Panjang

Polres Bogor mencatat selama libur panjang, total kendaraan yang melintas di Jalur Puncak, baik yang masuk maupun keluar mencapai 487.799 unit.


Selama Periode Libur Panjang Maulid Nabi, Penumpang LRT Meningkat 10 Persen

25 hari lalu

Kereta LRT Jabodebek saat melintas dikawasan Halim, Jakarta Selasa 20 Agustus 2024. Mengutip Buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2025, outlook tahun anggaran 2025, subsidi PSO diperkirakan mencapai Rp7.888,3 miliar atau Rp7,88 triliun. Faktor yang memengaruhi kenaikan anggaran subsidi PSO dalam periode 2020-2024 antara lain peningkatan anggaran subsidi PSO PT KAI terutama untuk mendukung LRT Jabodebek. TEMPO/Tony Hartawan
Selama Periode Libur Panjang Maulid Nabi, Penumpang LRT Meningkat 10 Persen

Tercatat KAI melayani 112.834 pengguna LRT Jabodebek dalam rentang waktu 14 hingga 16 September 2024.