Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Insiden Singapore Airlines, Pahami Cara Tetap Aman Saat Turbulensi di Pesawat

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 digambarkan setelah pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, 21 Mei 2024. REUTERS/Stringer
Interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 digambarkan setelah pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, 21 Mei 2024. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa Singapore Airlines yang mengalami turbulensi parah mengingatkan pentingnya menjaga keamanan dan keselamatan selama penerbangan. Termasuk apa yang harus dilakukan saat terjadi turbulensi. 

Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ321 berangkat dari Bandara Heathrow London, Inggris, pada Senin, 20 Mei 2024. Pesawat itu seharusnya mendarat di Singapura, namun pilot meminta pendaratan darurat setelah mengalami turbulensi parah dan dialihkan ke Thailand pada Selasa, 21 Mei 2024 dini hari waktu setempat. 

Akibat turbulensi parah, penumpang Singapore Airlines SQ321 yang kebanyakan berasal dari Australia, Inggris, dan Singapura mengalami luka-luka dan satu orang dilaporkan meninggal dunia. Menurut pernyataan Singapore Airlines, pesawat 777-300ER itu mengangkut 211 penumpang dan 18 awak. 

Penyebab turbulensi

Ada beberapa jenis turbulensi, dan penyebabnya berbeda-beda. Turbulensi gelombang gunung, terjadi ketika angin menerpa gunung dan terdorong ke atas sehingga meninggalkan jalurnya yang terik. Berikutnya turbulensi konvektif yang umumnya dikaitkan dengan badai dan disebabkan oleh naiknya udara hangat.

Ada juga turbulensi udara jernih  yang dapat disebabkan oleh sejumlah faktor dan umumnya lebih sulit diprediksi dibandingkan dua jenis turbulensi lainnya. Namun turbulensi ini juga merupakan jenis turbulensi yang paling mungkin mempengaruhi pesawat terbang. Karena lebih sulit untuk diprediksi, turbulensi ini juga lebih sulit untuk dihindari.

Menurut profesor ilmu atmoser di Unviersitas of Reading, Paul Williams, mengatakan perubahan iklim membuat turbulensi jadi lebih sering dan intens. “Atmosfer semakin bergejolak; akan terjadi turbulensi yang lebih parah di atmosfer," katanya. 

Hal senada juga diungkapkan Thomas Guinn, ketua ilmu penerbangan terapan di Embry-Riddle Aeronautical University. Kedua ahli tersebut mengatakan turbulensi parah sebenarnya meningkat lebih parah dibandingkan turbulensi ringan.

Cara agar tetap aman saat terjadi turbulensi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski pesawat terbang dirancang untuk tahan terhadap kondisi yang berat termasuk turbulensi, saat terjadi turbulensi dapat membuat penumpang dan awak terlempar hingga berpotensi menyebabkan cedera parah. Sebab itu para ahli mengingatkan agar penumpang tetap  duduk dan memakai sabuk pengaman selama penerbangan. “Jika Anda tetap terikat, kemungkinan besar Anda tidak akan mengalami cedera,” kata Thomas Guinn.

Sementara saat turbulensi parah, gerakan vertikal pesawat akan melebihi tarikan gravitasi. Meski sangat jerang, kematian yang disebabkan oleh turbulensi bisa terjadi. “Artinya, jika Anda tidak mengenakan sabuk pengaman, menurut definisi, Anda akan menjadi proyektil. Anda adalah ketapel. Anda akan bangkit dari tempat duduk Anda,” kata Paul Williams.

Selain itu, hindari duduk di bagian belakang pesawat. “Turbulensi akan jauh lebih ekstrem di bagian punggung – termasuk guncangan dan benturan dari sisi ke sisi,” kata CEO AB Aviation Group, David Rimmer. 

TRAVEL+ LEISURE | USA TODAY

Pilihan editor: Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Guru Besar IPB Ungkap Sebab Industri Pesawat Terbang Tak Lanjut Berkembang di Indonesia

21 jam lalu

Acara bedah buku
Guru Besar IPB Ungkap Sebab Industri Pesawat Terbang Tak Lanjut Berkembang di Indonesia

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Didin S Damanhuri, membeberkan alasan industri pesawat terbang tidak lanjut berkembang di Indonesia.


10 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2024, Garuda Masuk?

1 hari lalu

Pesawat Boeing 777-300 dicat dalam desain retro dari Qatar Airways (ANTARA/HO)
10 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2024, Garuda Masuk?

Daftar maskapai penerbangan terbaik di dunia pada 2024, pertama Qatar Always


Kemenparekraf: Maskapai Internasional Buka Rute Langsung ke Indonesia

3 hari lalu

Petugas beraktivitas di dekat pesawat maskapai Super Air Jet nomor penerbangan IU-763 tujuan Jakarta di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, 4 Desember 2021. Super Air Jet resmi membuka rute penerbangan Jakarta-Lombok (CGK-LOP) pulang-pergi sejak 18 November lalu. TEMPO/Nita Dian
Kemenparekraf: Maskapai Internasional Buka Rute Langsung ke Indonesia

Kemenparekraf menyampaikan ada sejumlah maskapai penerbangan yang siap menghadirkan rute penerbangan internasional baru ke Indonesia.


Boeing AS dan Antonov Ukraina Sepakati Kerja Sama Pertahanan

3 hari lalu

Private Jet Villa yang dibuat dari pesawat Boeing 737 bekas di Uluwatu, Bali (privatejetvilla.com)
Boeing AS dan Antonov Ukraina Sepakati Kerja Sama Pertahanan

Perusahaan kedirgantaraan Amerika Serikat Boeing dan perusahaan manufaktur pesawat terbang milik negara Ukraina, Antonov, teken kerja sama pertahanan


Pengolahan Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat, Kementerian ESDM: Secara Teknis Memungkinkan

3 hari lalu

Ilustrasi minyak kelapa untuk  Bioavtur. antaranews.com
Pengolahan Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat, Kementerian ESDM: Secara Teknis Memungkinkan

BRIN menyatakan bahwa kelapa non-standar sudah diakui kelayakannya oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.


Garuda Indonesia Tawarkan Diskon Tiket Pesawat 80 Persen, Dibuka 22 hingga 31 Juli

3 hari lalu

Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 NG dengan tema Pikachu Pokemon. garuda-indonesia.com
Garuda Indonesia Tawarkan Diskon Tiket Pesawat 80 Persen, Dibuka 22 hingga 31 Juli

Garuda Indonesia bersama Bank Mandiri menggelar Garuda Indonesia "Sales Office Travel Fair" (SOTF) 22-31 Juli 2024. Diskon tiket hingga 80 persen.


3 Maskapai Buka Penerbangan Langsung ke Indonesia, Ada dari Korea ke Bali

4 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
3 Maskapai Buka Penerbangan Langsung ke Indonesia, Ada dari Korea ke Bali

Penerbangan langsung dari luar negeri dinilai akan memudahkan wisatawan mancanegara mengakses destinasi wisata Indonesia.


Cerita Penumpang Menginap di Bandara selama Empat Hari karena Penerbangan Delay

4 hari lalu

 Vienna Skye, 25 menginap di bandara Rio de Janeiro, Brasil, selama empat hari setelah penerbangannya ditunda pada Mei 2024 (Instagram/@viennaskye)
Cerita Penumpang Menginap di Bandara selama Empat Hari karena Penerbangan Delay

Penumpang itu mengaku tidak bisa keluar bandara karena maskapai terus-menerus membatalkan penerbangan selama empat hari berturut-turut.


Alasan Layangan Bisa Mengganggu Penerbangan

4 hari lalu

Petugas memeriksa helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat 19 Juli 2024. Helikopter tur wisata dengan nomor registrasi PK-WSP tersebut melakukan upaya pendaratan darurat dan mengalami kecelakaan karena terlilit tali layangan yang mengakibatkan seorang pilot dan empat penumpangnya terluka. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Alasan Layangan Bisa Mengganggu Penerbangan

Helikopter yang jatuh di Bali diduga akibat benang layangan yang melilit mesin. Ini alasan layangan berbahaya bagi penerbangan.


Gangguan IT Global, Sistem Layanan Indonesia AirAsia Berangsur Normal

6 hari lalu

Pesawat Maskapai AirAsia. airasia.com
Gangguan IT Global, Sistem Layanan Indonesia AirAsia Berangsur Normal

Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia memastikan seluruh operasional penerbangan pada Sabtu 20 Juli 2024, mulai berangsur normal.